Chapter 7

17.4K 1.2K 75
                                        

Keesokan pagi nya Naruto telah datang ke universitas untuk berkuliah. Saat ini Sakura dan Naruto tengah duduk berhadapan di cafeteria universitas sambil memakan semangkuk ramen dan segelas minuman dihadapan mereka.

Sai telah meninggalkan Sakura dan Naruto dengan alasan untuk menjemput kekasihnya. Pria itu hanya menghampiri mereka untuk menunjukkan dua puluh lima persen dari pekerjaan nya agar Naruto dan Sakura dapat melihatnya dan memberitahunya bila terdapat hal yang harus diubah.

Sebuah laptop terbuka di hadapan Naruto dengan USB tercolok di laptop tersebut. USB tersebut berisi dua puluh lima persen dari seluruh pekerjaan game mereka dan Naruto telah memasukkan sebagian musik yang dianggap nya cocok untuk game itu.

"Sai benar-benar jenius ! Karakter utama pria nya benar-benar mirip dengan Itachi-kun ! Kurasa aku akan memainkan game ini berkali-kali."

Naruto tertawa mendengar ucapan dan ekspresi wajah Sakura yang terkesan berlebihan ketika mengekspresikan ungkapan cinta kepada kekasih nya.

"Kalau begitu hadiahkan saja copy file dari game ini pada kekasihmu."

"Tidak. Itachi-kun sangat sibuk sehingga ia hampir tidak memiliki waktu untuk bersantai dengan bermain game."

Naruto mengangguk untuk menanggapi ucapan Sakura. Ucapan Sakura mengingatkan nya akan Sasuke yang terkadang terlihat sibuk. Ia berpikir bila Sasuke sebetulnya juga adalah seorang pria workaholic yang hanya melakukan seks sebagai satu-satu nya hiburan yang paling mudah untuk dijangkau nya.

"Oh ya, apakah kekasih mu sempat mengatakan sesuatu mengenai Sasuke ?" Tanya Naruto tanpa sadar.

"Huh ? Mengapa kau bertanya seperti itu, Naruto baka ?"

Naruto terdiam dan menggelengkan kepala. Ia sendiri bahkan tidak tahu mengapa ia menanyakan hal itu pada Sakura. Sikap Sasuke sungguh membuatnya binggung, pria itu bersikap kasar dan membuatnya tersiksa. Namun ia bersikap baik dan sempat membuat Naruto berpikir bila Sasuke telah berubah. Kemudian Sasuke kembali bersikap kasar dan kini ia bersikap baik lagi hingga membawakan roti dan mengunjungi Naruto di rumah sakit.

"Bisakah kau menjaga rahasia, Sakura-chan ?"

"Tak biasanya kau memintaku merahasiakan sesuatu. Aneh sekali." Sakura mengernyitkan dahi.

Naruto terkekeh pelan dan tersenyum, "Hehe... karena itu memang rahasia."

Sakura berdecak kesal dan menganggukan kepala.

"Baiklah...baiklah... apa yang ingin kau katakan ?"

"Janji ?" Naruto menunjukkan jari kelingking nya pada Sakura.

"Ya aku janji." Ucap Sakura sambil mengaitkan jari kelingking nya bagaikan dua siswa taman kanak-kanak yang tengah berjanji.

"Hehe... kau baik sekali, Sakura-chan."

Sakura merasa jengkel dengan Naruto. Dengan ketus ia berkata, "Cepatlah. Kau ingin mengatakan nya atau tidak ?"

Naruto membuka mulut nya dengan terpaksa. Ia mengulur waktu dengan sengaja, entah kenapa ia merasa gugup untuk mengatakan nya.

"Sasuke-sama bersikap sangat aneh. Ia terkadang bersikap sangat kasar, namun terkadang juga baik meskipun tidak menunjukkan nya secara langsung. Apakah dia.." Naruto berdehem beberapa kali. "Apakah ia baik-baik saja ?"

"Sasuke-sama ? Kau bahkan menyebutnya seperti itu saat ia tidak sedang bersama mu ? Seseorang sepertimu bisa menunjukkan rasa hormat hingga seperti itu ?"

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang