Chapter 6

17.3K 1.2K 65
                                    

"Aagh... Aagh... S-sasuke..." Naruto mendesah dengan nafas tersengal-sengal sambil menahan rasa panas dari sisa lilin yang mendera kulit nya.

Naruto memejamkan mata nya dan membiarkan Sasuke memperlakukan tubuh nya sesuka hati.

Kemarin malam Sasuke menjemputnya dan mengajak nya untuk pergi ke hotel seperti biasa. Pagi ini Sasuke telah meminta ronde kedua dan mereka akan pulang setelah makan pagi.

Dalam hati Naruto merasa bingung dengan sikap Sasuke saat bercinta. Ada yang berubah dengan gaya bercinta Sasuke.

"Kau membuatku semakin bergairah, bajingan," ujar Sasuke sambil memasukkan kejantanan nya yang telah ereksi ke dalam anus Naruto.

"S-sakit, S-sasuke-s-sama" Naruto meringis dan membuat borgol yang mengikat kaki dan tangan nya bergoyang.

Sasuke meremas dada Naruto dan membuat dada Naruto memerah. Sasuke hampir tertawa geli saat merasakan puting nya yang menggesek punggung Naruto.

Naruto merasa heran dengan sikap Sasuke saat ini. Sejak kemarin malam Sasuke tak lagi memukul nya hingga membuat kepala nya terasa pusing atau tubuh nya terluka parah. Pria itu memang masih menggunakan borgol, lilin dan cambuk serta berkata-kata kasar. Namun setidaknya Sasuke tak menendang atau membenturkan kepala nya seperti dulu.

Bahkan, Naruto sulit percaya ketika ia bangun di pagi hari dan mendapati Sasuke yang masih tertidur sambil meletakkan satu tangan di pungung seolah membuat gesture memeluk nya.

Beberapa menit berlalu dan Naruto merasakan kejantanan Sasuke telah keluar dari anus nya serta suara borgol yang terbuka.

"Cepatlah mandi, dobe. Kita akan makan pagi setelah ini"

"Bagaimana bila Sasuke-sama mandi terlebih dahulu ?"

"Diamlah dan lakukan perintah ku, brengsek"

Naruto terdiam dan berjalan menghampiri tas nya setelah mengambil handuk serta menutupi bagian pribadi nya. Naruto masuk ke dalam kamar mandi setelah mengambil pakaian.

Naruto menutup pintu dan perlahan mulai menyalakan keran shower. Naruto menatap pantulan diri nya sendiri di cermin dan seolah tak mengenali diri nya sendiri. Tak ada bekas luka di kulit nya seperti yang biasa ia alami setelah bercinta.

Sasuke bahkan tak menyundut rokok di kulit Naruto seperti yang dilakukan nya setelah ia bercinta. Pria yang dihadapi Naruto saat ini seolah bukan Uchiha Sasuke yang dikenalnya.

Naruto menepuk-nepuk kepala nya sendiri. Sejak tadi pagi ia terus terbayang dengan wajah Sasuke yang tertidur sambil memeluk nya. Sasuke yang biasa nya berwibawa dan menyeramkan terlihat sangat tampan dengan ekspresi wajah yang damai dan memancarkan aura bak seorang pangeran.

'Apa yang terjadi pada Sasuke hingga ia berubah ? Mengapa aku berharap ia menjadi semakin dekat padaku ? Ataukah ini hanya perasaan ku?'

.

.

Sasuke berjalan dengan tenang memasuki sebuah restaurant dan menuju stand pasta untuk mengambil berbagai jenis pasta yang tersedia. Ia melirik ke arah Naruto yang tengah mengantri untuk mengambil dimsum. Naruto mengantri cukup jauh dari Sasuke, namun entah mengapa iris onyx Sasuke seolah dapat menangkap sang objek dengan begitu mudah.

Seharusnya, Sasuke akan merasa terangsang setiap ia memukul Naruto atau melukai pria itu hingga pr itu menjerit pilu dan mengerang kesakitan. Namun, sesuatu dalam dirinya seolah menahan nya untuk tidak melakukan hal yang biasa dilakukannya setiap sesi bercinta.

Ia merasa telah melakukan sesuatu yang salah, dan ia tak mengerti apa yang salah dengan melukai Naruto. Jeritan Naruto seolah menggelitik hati nya dan merasa tak seharusnya melukai pria itu ketika ia melihat pria itu yang meringis.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang