Chapter 2

17.7K 633 4
                                    

Semenjak kepindahannya, Sam belum pernah melihat Ethan lagi. Menurut Emma, Ethan sedang melakukan perjalanan bisnis ke Perancis selama dua minggu.

"Itu hal yang biasa, Dear. Kau akan terbiasa nantinya. Melihat Tuan Muda membereskan pakaiannya padahal ia baru saja mendarat sejam yang lalu, atau mungkin melihat lampu ruang kerjanya menyala hingga pagi. Ia sering tidak tidur hingga berhari-hari."

Sam berhenti menyiram tanaman, "lalu, kapan dia beristirahatnya?" Emma menarik nafas panjang. "Tidak pernah. Itulah masalahnya. Ia terlalu gila bekerja. Selalu aku menasihatinya untuk mencari pacar, tapi ya......"

"Kenapa?" Tanya Sam penasaran. "Tidak ada yang cocok, katanya. Padahal, setiap kali pesta, setiap kali ada tamu wanita, jika kau melihat mereka... Wanita-wanita itu maksudku, pandangan mereka, cara mereka berbicara dan menarik perhatian Tuan Muda, aku jadi curiga, apa yang dimaksud tidak ada yang cocoknya versi Tuan Muda. Huh...."

"Maksudnya......" "Bukan tidak ada yang cocok. Tuan Muda bisa saja mendapatkan gadis manapun yang dia mau. Wanita mana yang tidak mau pria seperti Tuan Muda, coba. Tampan, masih muda, pintar, kaya raya, memiliki kekuasaan dan masa depan yang sangat cerah. Tuan Muda saja yang tidak mau mencarinya."

Sam segera memalingkan mukanya. 'Siapa juga yang mau pada cowoq seperti dia? Sombong dan arogan. Huh!!!' Sam bergumam.

Emma, kepala pelayan di rumah itu, berusia kurang lebih 50 tahunan. Ia sudah menjadi pelayan di rumah itu semenjak 30 tahun yang lalu, dan ia juga turut membantu Mrs. McPherson merawat Ethan kecil. Karena itulah, hanya Emma saja yang berani menasihati Ethan.

*****

Tugas Sam menyiram tanaman sudah beres dikerjakan. Begitu pula rumah. Ia sudah membereskan. Yang belum hanya...

Sam melihat ke arah dua ekor anjing yang sedang tersenyum ke arahnya. "Memandikan dua anjing ini..."

Sejak minggu lalu, ia sudah mulai berkenalan dengan dua makhluk berbulu ini. Mereka cantik, pintar, dan sangat nakal!!!

Hari pertama membawa mereka ke taman, Sam sudah jatuh ke selokan. Mereka lari, dan Sam ikut terbawa. Akibatnya, ya itu... Jatuh ke selokan.

Hari ke dua, Sam harus setengah mati membujuk mereka pulang ke rumah. Mereka tidak mau beranjak dari tempatnya duduk. Tentu Sam tidak mungkin menggendong kedua anjing itu. Berat mereka paling tidak 30kg. Jika dijumlahkan, 60kg. Belum lagi jika mereka meronta. Akibatnya, Sam baru bisa pulang ke rumah pada pukul 9 malam dan harus merelakan makan malamnya.

Belum lagi dihitung hari-hari selanjutnya. Baju Sam saja sudah tiga yang sobek, belum lagi luka di tangan dan kaki, tulang-tulang yang sepertinya sudah patah semua, serta memar yang sudah tak terhitung lagi banyaknya. Meski demikian, sebenarnya Sam sangat menikmati hari-hari yang harus dilaluinya bersama kedua sahabat barunya ini.

Kini, Sam memandang Jollie dan Cleo. Ia menarik nafas panjang, dan mulai menyemprotkan air ke arah mereka. Dan, mereka melompat ke arah Sam, duduk di atasnya... Seperti yang sudah Sam perkirakan.

Terpaksalah Sam harus menyemprotkan air ke tubuhnya sendiri. Berusaha agar Jollie mau pindah dari atasnya. Dan demikianlah jam-jam yang dilaluinya bersama Jollie dan Cleo.

*****

Empat jam kemudian.

Sam baru saja beres memandikan kedua anjing itu. Mereka sekarang terlihat cantik dan wangi. Sam, jelas!! Seperti tikus got. Tidak ada salah satu pun anggota tubuhnya yang kering.

Sam sedang membereskan peralatan mandi Jollie dan Cleo. "Mandi dulu, kemudian baru makan malam, dan kerjakan tugas sekolah. Yup!!!"

Sam masih mengenakan seragamnya. Hanya saja, ia sudah melepaskan jas sekolahnya. Seragam musim dinginnya terdiri dari kemeja putih lengan panjang yang dibalut dengan jas berwarna biru tua. Untuk bawahan, ia memiliki rok kerah lebar dengan panjang di atas lutut. Roknya pun berwarna biru tua dengan garis kotak-kotak berwarna merah. Kaus kakinya senada dengan warna rok dan jasnya, dengan panjang hingga lutut.

Debt Over Loves (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang