Part 11

92 10 4
                                    

AUTHOR POV

Sinar matahari mengintip di balik celah jendela, menyinari wajahnya hingga akhirnya dia mengerjapkan mata berusaha menyesuaikan pengelihatannya. Seperti biasa dia bangkit dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap siap.

Sekarang ia tengah berada di ruang makan, ruangan yang bertema klasik, dan juga terdapat beberapa maid yang sedang melayaninya.

Setelah selesai sarapan iapun bergegas ke sekolah menggunakan mobil mewah berwarna hitam.

"Ini tuan kuncinya" kata seorang maid menyerahkan kunci mobil ke arahnya. Dia mengambilnya dan langsung segera memacu mobil itu keluar.

Sesampainya di sekolah ia segera memarkirkan mobilnya itu di tempat kosong dan segera menuruni mobilnya. Seperti biasa tatapan memuja dari siswi siswi yang menatapnya, yah.. dia sudah terbiasa mendapat tatapan seperti itu, karena wajah tampan serta kekayaan keluarganya yang menambah nilai pluss.

Dia berjalan mengabaikan tatapan tatapan memuja itu, dan menuju ke kelas, sesampainya di kelas ia segera duduk di tempat duduknya.

"Hi sayangg.." tiba tiba seorang wanita datang dan bergelayut manja di lengannya. Yah.. Ninda dan hal itu membuat Davian risih, yah.. semenjak ia menerima penawaran dengan gadis itu, hal inilah yang menjadi rutinitasnya. Saat ninda berusaha menarik perhatiannya, Vian hanya memutar matanya dan berusaha tidak menghiraukan gadis yang sedang dengan semangatnya berbicara panjang lebar.

Ia kemudian hanya duduk diam, tanpa sengaja tatapannya, teralih ke seorang gadis yang memasuki kelas, gadis manis berambut panjang, yah.. Kirana, gadis yang memiliki wajah yang mirip dengan sosok gadis yang dicintainya, yang selalu ada dalam mimpi mimpinya dan juga gadis yang telah tiada, yah.. gadis itu adalah Nirana dan telah meninggal hal itu selalu membuatnya selalu berfikir bahwa itu adalah kesalahannya.

Hanya saja Kirana, adalah gadis yang sangat di bencinya, karna dia berfikir gadis itu selalu berusaha mengambil yang di miliki oleh Nirana, sosok yang di cintainya itu bahkan semua yang sekarang dimiliki Kirana, di pikirnya adalah milik Nirana.

Gadis itu sampai kapanpun akan selalu ku benci, dan akan selalu seperti itu. Batin Vian. Aku akan selalu membuatnya menderita, karena semua hal yang di milikinya adalah hasil rampasan dari saudarinya sendiri, seharusnya dia yang pergi bukan Nirana, seharusnya semua itu bukan untuknya. Pikir Vian mulai emosi.

Lihat saja sampai kapanpun kamu akan aku buat menderita, bahkan aku akan membuatmu membenci dirimu lebih dari apapun, aku akan membuatmu bahkan memikirkan segera pergi, tunggu saja saat itu dan aku adalah orang pertama yang sangat bahagia saat melihat penderitaanmu.

Kamu, kamu adalah yang paling ku benci, saat kamu mengambil memua hak milik Nirana, apa kamu tidak berfikir dia adalah saudari kandungmu? Aku akan membuat kamu menyesal dengan apa yang telah kamu ambil.

Aku akan buat setiap hal di dalam hidupmu hancur, hati bahkan ragamu akan kubuat menderita, ..

Aku akan membuatmu membayar yang telah kau perbuat, tunggu sampai saat itu. Batin vian.

***

Gringg gringg gringgg...

Bel istirahat berbunyi, siswa siswi mendesah lega, seakan beban yang sedang dipikul di angkat dari pundak mereka. Banyak siswa siswi yang melakukan kegiatan mereka masing masing, mulai dari membentuk kelompok, baik untuk bercerita ataupun belajar, ada yang duduk sambil membaca buku, ada yang sibuk dengan handphonenya bahkan ada yang telah keluar dari kelas entah ke kantin atau ke perpus.

Sedangkan vian ia tengah duduk sambil mendengar ocehan ninda yang tiada hentinya, yah.. sekarang ia tengah berada di sebuah ruang kelas kosong yang tidak di pakai lagi, tempat ini adalah tempat para siswa siswi populer menghabiskan waktu mereka di sekolah, baik untuk istirahat ataupun bolos.

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang