Part 12

73 7 4
                                    

Matahari menembus celah gorden, menerangi beberapa bagian yang tidak tertutup secara sempurna di kamar bernuansa putih gading itu, sedangkan sang pemilik hanya duduk termenung di meja belajarnya, sambil menatap buku yang menjadi curahannya yah.. sang diary. Yahh.. dia adalah Kirana.

Sedari tadi ia telah terbangun dari tidurnya, yah.. semalaman ia tidak tidur dengan nyenyak karna memikirkan kejadian yang akhir akhir ini di alaminya, hingga akhirnya ia mencurahkan perasaan ke buku diarynya itu. Walaupun tidak banyak membantu, tapi ia sedikit lega karena ada tempat yang dapat menjadi pelampiasannya, atas masalah yang dialaminya.

Gringggg.. gringgg... gringggg... gringggg..

Beker di narkas sebelahnya berbunyi nyaring, membangunkannya dari hayalan, yah.. sebelumnya ia menyetel beker untuk membangunkanya agar ke sekolah. Diapun mendesah malas, lalu segera meraih beker itu dan mematikannya. Degan malas ia bejalan ke tempat gantungan dan meraih handuk, lalu masuk ke kamar mandi.

***

Kirana berjalan menyusuri koridor koridor menuju ke kelas, sesampainya di kelas iapun segera menuju tempat duduknya dan meletakkan tasnya sembarang di atas mejanya. Iapun ikut duduk di bangkunya dan segera menenggelamkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan lengannya di atas meja, masalahnya sudah cukup banyak hingga ia sangat lelah, hingga semalaman tidak dapat tidur, tidak beberapa lamapun ia terlelap.

Brukk...

Kirana terbangun dari tidurnya saat sesuatu mendarat di kepalanya.

"Aduhhh... sstt.. sakit.." katanya sambil memegang kepalanya yang terasa nyeri akibat benda yang mengenainya.

"Kirana!!! Siapa suruh kamu tidur di kelas?! Ini jam pelajaran bukan jam tidur!!" Kata ibu mega, guru yang mengajar ekonomi di kelas mereka sambil menatap garang ke arahnya.

"Hah?.." jawabnya bingung. Iapun melihat sekelilingnya yang sedang menatap ke arahnya, ternyata sedari tadi ia ketiduran hingga tidak sadar guru telah memulai pelajaran, iapun menatap ke arah tempat duduk yana, ternyata yana tidak masuk, yah.. jika yana masuk atau berada dalam kelas maka ia akan membangunkan kirana, jadi karena tidak ada yana ia bernasip sial.

"Kirana!! Apa kamu mendengar saya?" Kata ibu mega membuat kirana tersadar dari pikirannya.

"Yah??.." tanyanya bingung.

"Sebagai hukuman kamu pergi ke perpustakaan dan buat ringkasan 2 bab, setelah itu di kumpul setelah bel pulang" kata ibu mega dengan wajah sangar.

"Ii.. ia bu" jawab kirana, lalu segera beranjak keluar.

Sial benar hari ini, udah nggak bisa tidur, ketiduran di tempat yang salah, di semprot sama ibu mega, trus di hukum.. huffttt.. malangnya nasibku. Batin kirana sambil mendengus kesal.

Iapun berjalan menuju ke perpustakaan, yang berada di gedung sebelah lantai dua, sesampainya di depan pintu masuk ia segera melangkah dan menyusuri rak rak tinggi yang terdapat banyak buku, di dalam sini berbau pengap, bau khas tempat buku, iapun berjalan ke rak bagian pelajaran ekonomi dan segera mengambil buku yang di perlukannya.

Setelah mendapat bukunya ia segera berjalan ke tempat yang di buat khusus untuk membaca di perpustakaan, tempat itu terletak di bagian yang paling dalam perpustakaan hingga membuat tempat itu sangat terlihat agak menyeramkan karena terlalu terpojok, sebenarnya di perpustakaan ini terdapat beberapa tempat yang di sediakan untuk membaca selain tempat itu, tapi karena kirana lebih sering menyendiri akhirnya tempat ini menjadi tempat favoritnya, karena jarang ada murid yang mau membaca di tempat ini.

Iapun mulai mengeluarkan buku serta peralatan tulisnya, lalu mulai menulis setiap garis besar yang berada pada buku tebal itu. Tidak beberapa lamapun kirana menyelesaikan tugasnya, dilihat jam yang berada di dinding perpustakaan menunjukkan ia menyelesaiakan tugasnya selama kurang lebih setengah jam, yah.. kirana adalah gadis yang cerdas hingga untuk menyelesaikan tugasnya tidak butuh waktu lama.

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang