Chapter 13

16.1K 1.2K 96
                                    

Tiga minggu telah berlalu dan kini Naruko serta Kurama telah pindah ke asrama. Naruto sama sekali tidak mencari mereka dan mereka berdua hampir lupa jika mereka masih harus menghindari Naruto. Bulan depan, mereka berdua akan kembali ke rumah lama mereka.

Beberapa hari yang lalu Naruko mengambil uang dan terkejut karena saldo di rekeningnya malah bertambah. Merasa penasaran, akhirnya hari ini Naruko menyempatkan diri untuk berkunjung ke bank dan memprint buku tabungan.

Ia merasa terkejut dan jengkel. Ia mendapati uang sebesar tiga ratus ribu yen yang dikirimkan Uchiha Sasuke, boss dari Naruto. Selain itu, ia juga mendapati uang lima juta ryo yang sebetulnya dikirimkan Naruto ke rekening Naruko dan Kurama.

Mereka berdua benar-benar merasa jijik setelah mengetahui uang yang mereka pakai selama ini merupakan uang pemberian Naruto. Mereka tak ingin memakai uang itu, namun mereka tak tahu bagaimana mengembalikan uang itu karena mereka tidak mengetahui nomor rekening Naruto maupun Sasuke. Selain itu, mereka terpaksa memakai untuk sementara karena mereka tak bisa mendapat pekerjaan saat ini juga.

Kini Naruko dan Kurama sedang berkeliling menuju daerah dimana terdapat banyak restaurant. Daerah ini merupakan daerah terdekat dari tempat tinggal baru mereka dan mereka ingin mencari pekerjaan. Namun sejak tadi mereka tak melihat satupun iklan lowongan bekerja part time. Biasanya jika restaurant hendak mencari pegawai, maka iklan itu akan dipasang di depan restaurant. Namun tak ada satupun yang memasang iklan dan mereka sudah berkeliling selama dua jam.

"Naruko-nee, bagaimana jika kita mencoba es di café itu?" Kurama melirik kedai es yang sedang populer belakangan ini.

"Kita harus berhemat, Kurama. Aku belum mendapat pekerjaan dan harus menabung untuk biaya kuliah serta membayar berbagai biaya."

"Gunakan saja uang di rekening kita untuk sementara. Setelah itu kita menabung dan harus mengembalikannya."

Kepala Naruko benar-benar pusing saat ini. Sebagai siswa tingkat tiga high school, ia tidak bisa mengambil dua jenis pekerjaan sambilan. Gaji kerja part time yang diketahui Naruko adalah seribu lima puluh ryo, namun pekerjaan part time memiliki jadwal tertentu.

Saat ini mereka tinggal di asrama seharga empat puluh dua ribu ryo per bulan, itupun sudah yang termurah. Jika dikalikan dua maka berarti delapan puluh empat ribu ryo. Jika ia bekerja part time selama tiga kali selama lima jam perhari, maka gaji nya hanya cukup untuk membayar sewa tempat tinggal. Naruko harus membayar biaya sekolah, tagihan listrik, air, makanan, dan biaya-biaya lainnya.

"Jangan bergantung pada uang itu. Semakin cepat kita mengembalikannya akan semakin baik."

"Kita bahkan tidak tahu nomor rekeningnya," ujar Kurama dengan tatapan memelas. "Nanti aku juga akan bekerja part time."

Naruko merasa bingung. Ia tak memiliki pilihan selain mengalah pada Kurama yang terlihat sangat menginginkan es itu. Sebetulnya ia merasa kesal sekali dan ingin berteriak pada Kurama. Anak itu terlalu banyak menuntut.

"Baiklah, sekali ini saja. Jangan pesan yang terlalu mahal, mengerti?"

"Arigato, Naruko-nee."

"Jadikan ini sebaga makan siang, ya."

"Ya, tentu saja."

Kurama segera memasuki kedai es dengan plakat bertuliskan 'Chimoto'. Seorang pelayan segera menyambut mereka dan mereka berdua. Pelayan itu segera memberikan menu dengan foto berbagai macam es yang terlihat menarik.

"Bagaimana kalau kita pesan matcha kakkigori (es serut green tea) saja?"

Kurama terdiam, sebetulnya ia tidak ingin kakkigori. Ia menginginkan shaved ice dengan pudding, mochi dan ice cream berbentuk maneki neko yang lucu. Namun es itu seharga lima ratus lima puluh ryo dan ukurannya kecil. Sementara kakkigori seharga seribu ryo dan ukurannya sangat besar, bahkan bisa dimakan empat atau lima orang. Memesan kakkigori akan jauh lebih hemat karena mereka bisa mengenyangkan perut untuk siang dan mungkin juga malam.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang