Chapter 14 - Teman Baru

9.7K 619 6
                                    

Setelah memangku tas gendongnya, akhirnya Tiffany berjalan keluar kelas. Sebelumnya ia akan menuju lokernya terlebih dahulu. Selama perjalanan Tiffany hanya menundukkan kepalanya.

Tak disangka olehnya dia menabrak bahu seseorang. Tiffany segera melihatnya, seketika ia membantu perempuan itu merapikan bukunya yang berjatuhan. Mungkin Tiffany menabraknya terlalu keras karena terburu-buru.

Setelah selesai memungut buku-buku yang berjatuhan, Tiffany segera memberinya kepada perempuan yang ada dihadapannya. Perempuan itu mendongak lalu tersenyum, sangat manis, dengan mengenakan kacamata hipsternya.

"Ini bukunya, maaf ya tadi aku gak sengaja karena buru-buru." Tiffany tersenyum, lalu bangkit, yang segera diikuti oleh perempuan tersebut.

"Lagipula, akunya juga salah kok, makasih ya ...," perempuan itu menggantungkan kalimatnya.

"Tiffany."

"Makasih ya Tiffany," Perempuan itu tersenyum, seakan mengingat sesuatu ia akhirnya bertanya. "Loker dimana ya?"

"Wah, kebetulan, aku juga mau kesana. Gimana kalau bareng?" Kata Tiffany sambil menampilkan cengirannya.

Perempuan itu mengangguk. "Iya, ayo!"

Mereka pun berjalan menuju loker, Tiffany sesekali melirik perempuan yanb berada di sebelahnya yang sama sekali belum pernah Tiffany lihat di kawasan sekolah.

Tiffany akhirnya bertanya. "Kamu anak baru ya? Aku belum pernah liat kamu soalnya."

Perempuan itu mengangguk. "Iya, baru kemarin aku pindah. Oh iya, kenalin namaku Liora."

Tiffany mengangguk, lalu meneruskan langkahnya yang sempat terhenti tadi. "Ngomong-ngomong, kamu di kelas apa?"

Liora menoleh, "kelas X IPS 3. Kamu dimana?"

"X IPS 1, deketan yah." Setelah sampai di lokernya, Tiffany segera membuka lokernya lalu memasukan beberapa barang.

"Aku duluan dulu ya Liora." Pamit Tiffany setelah mendapatkan pesan dari supirnya yang sudah menunggunya di depan gerbang.

Liora mengangguk, kemudian ia memberi senyuman kepada Tiffany setelah memasukan beberapa buku ke dalam lokernya.

***

Tiffany merebahkan dirinya diatas kasur merasa lelah hari ini, belum lagi ditambah oleh PR yang diberikan oleh guru Matematika-nya.

Baru saja ingin menutup kedua matanya, terdengar ketukan pintu. Bukan, ini pastinya bukan Bayu karena arah suara ketukan dari pintu kamar Tiffany.

"Siapa sih, ganggu aja." Tiffany mendumal sambil berjalan menuju pintu kamarnya.

Tiffany membuka pintu kamarnya, dan tampaklah lelaki paruh baya yang berada dihadapannya. Lelaki yang belum mau Tiffany liat untuk beberapa hari ke depan.

"Tifa, papa bawain kamu oleh-oleh. Dan titipan dari Tante Tiara." Ucap papanya kemudian memperlihatkan tas kertas yang ia bawa.

Tiffany menatap Papanya dengan tatapan kosong. Sebenarnya, ia tak terlalu terima jika Papanya bersama wanita itu, apalagi Tiffany tak tahu seluk-beluk dirinya.

Sampai saat ini mereka sudah menjalani hubungan selama satu tahun. Saat Papanya mengenalkan wanita tersebut, jujur, Tiffany merasa kecewa. Apalagi Mamanya baru saja satu tahun meninggalkan dunia.

"Buat Papa aja, Tiffany gak suka." Lalu, Tiffany menutup pintu kamarnya dan merebahkan kembali dirinya di kasur.

Sedangkan, Papanya memaklumi perilaku Tiffany, ia mengakui dirinya memang salah karena terlalu terburu-buru.

ComparableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang