Seperti biasa Kiran sedang duduk termenung di kelasnya, entalah ia merasa bosan, dan tentang vian untuk sementara ia tidak ingin mengusiknya, bukan karna menyerah, atau takut akan di bully, hanya saja ia merasa sedang letih, dan membutuhkan sedikit istirahat, apalagi keadaannya yang semakin memburuk.
"Wooiii!!" Teriak seseorang di samping kiran,kiranpun terhenyak kaget, berbalik ke sampingnya, dan mendapatkan wajah yana yang sedang tertekuk.
"Kenapa?" Tanya kiran bingung melihat wajah lusuh yana.
"Kenapa. Kenapa. Lu nggak tau? Dari tadi gue ngomong di cuekin" kata yana bersungut kesal. Kiran mengenyit bingung.
"Lu ngomong? Kok gue nggak denger sih?" Kata kiran dengan wajah polosnya.
"Yaialah lu nggak dengar, kan dari tadi lu ngelamun" jawab yana sambil memutar matanya.
"Ohh" jawab kiran.
"Isshhh... kok cuman oh doang?" Sungut yana mendengar jawaban kiran.
"Terus?" Tanya kiran bingung.
"Ck. Udah deh, lu mau ke kantin bareng nggak?" Tanya yana malas melihat tingkah kiran.
"Nggak deh, gue lagi males" jawab kiran lalu kembali menyangga dagunya.
"Ok, kalau gitu gue cabut yah" kata yana lalu bernjak pergi.
Kiran kembali menerawang ke depan, sambil sesekali menghembuskan nafasnya.
"Heii" kata seseorang seketika membuatnya tersentak dari lamunannya. Iapun menggerjap, lalu menatap ke sekeliling orang di depannya, yang sedang menatap tajam ke arahnya, iapun mengerut bingung. Melihat tatapan mereka yang menusuk ke arahnya. Seingatnya ia tidak berbuat salah. Akukan nggak kenapa kenapa, barusankan baru ngelamun, masak cuman ngelamun nggak boleh. Batinnya.
Iapun menatap ke arah sampingnya, seketika ia terkejut bukan main, yah.. di sampingnya, terdapat rega yang sedang mengamatinya sambil menyangga dagunya dengan sebelah tangannya. Kiran hanya mengedipkan matanya bingung. Rega yang melihatnya, terkikik geli melihat tingkah polos kirana.
"Emm.. kenapa kamu bisa ada di sini?" Kata kiran sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hm. Soalnya di taman lu nggak ada, so gue samperin deh, emang nggak boleh?" Kata Rega santai.
"Em. Boleh sih,.." jawab kiran ragu.
"Tapi kamu nggak berencana duduk di situ teruskan? Soalnya itu tempatnya yana" jelas kiran polos. Seketika tawanya meledak, semua orang yang melihat itu menjadi iri. Regapun mengacak rambut kiran.
"Ya enggak lah" jawabnya sambil tersenyum.
Semua orang yang melihat merasa iri karena kiran yang merupakan cewek biasa bisa saja bisa sedekat itu dengan salah satu most wanted di sekolah yang pastinya sangat sulit di dekati. Di sisi lain Vian mengepalkan tangannya, hingga buku jarinya memutih, melihat kiran seperti itu dengan orang lain, membuat sesuatu di dadanya terasa sesak, tapi ia kemudian menepis perasaan itu, dan meyakinkan dirinya bahwa perasaan itu hanya sekedar, perasaan tidak suka karena melihat kiran senang.
***
Vomentx please..
Sori dikit, soalnya lagi nggak ada ide nihhhh..Wihhhh.. dikit BgT...
Tapi tenang aja author bakalan up date barengan sama TM...14-06-2016
-Z-
KAMU SEDANG MEMBACA
WAITING FOR LOVE
Teen Fictionaku selalu menunggunya, hanya itu yang aku lakukan, tapi mengapa ia selalu menjauh dariku, semua usaha yangku lakukan tidak berarti apa-apa untuknya, apakah aku tidak layak untuknya?, hanya menunggu yang dapat aku lakukan, tapi apakah aku akan tetap...