Ethan sedang berbicara dengan Luc, ketika Maureen menyerbu masuk ke dalam kantor.
"Kalian berdua memang pasangan yang serasi!! Aku tak mengerti, mengapa kalian begitu keras kepala?!" Teriak Maureen. Ia melemparkan tas tangan berikut tubuhnya ke sofa.
"Well, selamat sore untukmu juga, Maureen." Luc menatap gadis itu dengan cengiran lebar.
"Kau!!" Jari Maureen menunjuk Ethan. "Aku mulai lelah dengan ini!! Dan berhubung aku yang memulainya, aku juga yang harus menyelesaikannya. Tapi sampai kapan?! Aku tidak mau menghabiskan masa mudaku hanya untuk menjadi mak comblang!!"
Luc mengangguk-angguk setuju. Seringainya semakin lebar. "Kurasa kita sedang membicarakan Sam."
Ethan masih terdiam, tidak menunjukkan reaksi apa pun. Maureen mulai bangkit dan berkeliling di kantor Ethan. "Sudah jelas kalian saling mencintai. Ethan, kau berubah sejak Sam pergi. Kau menutup diri, menjadi workaholic, sering melamun sambil memeluk sweter rajutan Sam, sering menyusuri gaun yang kau belikan untuknya. Jangan mengelak, karena aku tahu itu!!"
"Sudah jelas aku menyukai pembicaraan ini." Luc menepuk bahu Ethan sambil tertawa kecil, "lanjutkan, Maureen. Bagaimana kepergianmu kali ini ke desa nelayan?"
"Desa nelayan? Kau pergi menemui Sam?" Ethan baru mengeluarkan suara.
"Dan Sam!!" Maureen mengacuhkan pertanyaan Ethan. "Ia bahkan mengumpulkan setiap artikel mengenai E.A.J. Corporation. Demi, Tuhan, ada apa dengan kalian berdua?!" Teriak Maureen setengah frustasi.
Ethan menyipitkan kedua matanya. "Sam mengumpulkan artikel mengenai E.A.J. Corporation?"
"Tidak hanya mengumpulkan. Ia menempelkannya, mengurutinya sesuai tanggalan, dan menggaris bawahi point-point penting. Mau tahu lebih jauh, tiap kali namamu dicantumkan sebagai CEO, ia menghighlightnya!!"
"Dia menghighlight namaku?" Tanya Ethan perlahan. Maureen mengibaskan tangannya kesal. "Dia jelas mencintaimu, idiot!! Kalau tidak mengapa dia tidak mau meninggalkanmu dua tahun yang lalu? Aku harus memberikan ultimatum padanya."
Ethan meletakkan berkas di tangannya. "Lalu, mengapa dia tetap meninggalkanku?" Desisnya. Ia meletakkan kedua tangganya di meja dan menunduk.
"Itu karena.... Itu karena aku membohonginya!! Aku bilang jika Mr. Jones sakit keras, dan tidak ada yang merawatnya." Maureen putus asa. Ia terduduk kembali di sofa.
Ethan mengangkat kepalanya. "Luc!" Ia berbalik menghadap Luc, "apa jadwalku hari ini?"
Luc membuka organizer yang disampul kulit abu. "Well, mari kita lihat. Hmm, jadwalmu cukup padat. Disini tertulis jika sejam lagi kau harus bert..." "Cancel semuanya. Dan siapkan pesawatku. Aku hendak ke desa nelayan."
Luc menjetikkan jarinya. "Semua akan siap sepuluh menit lagi. Dan, Maureen? Good job!! Aku sendiri mulai lelah dengan keadaan ini." Luc mengacungkan jempolnya pada Maureen yang tergagu melihat reaksi Ethan.
"Kau tidak mengetahui jika Sam mencintaimu?" Maureen berkata perlahan.
*****
Ethan sudah siap berangkat sepuluh menit kemudian.
Luc menatap kepergian pesawat itu dengan tersenyum. "Kau tahu, aku menyukai akhir yang bahagia."
Maureen menatapnya dengan tersenyum, "aku juga. Semoga Ethan bisa meyakinkan Sam. Karena aku tak bisa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Debt Over Loves (COMPLETED)
Romance"Hah?! Yang bener aja!!!!" Kiara Percy menjerit. "Ssstt.... Kau mau membunuhku? Dengan suara sekeras itu, semua orang bakalan tahu kalau aku bekerja." Samantha Jones mendesis keras. Kiara melihat ke sekelilingnya, semua orang hanya memandang sekilas...