Setelah lima jam berkutat dengan gulungan woll, terdengar bel berbunyi. Sam segera membereskan hasil karyanya dan bangkit untuk membuka pintu.
Maureen Clay, berdiri dengan anggunnya di depan pintu. Ia menggulung rambutnya hingga terkesan santai dengan beberapa untaian rambut sengaja dilepaskan. Ia mengenakan kemeja coklat dan rok tanggung serta sepatu bot dengan warna yang senada. Ikat pinggang mungil tergantung di pinggangnya.
"Ehm, Ethan sedang tidak berada di sini." Maureen mengedipkan matanya yang dimake up smoke eyes coklat. "Aku tahu. Dia di Belgium untuk menemui Mr. dan Mrs. McPherson. Aku terbang dari Swiss untuk menemuimu."
Maureen segera mendorong bahu Sam dan melangkah maju. "Aku hendak minum lemon tea, jika kau tak keberatan."
Terkejut mendengar Maureen, Sam melangkah mundur, dan menyilakan Maureen untuk ke ruang tamu pribadi.
Ruangan tersebut terletak di lantai satu, dan memang sangat nyaman. Bagian kiri dari ruangan tersebut sepenuhnya kaca, hingga siapa pun dapat mengagumi keindahan taman. Jika malam tiba, gorden kuning cerah akan menutupi jendela besar. Di tengah ruangan, terdapat satu set sofa berwarna senada, namun lebih lembut. Di tengah sofa, tidak terdapat meja, melainkan karpet dengan bulu yang tebal dan lembut.
Setelah membuatkan lemon tea, Sam duduk di hadapan Maureen, yang mengangguk ketika melihat lemon tea. "Terima kasih. Aku akan langsung ke pokok permasalahan saja."
Maureen melihat ke dalam mata Sam, "tinggalkan Ethan." Sam terperangah mendengar ucapan Maureen.
"Jangan berpura-pura bodoh. Kau cinta Ethan. Aku tahu, semua orang tahu. Tapi tinggalkan dia. Demi Tuhan, kalian tidak cocok sama sekali. Coba lihat ke dalam dirimu, siapa kamu? Seorang gadis miskin yang bahkan berutang."
Melihat reaksi Sam, Maureen segera memotong, "oh ya, aku tahu tentang hutang 100 juta dollar itu. Bukan dari Ethan, aku menyewa seorang detektif swasta." Maureen menjelaskan dengan singkat.
"Dari situ dapat kau lihat. Kau berbeda 100 juta dollar dengan Ethan. Bagi kami, 100 juta dollar memang jumlah yang besar, tapi tidak sebesar itu. Bagimu, tentu itu jumlah yang Luar Biasa Besar." Maureen menekankan tiga kata terakhirnya.
"Pernahkah kau melihat 100 juta dollar, memegangnya? Aku bukan hanya melihat, memegang, Aku menghabiskannya." Maureen terdiam untuk melihat reaksi Sam.
Sam hanya terdiam mematung, tidak menunjukkan rekasi apa pun. Maureen memajukan tubuhnya, "tinggalkan dia."
Sam menggeleng, "tidak, aku punya hutang, dan aku harus membayarnya. Aku tidak akan lari."
"Seperti ayahmu?" Maureen tertawa renyah. "Aku punya cadangan, aku tahu dimana ayahmu."
Sam menatap Maureen, "kau tahu dimana ayahku?" "Yah, aku bahkan akan menyiapkan tiketmu, dan semua yang kau butuhkan untuk menemui ayahmu, asal kau meninggalkan Ethan Untuk Selamanya."
Sam menggeleng, "tidak. Aku akan mencarinya sendiri." Maureen membelalakkan matanya. "Hei! Apa kau pikir itu hal yang gampang? Aku menghabiskan uang yang cukup banyak hanya untuk mencari ayahmu. Detektif yang kusewa, bukanlah orang biasa. Coba saja kau cari, kujamin dalam 1000 tahun pun tidak akan kautemukan."
Sam menarik nafas panjang. Melihat reaksi Sam, Maureen menambahkan, "begini perjanjian kita. Kau tahu kau mungkin akan mengalami kesulitan dalam membayar hutang itu, belum lagi ditambah biaya tinggalmu, biaya kuliahmu, dan sebagainya. Hutangmu bukan hanya tidak berkurang, tapi malah bertambah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Debt Over Loves (COMPLETED)
Romance"Hah?! Yang bener aja!!!!" Kiara Percy menjerit. "Ssstt.... Kau mau membunuhku? Dengan suara sekeras itu, semua orang bakalan tahu kalau aku bekerja." Samantha Jones mendesis keras. Kiara melihat ke sekelilingnya, semua orang hanya memandang sekilas...