Special Chapter

12.8K 795 5
                                    

Hai guys! Sesuai dengan judulnya, spesial chapter. Aku bakal pake POV Darrel sama Tiffany disini, karena aku kan pake author pov melulu, sesekali gapapa kan aeae? Special Chapter cuma ada beberapa aja. Itu juga kalo aku nya mau wkwk

Enjozz guuz!

Tiffany POV

Selama pelajaran pertama berlangsung. Teman sebangku-ku. Kania. Mendiamkanku, layaknya orang bisu. Aku sudah beberapa kali bertanya kepadanya, tetapi ia jawab dengan nada dingin dan ketus. Oh God! Help me!

Seharusnya aku tolak saja permintaan Kak Darrel semalam, mungkin, hari ini Kania tidak akan mendiamkanku. Sayangnya semua sudah terjadi.

Aku mengembuskan napas lagi, merasa bosan dengan penjelasan guru Bahasa Indonesia yang sedang menerangkan di depan. Biasanya disaat jam suntuk seperti ini, aku sering bercanda dengan Kania.

Aku menatap Kania yang sedang serius memperhatikan materi. Aku memikirkan apa yang terjadi belum lama ini.

Apa benar Kania menyukai Kak Darrel, seorang Kania si cewek tomboy menyukai seorang cowok seperti Kak Darrel? Aku heran segitu mudahnya Kania menyukai Kak Darrel.

Kalau Kania menyukai Kak Darrel, berarti aku harus menghindari tawaran dari Kak Darrel, bagaimana pun caranya. Demi Kania, sahabatku.

Tapi kenapa aku tak bisa merelakan. Hatiku menolak, dan otak-ku terus memaksaku untuk menghindar. Aku jadi ingat kata Mama dua tahun lalu 'ikuti kata hati'. Argh, aku pusing.

"Tiffany!" Gertakan kencang berhasil membuatku bangun dari lamunanku.

"Eh-- iya Bu?" Tanyaku seperti orang bodoh.

"Apakah kamu memperhatikan apa yang saya jelaskan?!" Tegur Bu Beti. Aku tergagap, tak mampu menjawab.

"Tiffany, silahkan kamu jelaskan kembali apa yang tadi saya jelaskan." Ucap Bu Beti dengan penuh ketegasan.

Matilah aku.

Seseorang tolong hilangkan aku dari muka bumi ini. Aku tak mau mati konyol karena malu.

"Silahkan Tiffany."

Menyimak saja tidak, bagaimana bisa aku menjelaskan materi tadi.

***

"Wah, Tif. Gabiasanya lo bengong begitu." Kata Bayu. Aku tak menanggapinya, sama seperti pelajaran pertama, pada pelajaran kedua aku ditegur guru lagi.

Aku berjalan sendiri menuju perpustakaan entah kenapa, aku kali ini tak mood pergi ke kantin.

Aku memilih buku bergenre fiksi yang disediakan oleh perpustakaan. Lalu, aku duduk di salah satu bangku perpuatakaan ini.

Saking serius membaca, aku sempat tak menyadari jika dihadapanku ini ada seseorang yang mendengkur. Seseorang itu memakai hoodie yang menutupi seluruh wajahnya, dan tangannya sebagai tumpuannya.

Merasa risih, akhirnya aku pindah tempat duduk. Aku melihat orang itu, dia sedang meregangkan ototnya, kayaknya dia baru bangun. Orang itu mengecek handphonenya dan membuka tudung hoodie miliknya.

Kak Darrel!

Aku hampir saja terpekik, pasti dia bolos pelajaran pertama dan kedua. Kak Darrel kayaknya melihatku. Dia bangkit dari duduknya. Aku segera menutupi wajahku dengan buku, berpura-pura membacanya.

Huft! Aku sudah tak melihatnya. Aku menurunkan buku yang menutupi wajahku.

"Gue tau kok itu elo." Kata seseorang yang kuyakini Kak Darrel.

ComparableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang