Part 9

102 10 2
                                    

Gringgg... gringgg.. gringggg..

Bel istirahat sekaligus pertanda pelajaran bahasa indonesia hari ini selesai.

"Ok, anak anak sebelum istirahat ibu akan bagikan kelompok untuk tugas kalian" kata ibu guru. Sedangkan siswa siswi lain mendengus kesal, karena jam istirahat mereka di tunda.

"Anak anak, proyek kali ini salah satu proyek penentu nilai kalian" kata ibu guru begitu mendengar ocehan kesal siswa siswi. Seketika ruangan menjadi hening. Tentu saja perkataan ibu guru barusan yang membuat mereka terdiam, memangnya siapa yang mau nilainya jelek dan tentu saja proyek kali ini merupakan proyek penentu yang nantinya mempengaruhi nilai mereka, jadi dari pada mendapat nilai jelek, di marahi ortu and di beri hukuman lebih baik nurut aja.

"Ok, ibu akan membagi kelompok, tapi bukan berdasarkan absen, tapi berdasarkan kemampuan, dari masing masing kelompok kalian, akan ibu sisipkan beberapa orang yang rajin dan juga sering mendapat nilai yang memuaskan, jadi proyek ini juga dapat membuat kalian dapat belajar dari mereka, dan juga selain itu pastinya akan mempermudah proses pengerjaan proyek kalian" kata ibu guru.

"Ok, ibu akan langsung membagikan kelompok, kelompok pertama Andi, Rima, Nisa, Yana, dan Bagas... " ternyata yana berada di kelompok pertama, yahh.. aku nggak barengan sama dia.

"Kelompok dua, Kirana, Diva, Gio, Andra, dan Davian.." what?!! Aku sekelompok bareng Vian? Aaaaahhh.. i'm so happy, rasanya ingin terbang tentu saja ternyata tuhan sedang berpihak padaku, yah.. dia memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa memperjuangkan vian, oh.. thank's god.

"Ok, ibu harap kalian akan membuat proyek yang bagus dan memuaskan, sekian. Assalamu'alaikum.." kata ibu guru lalu segera keluar.

Setelah ibu guru keluar seluruh penghuni kelas segera berkumpul bersama teman teman kelompok mereka untuk mendiskusikan tugas, begitupun aku dan kelompokku.

"Ok, nanti buat tugasnya di mana?" Tanya Diva.

"Hmmm... gimana kalau di rumah Gio" usul Andra.

"Kayaknya nggak bisa deh, soalnya rumah gue lagi kedatangan keluarga besar, ntar bukannya ngebuat tugas malah di ganggu sama keponakan keponakan ajaib gue" kata Gio.

"Yahhh.. trus dimana dong?" Tanya Diva lagi.

"Mending di rumah gue" terdengar suara datar yang sedari tadi hanya diam, yap.. itu vian. And what? Dia bilang di rumahnya? OMG, god kamu benar benar baik, engkau kasih lagi kesempatan lainnya buatku. Tentu saja dengan membuat tugas di rumah Vian kesempatan mendekatinya akan lebih besar.

"Ok, deal, jadi di rumahnya Vian. Vian nanti lu bbm'in alamat lu buat kita kita, ntar hari minggu kita ngumpul di rumah lu" Kata Andra. Sedangkan vian hanya menganguk.

***

Hari ini adalah hari yang ku tunggu tunggu, tentu saja hari ini aku akan pergi ke rumah vian, meskipun hanya untuk mengerjakan tugas kelompok, tapi setidaknya dia mau mengajakku.

Persiapanku untuk hari ini sangat banyak, mulai dari pakaian, daftar percakapan yang ku hapal untuk ngobrol dengannya, huftt.. memang terdengar berlebihan tapi menurutku itu sangat well sulit.

Sekarang aku dalam perjalanan ke rumah vian, tiada henti hentinya aku tersenyum, memikirkan tentang vian, memang terlihat gila tapi mau bagaimana lagi, vian yang membuatku seperti ini, well aku tidak menyalahkannya tapi aku malahan ingin berterima kasih kepadanya karena membuatku untuk pertama kalinya merasakan rasa nyaman sekaligus menyesakkan ini.

Sekarang aku telah sampai di rumah vian, tadi saat di depan pagar aku telah di tunggu seorang maid, maid itu dengan sopan mengajakku masuk, rumah megah besar bernuansa klasik, saking besarnya hingga terlihat seperti mansion, rumah itu berwarna coklat, coklat yang menuju ke warna pohon, saat mememasuki pagar mata akan di suguhkan nuansa eropa yang kental, yah.. di halaman rumah terdapat beberapa patung yang sering aku lihat di beberapa pameran museum eropa yang di liput ke publik, selain itu terdapat air mancur besar dengan pahatan bunga yang menjalar di sisi sisinya.

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang