Chapter 14

17.4K 1.2K 106
                                    

Sudah dua minggu berlalu sejak Naruto menjadi kekasih Sasuke. Mereka bertemu hampir setiap hari dan mereka saling berbincang. Namun tak pernah sekalipun Sasuke menyentuh tubuh nya. Bahkan ajakan bercinta malam itu pun dibatalkan karena Sasuke begitu lelah dan langsung tertidur setelah membaringkan tubuhnya di kasur empuk milik Naruto.

Malam ini Sasuke mengajaknya bertemu di sebuah hotel dan Naruto yakin jika kali inipun Sasuke benar-benar ingin bercinta. Maka kali ini Naruto mempersiapkan dirinya dan membersihkan tubuhnya sebersih mungkin serta menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

Sasuke telah menunggu di lobby dan Naruto segera menghampiri Sasuke sambil menundukkan kepala dalam-dalam.

"Maaf aku terlambat, teme."

"Hn."

Sasuke segera masuk kedalam hotel sambil mengenggam telapak tangan Naruto. Perasaan Naruto menghangat dan jantungnya berdegup kencang. Ia menikmati sentuhan lembut telapak tangan Sasuke dan kehangatan tangan pria itu. Ia sulit percaya jika kini ia sedang mengenggam tangan lelaki itu.

Naruto berjalan mengikuti langkah Sasuke menuju elevator. Lelaki itu tak berbicara apapun, namun perasaan lelaki itu seolah tersampaikan padanya melalui sentuhan. Ia mengerti jika tak hanya kata yang dapat menyampaikan suatu perasaan, entah apapun itu.

Jantung Naruto berdetak keras, namun ia sama sekali tidak ketakutan membayangkan jika dirinya akan bercinta. Naruto tidak merasakan gairah untuk berhubungan seksual, baginya bercinta terlalu sering bukanlah hal yang baik. Dan selama dua tahun ia telah bercinta selama hampir setiap hari dalam setahun. Ia hanya tidak bercinta ketika sedang sakit, libur yang sengaja diambil untuk merayakan ultah kedua adiknya dan ketika ia beruntung mendapatkan client yang hanya memintanya untuk mengobrol, menemani client itu atau memberikan sentuhan tanpa seks. Dan kini 'libur seks' selama dua bulan membuat Naruto merasa jauh lebih bugar dan stamina tubuhnya membaik.

"Kau gugup, dobe?"

"Y-ya. Aku merasa sangat gugup, teme," ucap Naruto dengan rasa gugup yang terlihat jelas dibalik ekspresi wajah dan intonasi suara nya.

"Tenang saja, aku tak akan melakukannya dengan kasar seperti dulu."

Naruto menghembuskan nafas, ia merasa sangat lega karena ia tak lagi harus bercinta dengan cara yang menyakitkan.

"Ah... yokatta."

Sasuke tersenyum dan mengacak rambut kekasihnya serta merangkul lelaki itu. Naruto membalas rangkulan Sasuke. Perasaannya terasa jauh lebih baik ketika ia bersentuhan dengan lelaki itu.

Pintu elevator terbuka dan Sasuke segera keluar dari lift sambil tetap merangkul Naruto. Ia tersenyum tanpa sadar sambil menatap lelaki itu. Ia benar-benar jatuh cinta pada Naruto dan hal itu terlihat dari ekspresi wajahnya dan gesture nya.

Sasuke mengeluarkan kunci berupa kartu dan menempelkannya di pintu. Pintu itu terbuka dan Sasuke segera memasukkan kartu ke sebuah slot di dalam ruangan dan lampu menyala. Naruto segera menutup pintu dan mengamati seluruh ruangan.

Kamar president suite itu begitu mewah dengan model minimalis. Bahkan terdapat sebuah jendela besar dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang terlihat indah dengan lampu-lampu di malam hari. Naruto selalu menyukai pemandangan kota dan bermimpi untuk tinggal di sebuah tempat dimana ia bisa melihat gedung-gedung itu setiap hari. Dan kini mimpinya telah menjadi kenyataan. Ia dapat melihat pemandangan itu setiap hari.

Naruto duduk di sofa dan memandang keluar. Ia begitu menikmati pemandangan dan tak sadar jika Sasuke telah duduk disampingnya sambil merangkulnya dan menatap iris sapphire Naruto.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang