Penyihir

27 2 0
                                    

Andrea's PoV

"Terus apa hubungannya denganku," bukannya membantah, tetapi orang dibawah usia 17 tahun tak boleh terlibat dengan urusan seperti ini. Katanya sih, untuk menjaga keberadaan kami.

"Aku tahu. Tapi energi ini berada di dekatmu tadi. Kakekmu juga merasakannya. Energi itu bisa jadi ancaman kalau tidak di-"

"Thorque, sudahlah. Ini terlalu sulit bagi Andrea ketahui. Nah, Andrea. Pertandingan basket tadi pasti menyenangkan hingga menguras energimu untuk menyemangati mereka. Istirahatlah," kakek tersenyum, tetapi aku bisa melihat ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Aku tak percaya," Aku terus menggelengkan kepala. Aku tak ingin terlibat dalam urusan seperti ini.

"Kami tahu kau tak akan percaya," ucam ayah dan kakek hampir bersamaan. Aku tak mempedulikan mereka, saat ini yang kubutuhkan adalah istirahat di kamar dan segera menghempaskan tubuhku ke kasur. Apa-apaan ayah dan kakek, mereka memberitahu hal gak penting seperti ini. Lebih bagus kan kalau kakakku, Fery saja yang dipanggil.

Di ruang rapat, aku masih terjadi debat antara ayah dan kakek. Samar-sama masih terdengar bawah tangga. Ada hal yang membuatku penasaran.

"Ada keturunan dari mereka yang satu-satunya memiliki kemampuan menyembunyikan aura khas dari mereka. Yaitu keluarga Patris, aku yakin mereka pasti masih hidup."

Siapa itu keluarga Patris?

******

Hore hari libur sekolah, alias hari Minggu. Mungkin temanku yang lain bisa berbahagia, tapi tidak denganku. Seakan-akan tak ada kata waktu luang. Begitulah keluargaku.

Anak-anak dari keluarga Ruthso, termasuk aku dan Fery harus menjalani latihan rutin hasil buatan jadwal dari kakek dan nenekku. Khusus adikku, Rasel, ia hanya mengikuti lari pagi keliling lapangan dekat rumahku. Jaraknya 3 kilometer, itu beberapa bulan yang lalu. Sekarang sudah 10 kilometer. Memalukannya lagi, aku kalah stamina dengan Rasel. Mau gimana lagi, ini sudah menjadi tradisi.

Pada umumnya, manusia memiliki tiga kekuatan utama yang salah satunya akan selalu melekat pada diri seseorang, yaitu Giantos, Agante, dan Intelion.

Kekuatan Giantos terpusat pada fisik tahan banting dan pukulannya yang terkuat dibanding yang lain, tetapi energinya terkadang berantakan. Fery memiliki kekuatan ini.

Kekuatan terbesar Agante berada di gerakan yang lincah dan cepat, melakukan serangan dadakan, energinya lumayan rapi, namun turun level dalam serangan dan pertahanan. Rasel contohnya, tapi dia sendiri tak tahu.

Sedangkan Intelion memiliki pengaturan energi yang sempurna. Saking sempurnanya, seseorang dapat mengeluarkan energi itu di luar tubuhnya. Energi itulah yang digunakan untuk melakukan seranga,pertahanan diri, pergerakan cepat, sampai menciptakan makhluk sesuai keinginan (summon). Tanpa energi, ia menjadi yang terlemah.

Aku membawa kekuatan Intelion, kadang kumanfaatkan sedemikian rupa biar bisa belajar dengan maksimal. Orang yang memiliki kemampuan sepertiku kebanyakan pinter, dan itu benar. Nyatanya, aku termasuk kategori orang yang memiliki kepintaran diatas rata-rata, hanya beberapa yang tahu.

Ketiga kekuatan itu tak akan terlihat kalau ia bukan seorang Wizard. Ya, penyihir, orang yang selalu berkaitan dengan hal mistis. Dan beruntungnya, aku bisa merasakan kekuatan itu. Ya, aku adalah seorang wizard.

Menjelang siang, aku menuju ke ruang bawah tanah bersama nenek untuk pergi ke tempat rahasia dimana Alchemist, para peramu ramuan sihir, melalui jalan rahasia. Aku tak bisa memberitahu tempatnya karena memang rahasia. Pelajaran minggu ini aku dijadwalkan untuk mempelajari ramuan sihir dasar bersama para Alchemist. Nenek dulunya seorang Alchemist. Ia bisa mengajariku, tetapi lebih afdolnya kesana biar lebih mendalami, begitu katanya. Sedangkan Fery, ia mengasah kemampuan bertarungnya di tempat latihan bawah tanah bersama ayah. Sudah terdengar dari masuk ke ruang bawah tanah sih.

Black-White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang