Part 5

113 13 1
                                    

Saat aku membuka mataku, yang aku lihat hanya warna putih dan juga bau obat obatan, ugh.. aku sangat tidak menyukainya.

"Kiran. Kiran? Kamu udah bangun?" Tanya mama yang sedang duduk di sebebelahku.
Kenapa mama bisa di sini? Apa aku di rumah sakit? Batinku.

"Ia kamu di rumah sakit, tadi Yana yang membawa kamu ke sini, trus yana hubungi mama dan papa" kata mama seolah tau pikiranku.

"Kamu nggak papakan sayang?" Tanya mama khawatir.

"Iya, kiran nggak papa kok, ma kiran mau ngomong sama Yana, bolehkan.." pintaku.

"Hmm, tentu saja mama panggilkan dulu" jawab mama lalu pergi.

Tidak lama kemudian masuklah yana.

"Ran lu nggak papa kan?" Tanya yana begitu masuk.

"Ia gue nggak papa kok, santai aja kali" jawabku terkekeh melihat wajah yana.

"Isssshh.. lu gimana sih, orang khawatir juga" balas yana cemberut.

"Iaia,,, gue nggak papa kok" kataku semanis manisanya.

"Ok lupain itu, kenapa lu pingsan?"tanya yana mulai serius. Akupun bingung harus jawab apa, kalau aku jawab jujur pasti yana bakalan ngamuk.

"Hmm.. itu anu.. hmm.. nafas gue sesak?" Jawabku, lebih tepatnya tanyaku.

"Well.. pingsan dengan keadaan basah kuyup?" Tanya yana menyudutkanku.

"Hmm.. itu anu.." aku mulai bingung.

"Ok, Ran jawab yang jujur, gue tau lu lagi nyembunyiin sesuatu" kata yana menyidik.

"Ohhh.. come on, yan jangan serius gitu" kataku mengalihkan perhatian.

"Ran, jangan ngalihin obrolan kita. Cepat. Bilang. Sejujur. Jujurnya" kata yana dengan penekanan. Ya Allah.. tolong bantu aku, apa saja. Doaku.

"Kiran? Waktunya makan" kata mama yang tiba tiba muncul.
Ohhh.. thank's god. Batinku senang.

"Yan kamu nggak pulang,? pulang dulu dari tadi kamu udah ngejagain kiran, maaf yah.. ngerepotin" kata mama sambil tersenyum.

"Hmm.. ia tente nggak papa kok, nanti yana bakalan pulang" jawab yana sambil tersenyum.

"Inget! Lu hutang penjelasan sama gue" kata yana pelan sambil memandang tajam ke arahku.

"Ia, temenku yang cantikkk, udah cepet pulang sono, huss huss" usirku.

"Issshh.. udah di tolongin nggak bilang makasih kek apa kek malah di usir ck." Cibir yana. Akupun hanya terkekeh. Yanapun berjalan ke arah pintu, dan keluar.

***

Hari ini aku putuskan kembali ke sekolah, yahh.. meskipun papa dan mama udah ngelarang aku dan nyuruh aku buat istirahat, tapi aku bersikeras untuk tetap ke sekolah, yah.. semenjak mengalami kecelakaan tubuhku menjadi sangat lemah aku sangat membenci itu, karena aku tidak dapat berolahraga atau melakukan sesuatu hal yang menuntut gerak tubuh, padahal aku sangat menyukainya. Hufftt..

Sekarang aku telah sampai di sekolah, saat memasuki kelas seperti biasa aku menengok sekilas ke bangku vian, yah.. itu adalah kebiasaan baruku setelah vian datang. Tapi kali ini aku hanya berani melirik, yah.. katakan aku pecundang, tapi aku masih sedikit takut akan kejadian waktu itu, tapi tentu saja ku tidak akan takut pada vian, vian adalah segala galanya bagiku, jadi aku hanya menganggap hal itu hanya rasa takut sesaat, saat melirik sebentar aku menangkap vian juga sedang menatapku, tapi tatapannya masih sama, dingin. Hufffttt.. aku akan lebih berusaha.

WAITING FOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang