Chapter 8

14.7K 1.1K 214
                                    

Naruto terbangun di pagi hari dengan sekujur tubuh yang terasa sakit. Semalam ia begitu lelah dan langsung tertidur dengan rasa sakit di tubuh nya. Saat itu ia berpikir bila ia akan baik-baik saja setelah bangun tidur, namun tubuh nya masih terasa sakit.

Semalam entah kenapa Naruto merasa begitu nyaman meskipun sekujur tubuh nya nyeri dan kepala nya sakit. Di tengah malam ia merasa seperti seseorang yang sedang memeluk nya. Ia berpikir bila itu halusinasi yang ditimbulkan rasa sakit nya sehingga ia tak membuka mata.

Iris sapphire Naruto sedikit terbalalak saat ia mendapati tangan putih yang kekar milik seorang pria sedang melingkar di tubuh nya. Terdengar suara dengkur halus dari bibir merah milik pria yang tidur di sebelah nya. Uchiha Sasuke memeluknya sepanjang malam.

Naruto tak pernah mengira bila apa yang ia duga kemarin malam adalah kenyataan. Ia tak sedang bermimpi saat ini. Sasuke yang sedang tertidur terlihat berbeda dibandingkan biasa nya. Tak ada lagi tatapan tajam dengan ekspresi wajah angkuh dan sinis. Wajah nya bahkan terlihat melembut saat sedang tidur. Dada nya yang berotot terlihat dari kimono sutra berwarna hitam yang dipakai nya.

Mungkin Naruto seharusnya sangat beruntung dapat ikut menikmati tubuh Sasuke yang diidamkan banyak orang dengan gratis. Ia bahkan mendapatkan bayaran besar untuk itu.

Melihat ekspresi wajah Sasuke yang lembut dan sikap nya terhadap kedua adik Naruto membuat Naruto yakin bila pria itu sebenarnya adalah orang yang baik. Ia pastilah orang yang baik, hanya saja sesuatu mengubahnya menjadi seperti ini.

Naruto tak bisa terus bersikap seperti ini bila ia ingin mengubah Sasuke. Sesekali, ia harus berani mengungkapkan pikiran nya dan kekhawatiran nya pada Sasuke tanpa merasa takut. Ia ingin Sasuke menyadari keinginan nya untuk mengubah pria itu.

Mata Sasuke bergerak-gerak dan tak lama kemudian kelopak mata nya terbuka, menampilkan iris onyx nya.

"Ohayo gozaimasu, Sasuke-sama." Naruto tersenyum lembut meskipun kepala nya terasa pusing.

"Hn?"

Sasuke tampak terkejut dengan reaksi Naruto. Ia tak mengira bila Naruto akan menyambut nya di pagi hari dengan senyuman. Senyuman itu bagaikan obat penenang untuknya.

Saat ini Sasuke sedang tidak ingin bercinta dengan Naruto. Ia tak tahu mengapa, namun ia sedang tidak ingin memulai hari dengan mendengar suara jeritan kesakitan seseorang.

"Wajah mu pucat, dobe."

"Ah? Benarkah? Aku bahkan tidak menyadari nya sama sekali, Sasuke-sama." Naruto kembali tersenyum.

"Kau baik-baik saja?"

"Tentu saja. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku, Sasuke-sama."

Sasuke menyentuh wajah Naruto dan hendak mencengkram nya. Namun ia segera menghentikan diri nya sendiri saat ia teringat bila Naruto begitu kesakitan semalam dan melepaskan tangan nya.

"Jangan menipuku. Kau tidak baik-baik saja."

Naruto tak menyangka bila Sasuke akan begitu peka dengan keadaan nya. Ia dengan terpaksa menganggukan kepala, kemudian menunduk.

"Sumimasen deshita, Sasuke-sama."

Sudah satu bulan sejak Sasuke pertama kali bercinta dengan Naruto dan pria itu tak berubah sedikitpun. Naruto terlihat kesakitan saat bercinta, namun bila ia menanyakan nya seperti ini, pria itu akan selalu mengatakan tidak apa-apa sambil tersenyum.

"Mulai saat ini panggil aku 'Sasuke-san'."

"Eh? Sasuke-san?"

"Hn."

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang