Part 4

135 10 5
                                    

Hari ini seperti biasa aku pergi ke sekolah, saat ini aku sedang berjalan di koridor menuju kelas, yah.. sambil merenungkan kejadian yang sangat menyakitkan kemarin, yah.. meskipun vian masih dingin sama aku, tapi aku tetap akan berusaha dan perjuangain cinta aku! Wiss udah seperti kampanye presiden aja hehe.

Akupun memasuki kelas dan saat berada dalam kelas ku edarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas dan tatapanku berhenti tepat di sosok yang sedang duduk sambil memasang earphone di kupingnya, Davian.. aku tersenyum memandanginya, lalu akupun berjalan ke bangkuku dan meletakkan bokongku. Lalu setelah itu yang aku lakukan hanya mengamati vian, yah.. mumpung di kelas cuman kita berdua jadi aku bisa bebas mengamati dan mengagumi vian.

Tidak lama kemudianku lihat Ninda yah, siswi terpopuler di sekolah ini yang juga pernah nembak vian, aku kesal melihatnya mendekati vian.
Ngapain sih dia ke sini? Kan kelasnya bukan di sini? Batinku kesal.

"Hai" sapa ninda dengan wajah sok manis. Lalu aku lihat vian meliriknya lalu mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya mau apa?

"Hmm.. to the point saja, seperti yang pernah aku bilang aku bakalan buat kamu jadi pacarku, so sekarang aku bakalan nanya lagi sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?" Kata ninda sok.
Wah kayaknya otak nih cewek udah miring dehh.. udah di tolak masa masih nggak ada malunya, Di tolak lagi baru tahu rasa. Batinku.

"Well, apa alasan sampai lu yakin kali ini gue bakalan nerima lu?"tanya vian dingin.
Kenapa ngak langsung di tolak aja sih. Batinku was was.

"Well, aku dengar kemarin ada cewek yang berusaha dekatin kamu, and kamu nggak suka sama dia, so.. aku nawarin ke kamu kalau kita pacaran aku jamin cewek itu ngak bakalan deketin kamu lagi, and kamu tau aku bisa lakuin apa aja termaksud mem-bully tuh cewek" jelas ninda membuat ku mematung di tempat, jadi persoalan kemarin udah tersebar?
Vian aku mohon jangan terima. Batinku.

"Well, gue tertarik sama penawaran terkhir lu, mem-bully tuh cewek kayaknya bakalan menyenangkan. Gue terima tawaran lu" jawab vian membuatku mematung di tempat.

Vian sekarang pacaran dengan ninda, tapi bukan itu yang aku pikirkan, vian pacaran dengan ninda karena ia ingin mem-bullyku, segitu bencikah dia hingga ia tega seperti itu padaku?

Tiba tiba, aku merasakan sesak di dadaku, amat dangat sesak akupun segera berlari keluar kelas dan menuju ke toilet perempuan dan masuk ke salah satu biliknya. Aku memegang dadaku yang sesak sambil menangis, akupun segerah meronggoh inhaler yang berada di sakuku saat aku merasakan udara yang berhenti memasuki paru paruku.

Setelah merasa baikan akupun hanya duduk termenung di bilik hingga cukup lama, menatap nanar ke arah depan.
Segitu becinya dia ke aku? Hingga dia melakukan hal itu? Batinku.

***

Sekekarang aku di UKS tentu saja aku tidak mungkin masuk ke kelas dengan wajah yang luar binasa kayak sekarang, mata sembap, ingus yang kutarik tarik karena selalu berusaha keluar di tambah hidungku yang memerah, sungguh tragisnya, menangis hingga wajahku berubah 180 derajad.

Huff.. tiba tiba kurasakan sesuatu yang bergetar di sakuku, akupun meronggoh hand phone ku yang bergetar.

Saat ku buka ku lihat beberapa pesan dari yana yang menanyakan keberadaanku, ahh... aku lupa memberitahunya. Ku buka satu persatu pesan yana yang tidak masuk akal itu.

From My BF yana :

Oiii ran, lu di mana sihhh... masa ada tasnya tapi orangnya kasat mata...

Emangnya aku hantu apa pake kasat mata. Batinku lalu menggeleng.

From My BF yana :

Ran, kok ngak di bales sihh..

Di mana sih lu, udah di cari di seluruh penjuru sekolah, bahkan di bawah batu gak, ketemu" malahan ketemu sama cacingg" yang iuhhh iuhhh

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang