Sam merasa ada seseorang yang mengguncang-guncang badannya. Saat ia membuka matanya, ia melihat Ethan duduk di sampingnya.
"Kita sudah sampai. Bersiap-siaplah." Sam segera terduduk. Saat melihat ke jendela, hari sudah gelap. Mengangguk, kemudian ia menuju kamar mandi.
Kamar mandi, seperti yang diperkirakan, sangat indah. Memiliki bath tub yang juga berfungsi sebagai Jacuzzi, dan juga shower berdiri. Dinding-dinding yang menutupi shower terbuat dari kaca. Di depannya terdapat watafel besar dengan meja marmer berwarna coklat. Cermin besar ada tepat di atas wastafel. Sam segera membenahkan diri.
Ethan yang sudah lebih dulu siap, menunggu Sam di kabin pesawat. Ia sedang membaca dokumen perusahaan ketika Sam menghampirinya.
Sam mengenakan gaun dan perhiasan yang dipilihnya. Gaun itu sangat pas membalut tubuh Sam, ditambah lagi sepasang perhiasan yang indah. Ethan terdiam melihat Sam, kemudian ia tersenyum dan menutup dokumen-dokumen itu.
"Semuanya pas. Gaun dan sepatunya, maksudku. Terima kasih." Ucapnya kikuk. Ethan tersenyum dan berjalan mendekatinya. "Terima kasih kembali. Bagaimana seleraku?"
"Hm..." Sam mengangguk-angguk, "cukup bagus." Godanya. Ethan tertawa, "yah, tentu tak bisa dibandingkan dengan gaun yang kau kenakan di dana sponsor itu. Apalagi dengan jahitan yang kau lakukan sendiri. Itu menambah seni dari gaun tersebut, kau tahu?"
Sam langsung menggeram kesal. 'Kenapa aku tidak bisa mengalahkan dia?!' Geramnya.
Maxim ternyata restaurant yang sangat indah. Memang benar kelas atas. Semuanya serba mewah, dan orang-orang yang ada di sana terlihat... mewah? Kaya? Entahlah, yang pasti kini Sam melirik bingung pada Ethan. Tak ada satu pun kata yang ia pahami dalam menu yang tertulis.
Ethan tampaknya memahami kebingungan Sam. "Biar aku yang memilihkan. Bagaimana?" Sam mengangguk-angguk bego. Ethan segera memesan pastel hati bebek dengan jamur, ayam panggang saus jeruk, dan sup kepiting. Dan Tiramisu akan melengkapi makan malam hari ini sebagai penutupnya.
"Ini untuk merayakan kerja sama yang berhasil kutangani, dan dana yang tentunya akan sekolahmu dapatkan." Sam menatap Ethan. "Ini karena aku memang berhasil mengalahkan Ashley, atau karena hubungan kita?"
"Karena kau memang mengalahkannya. Aku tak mengerti mengapa Rosewood mengirimkan dia sebagai wakil. Menurutku, dia bahkan tak mempunyai kemampuan."
Sam merenggut, "kau tahu, ada sesuatu yang orang tak bisa kalahkan selain otak?" Ethan menatap Sam. "Uang dan koneksi, Mr. McPherson. Kau terlalu kaya dan berkuasa hingga dua hal ini kau lupakan."
Makan malam itu memang sangat nikmat. Dalam hati, Sam mau tak mau mengakui selera Ethan yang memang berkelas. Dan dalam hati pula, ia menyadari perbedaan yang ada pada dirinya dan Ethan.
Ethan pintar dan berkelas. Dirinya hanya anak seorang pengusaha bangkrut. Ethan terlihat biasa dengan suasana Maxim yang terlihat mewah, sementara Sam, dia bahkan tak bisa membaca menu. Ethan terlihat berwibawa ketika berjalan dan berbicara, sementara Sam seperti anak kecil yang tersesat di istana. Melihat gayanya makan, sikapnya yang biasa saja dilayani oleh seseorang, Sam melihat Ethan sangat jauh dari jangkauan.
Mereka sampai di rumah sekitar pagi hari. Ethan memang benar, untung Sam sempat tidur di pesawat tadi. Dan sesuai janjinya, Ethan membantu Sam mengerjakan tugasnya. Mereka berdua bekerja hingga pagi hari. Ethan sendiri yang mengantar Sam ke sekolah, kemudian pergi kerja.
*****
Libur musim dingin akan datang sebentar lagi. Sementara semua siswa sedang merencanakan liburan mereka, Sam sedang merencanakan akan kerja dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debt Over Loves (COMPLETED)
Romansa"Hah?! Yang bener aja!!!!" Kiara Percy menjerit. "Ssstt.... Kau mau membunuhku? Dengan suara sekeras itu, semua orang bakalan tahu kalau aku bekerja." Samantha Jones mendesis keras. Kiara melihat ke sekelilingnya, semua orang hanya memandang sekilas...