Chapter 12

15.2K 1.2K 17
                                    

Naruto telah merapikan barang-barang nya ketika Sasuke datang menjemputnya di rumah sakit. Pria itu tersenyum lembut ketika Sasuke memasuki ruangan dan menyapanya.

"Ohayo, Sasuke-san."

Senyum Naruto membuat perasaan Sasuke menghangat. Senyuman lembut di pagi hari dari pria yan dicintai membuat mood Sasuke benar-benar baik hari ini. Tanpa sadar ia kembali mengangkat sudut bibir nya untuk membentuk seulas senyum, seolah sudut bibir nya yang begitu kaku kini tertarik dengan sendirinya sehingga Sasuke begitu mudah untuk tersenyum.

Naruto menatap Sasuke lekat-lekat, iris sapphire nya mengerjap beberapa kali, memastikan bila apa yang dilihatnya bukanlah ilusi. Sebelumnya ia tak pernah membayangkan seorang Uchiha Sasuke akan tersenyum seperti ini. Tentu saja Sasuke pernah tersenyum padanya, namun senyum itu sinis dan penuh dengan birahi, berbeda dengan senyum pria itu saat ini. Senyum itu begitu tulus dan lembut.

"Hn? Mengapa kau menatapku seperti itu, dobe."

Naruto cepat-cepat menggelengkan kepala nya ketika ia tersadar bila ia sejak tadi terus menatap Sasuke. Sungguh aneh, namun ia sendiri juga merasa senang karena Sasuke tersenyum padanya.

"Ah, tidak apa-apa."

Sasuke menatap Naruto dan Naruto segera menundukkan kepala. Ia segera memahami bahasa tubuh Naruto dan kembali tersenyum.

"Dengar, dobe. Mulai sekarang, katakanlah apapun yang ingin kau katakan padaku. Tidak perlu merasa ragu."

"Tidak. Aku tidak ingin menyinggungmu, Sasuke-san. Lagipula aku-" Naruto dengan sengaja memutus ucapan nya sendiri. Ia ingin mengatakan 'aku tak ingin kau menyiksa dan memukulku', namun ia tak tahu bagaimana mengungkapkan dengan kalimat yang tepat agar tak menyinggung Sasuke.

"Katakan saja yang ingin kau katakan, dobe. Dan mulai sekarang aku ingin kau tak lagi memanggilku dengan panggilan formal."

"Tidak dengan panggilan formal? Lupakan saja apa yang kukatakan tadi. Aku tak ingin menyindirmu."

"Katakan saja." Sasuke kembali mengulang kalimat yang telah diucapkannya. Biasanya ia akan kesal dengan mudah dan benci jika harus mengulang apa yang telah diucapkannya. Namun kali ini ia sama sekali tidak merasa marah.

"Maaf sebelumnya. Namun aku tidak ingin kau merasa tersinggung dan melukaiku jika aku mengucapkan secara terus terang mengenai apa yang kupikirkan. Kau sedikit temperamental kalau boleh jujur."

Naruto memberanikan diri untuk tidak menundukkan kepala. Ia memejamkan mata, bersiap jika Sasuke hendak menampar, memukul atau bahkan melempar tubuh nya dengan kasar.

Satu detik.. dua detik... lima detik... tak terjadi apapun dan Naruto merasa heran. Ia terus memejamkan mata, menunggu jika Sasuke berubah pikiran dan memukulnya. Ia berpikir bila kini pria itu sedang mengambil alat untuk memukulnya. Ia telah bersiap menerima konsekuensi atas apa yang telah diucapkannya.

Keheningan membuat Naruto mulai bosan dan ia memberanikan diri untuk membuka mata nya serta menatap Sasuke.

Apa yang dilihat Naruto ketika ia membuka matanya benar-benar tak pernah dibayangkan sebelumnya. Sasuke terdiam dan menatap kosong, kepalanya sedikit tertunduk. Ekspresi wajah dan gesture nya tak lagi menunjukkan keangkuhan dan mengintimidasi seperti biasanya.

Sasuke benar-benar terdiam, ia tak mengira bila selama ini Naruto berpikir seperti itu terhadap dirinya. Ia kecewa setelah mendengar apa yang diucapkan Naruto, namun ia sama sekali tak menyalahkan Naruto. Sebaliknya ia menyalahkan dirinya sendiri. Ia tak sadar jika ia telah memperlakukan Naruto dengan begitu kejam dan hanya menambah beban dalam kehidupan Naruto yang sudah sangat menyedihkan sejak kecil. Jika dibandingkan dengan hidupnya yang menurutnya begitu buruk tanpa adanya cinta kasih dalam keluarga sekalipun, maka kehidupan nya masih jauh lebih baik dibandingkan Naruto. Setidaknya ia tak perlu khawatir dengan masalah uang dan ia tak perlu memikirkan kehidupan siapapun selain memenuhi berbagai ekspektasi yang ditujukan kepadanya. Dan yang terpenting, ia tak perlu menjual tubuhnya dan membiarkan orang lain menyentuh atau bahkan melukainya.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang