Ethan merasa kepalanya pening. Saat ia memutuskan untuk pulang, Andrea mendatanginya. "Aku sudah menunjuk Frank Routledge datang mewakilimu dalam pesta pendanaan."
Ethan mengangguk dan mengibaskan tangannya dengan cuek. "Terserahlah." Andrea memandang sedih. "Kau memikirkan dia?" Tanya Andrea. Ethan tak menjawab. Sesungguhnya ia memang memikirkan Sam dan kejadian beberapa waktu lalu.
'Pertandingan. Pertandingan apa sebegitu pentingnya.' Lamun Ethan. Andrea menarik nafas panjang. "Apa kau ingin melihatnya, Ethan?"
"Aku sedang tidak ingin mengobrol, Andrea." Ethan membalikkan badannya. "Kau tahu, aku tidak bisa berbohong padamu." Andrea menukas dengan pelan.
"Berbohong?" "Kau tahu acara pendanaan hari ini? Itu bukan acara pendanaan amal, tapi pendanaan sekolah. Sekolah yang kita pilih adalah antara sekolah Rosewood, atau St. Patcrik. Dan yang kudengar, Sam lah yang mewakili St. Patrick."
Ethan terdiam. 'Pertandingan mencari sponsor untuk sekolahnya. Sam menjadi wakilnya?' Kini semuanya sudah menjadi jelas. "Kapan pertandingan tersebut berlangsung?" Tanyanya segera mematikan komputer dan mengambil jasnya.
"Jam 20.00. Kalau cepat datang, hanya telat setengah jam saja." Andrea memperhatikan Ethan.
"Aku akan datang." Ethan kemudian pergi, meninggalkan Andrea sendirian. "Yah, kuharap aku melakukan hal yang benar." Senyum Andrea dengan pahit.
*****
Pertandingan itu berlangsung berat sebelah. Kesal sekali hati Sam. Sepanjang jalan, Frank menanyakan hal yang sangat mudah pada Ashley dan sangat sulit pada Sam. Parahnya lagi, Drave tidak berada di sana karena hal ini hanya antara peserta dan pihak sponsor.
Ashley pun sangat sombong. Ia seperti hendak menunjukkan pada Sam jika hubungan mereka sangat akrab. Dan sudah dapat dipastikan Sam akan kalah.
Sebenarnya, dalam hati Frank jelas akan memilih Sam. Sam jauh lebih pintar. Meski diberikan pertanyaan sulit, Sam masih bisa menjawab beberapa persoalan. Sayangnya, kemarin Mr. Francis segera menghubunginya setelah mengetahui jika dia yang akan menjadi juri untuk pertandingan kali ini.
"Anakku harus menang, Frank. Kau tahu kan, betapa sekolah tergantung padanya?" Dan Frank terpaksa mengiyakan, menjanjikan Ashley yang akan memenangkan pertandingan.
'Kenapa Ethan memilih orang ini sih sebagai wakil?! Duh, kesal sekali. Ingin sekali aku membalasnya. Oh, apa yang harus kulakukan?!" Ingin rasanya saat itu Sam menghajar Ashley dan Frank.
Setelah pertanyaan kesekian, seseorang memanggil Frank. "Tunggu sebentar." Ucapnya pada kedua gadis itu. Frank pun meninggalkan mereka.
Setelah Frank pergi, Ashley memandang remeh pada Sam, "sudah kubilang. Kami yang akan memenangkan dana kali ini. Kau menyerahlah." Ia tertawa sinis.
Sam hanya terdiam mendengar hal tersebut. 'Salah sendiri. Siapa suruh aku sombong begini.' Keluhnya.
Tak berapa lama kemudian Frank kembali, "mohon maaf, nona-nona. Akan ada orang lain yang menggantikanku, jadi tugasku di sini sudah selesai. Untuk pertanyaan selanjutnya beliau yang akan menggantikan."
Seketika itu muka Ashley menjadi pucat, "tapi, Paman..." "Maaf. Tapi aku tak bisa apa-apa lagi. Kedudukannya jauh di atasku, Ashley." Sam tersenyum senang. 'Setidaknya ada harapan menang. Siapa lagi wak...'
Dan lamunannya terputus melihat sosok pria yang tanpa ia sadari sangat ia rindukan. "Ethan..." Ucapnya pelan.
Ethan menghampiri mereka. Ia terlihat sangat tampan. Ia mengenakan jas putih dengan kemeja hitam. Hati Sam langsung berdebar keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Debt Over Loves (COMPLETED)
Romance"Hah?! Yang bener aja!!!!" Kiara Percy menjerit. "Ssstt.... Kau mau membunuhku? Dengan suara sekeras itu, semua orang bakalan tahu kalau aku bekerja." Samantha Jones mendesis keras. Kiara melihat ke sekelilingnya, semua orang hanya memandang sekilas...