Part 1

491 18 10
                                    

KIRANA POV

Senyuman menghiasi wajahku pagi ini, tentu saja aku sangat senang sosok yang aku tunggu selama ini telah kembali, yah bisa di bilang dia cinta pertamaku, aku dengar dari papa dia telah kembali dan akan melanjutkan pendidikannya di sini, dan yang lebih membahagiakan lagi dia akan bersekolah di sekolah yang sama denganku, yah.. dia adalah sosok yang selama ini aku tunggu, setelah kecelakaan yang membuat aku tidur selama bertahun tahun, yah.. aku pernah mengalami kecelakan saat masih kecil kecelakan itu terjadi karna aku di tabrak mobil, aku tidak ingat rincian kejadiannya tapi yang aku dengar kecelakan itu membuatku koma selama bertahun-tahun yah memang suatu keajaiban aku masih dapat terbangun, bahkan papa dan mama sempat putus asa dengan keadaanku, tapi papa dan mama bersihkeras agar aku tetap di tangani dokter, tentu saja tidak memakan biaya yang sedikit, beruntung ayah memiliki perusahaan hingga biaya perawatanku bukan hal yang menjadi beban, dan mungkin karena allah masih menyayangiku hingga dia membiarkanku kembali bersama keluargaku, tapi lagi-lagi aku mendapati cobaan saat tersadar dari tidur panjangku, yah.. saudari kembarku telah meninggal, dia meninggal sebelum aku bangun dari tidurku, saudariku nirana syintia anggara, kabar ini membuatku syok, bahkan aku sempat drop makan hingga berhari-hari, tapi mama sering bilang jika itu sudah takdir nirana dan juga ia memang sakit sakitan. Nirana saudariku dia memang memiliki tubuh yang lemah di tambah ia memiliki penyakit kangker sejak ia masih kecil, nirana adalah saudari ku satu-satunya hingga apapun milikku, selalu ku relakan untuknya, hingga kabar bahwa ia telah meninggal membuatku terpukul dan sosok yang aku tunggu selama ini, yah.. Davian Regin, sosok yang menjadi penyemangatku yah saat-saat suramku menjadi cerah saat aku mengingatnya, dia adalah sosok yang sedari dulu selalu ku kagumi, dulu sebelum kecelakan aku ingat pernah menolongnya saat ia di ganggu teman temannya, dan kebetulan papa dan papanya vian teman bisnis hingga membuatku lebih mengenal vian lebih jauh, yah meski waktu itu vian lebih dekat dengan nirana hingga, kadang-kadang aku selalu mencari perhatiannya.

Tapi semenjak kecelakaan yang aku alami kata mama kalau vian pindah keluar negri tapi tetap aku punya koneksi hingga masih bisa mengetahui keadaan vian, yap.. papa yang selalu memberitahukan keadaan vian hingga aku mengetahui banyak hal tentang Vian yahh tentu saja karena papa berteman dengan papanya vian.

Aku memegang gelang tangan yang selalu aku pakai yah.. ini adalah pemberian vian waktu aku menolongnya, waktu itu aku ingat dia memberikannya padaku dan memanggilku pahlawan kecilnya, aku tersenyum mengingatnya.

"Ma pa kiran berangkat yahh,," kataku buru-buru.

"Lho, sarapan dulu dong, kan kamu belum makan apa apa" kata mama cemas.

"Hmmm iyah dehh" kataku lalu segera mencomot roti bakar yang ada di meja makan.

"Kiran pelan pelan emangnya sekolah kamu bakalan lari??" Kata papa tenang.

"Ngak pa, nnt gimana kalau kiran telat"balasku.

"Papa ini kanyak ngak tau aja kiran kan mau ketemu sama Vian, sampe udah kayak cacing kepanasan sedari tadi "kata mama membuatku merona.

"Apaan sih ma"elakku

"Ooohhh iya papa lupa , hari ini kan Vian mulai sekolah bahkan sekelas sama kiran"timpal papa, membuatku bertambah merona.

"Ah papaaa kok ngeledek sihhh, males ah, mending kiran ke sekolah aja deh"kataku cemberut

"Ihhhh, gitu aja ngambek, udah mending kamu kesekolah gih, entar telat oh iya kamu ngak lupa bawa inhaler kamu kan?"tanya mama.

"Hmm kiran bawa kok" jawabku.

Ohhh iya aku belum bilang yahh, efek kecelakan yang aku alami saat masih kecil, yah kecelakaan itu berefek pada sistem pernafasanku, kata dokter sih tidak parah, melainkan aku trauma hingga kadang-kadang saat takut,panik pokonya saat keadaan yang tidak nyaman buat aku aku sering kesulitan bernafas, hingga beginilah aku harus selalu membawa inhalerku.

***

"Anak-anak hari ini kalian akan mendapat teman baru, ayo silahkan masuk"kata ibu ana wali kelas kami.

Jantungku berdebar-debar menanti sosok yang selama ini aku nanti, tentu saja ini kali pertamaku bertemu dengan Vian semenjak ia kembali ke indonesia.

Tidak lama kemudian sosok tinggi dan jakung itupun masuk,

"Ayo perkenalkan diri"kata ibu ana.

"Ok, guys nama saya Davian, Davian Regin"kata sosok itu.

Wah itu Vian?? dia semakin tampan, alisnya tebal, matanya berwarna abu abu, hidungnya mancung, bibirnya tipis sungguh pas membingkai wajahnya yang oval. Ternyata ia sudah bukan Vian kecil yang dulu ia telah menjadi sosok yang sangat mengagumkan.

"Ayo silahkan duduk di tempat yang kosong,"kata ibu ana pada vian, vianpun menuruti perkataan ibu ana dan segera duduk.

Tatapanku tidak lepas dari sosok Vian, yah.. pelajaran yang di berikan ku abaikan, sekarang fokusku hanya pada vian sosok yang selama iniku nanti.

Gringgg.Gringgg.Griiingggg..

Bel istirahat berbunyi, aku lihat vian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke luar, akupun bangkit dari tempat dudukku dan hendak mengikutinya, tapi pergelangan tanganku tiba-tiba di cekal.

"Kenapa yan?"tanyaku pada yana, yang mencekal pergelangan tenganku.

"Lu mau kemana? Lu mau ngikutin Si pujaan hati lu itu? Lu yakin dia masih ingat sama lu??"tanya yana, yah.. yana adalah sahabatku sedari kecil ia mengetahui luar dalamku, hingga di sering menghawatirkanku.

"Tenang aja kok, kalau ngak percaya mending lu ikut bareng gue, gimana?"tanyaku. Yana berfikir sebentar lalu iapun mengangguk.

Kamipun menyusuri koridor-koridor mencari sosok vian, akupun melihat dia sedang di kerumuni cewek-cewek, yah.. pasti vian udah terkenal, hmmm hebat yah.. baru sehari tapi dia sudah terkenal ckcckckckc.

Lalu aku melihat vian melarikan diri dari mereka, aku dan yana mengikuti vian hingga kami sampai di taman belakang, aku melihat vian sedang ngos-ngosan, yahh.. pasti ia capek di kejar udah kayak buronan.

"Hai vian"sapaku begitu berdiri tak jauh darinya. Vianpun menoleh ke arahku, lalu mengangkat alis seolah bertanya siapa?.

"Ohh iya kamu ngak ingat?? Ini aku kirana teman kecil kamu, saudaranya nirana"kataku, tiba-tiba wajah vian berubah menjadi dingin.
Dia kenapa?batinku

"Oh lu, emangnya mau apa lu kesini?"tanyanya dingin, aku mengenyit bingung kenapa vian nanyanya gitu.

"Hah?? Aaku cuman mau nanya keadaan kamu kok"jawabku agak gugup.

"Well seperti yang lu lihat, gue baik-baik saja, and satu lagi jangan pernah deketin gue "kata vian dingin, seketika tubuhku menegang, vian nyuruh aku jauhin dia, kenapa,? Kenapa harus begitu? Bagaimana aku bisa jauhin dia, itu sama dengan ngejauhin semangat aku.

***
Haiii.. gimana part 1-nya?? Maaf yahh.. kalau ada yang kurang,.. n jgn lupa vote n komennya yahh.. ;)..

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang