Epilogue

24.8K 1.4K 76
                                        

Fugaku menghembuskan nafas ketika ia mendengar suara ketukan di pintu. Belakangan ini ia terpaksa datang ke kantor setiap hari setelah ia mengusir Sasuke dan Itachi tak bersedia mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Sasuke.

Sudah hampir setengah tahun berlalu dan setiap hari Fugaku merasa benar-benar lelah. Usianya tak lagi muda dan tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Ia tak bisa mengerjakan pekerjaan sebaik Sasuke dan bekerja di kantor belasan jam setiap hari.

Pintu terbuka dan Itachi masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah dokumen di tangan nya.

"Otou-san, ini laporan keuntungan perusahaan bulan ini. Aneh sekali, keuntungan perusahaan cabang Suna menurun dan jumlah pengeluaran meningkat. Kurasa beberapa pegawai melakukan fraud."

Fugaku memijat pelipisnya. Kepala nya terasa pusing dengan dokumen-dokumen yang masih menumpuk di meja.

"Itachi, bisakah kau membantuku mengurus beberapa dokumen di meja?"

"Sekarang? Aku harus menghadiri rapat sebentar lagi."

"Nanti saja setelah kau selesai rapat."

Fugaku menatap wajah putra sulungnya yang terlihat lelah dengan kantung mata yang menghitam dan wajah yang lebih tirus. Selama enam bulan terakhir Itachi semakin sibuk dengan pekerjaannya dan ia masih harus menggantikan sang ayah melakukan tugas tertentu. Itachi tidak mengeluh, namun Fugaku sadar jika Itachi sangat lelah hingga tak memiliki waktu luang untuk bersantai dan memakai waktu libur hanya untuk tidur dan menyelesaikan pekerjaan tanpa kesempatan untuk melakukan hobi atau berkencan.

"Berikan saja dokumen nya padaku. Aku akan memeriksanya dalam perjalanan sepulang rapat."

"Tidak, Itachi. Gunakan saja waktu perjalananmu untuk beristirahat sejenak."

"Hn."

Itachi hendak berbalik dan berjalan menuju pintu. Namun suara panggilan sang ayah membuatnya tetap berada di tempat sambil menatap ayahnya.

"Itachi, apakah kau mendapat informasi baru mengenai Sasuke?"

Itachi tersenyum tipis. Sejak Sasuke meninggalkan rumah, ayahnya memintanya untuk diam-diam memantau Sasuke. Ia sendiri masih berkomunikasi dengan Sasuke dan tak kesulitan mencari informasi mengenai Sasuke.

"Usaha bakery dan restaurant yang dimilikinya semakin berkembang. Dan ia akan melamar kekasihnya sebentar lagi. Mungkin mereka akan menikah."

Fugaku menganggukan kepala mendengar penjelasan Itachi. Ia tak mengira jika Sasuke akan baik-baik saja setelah meninggalkan rumah dan ia tak tega untuk menghancurkan usaha Sasuke. Bagaimanapun Sasuke tetaplah anaknya dan ia mulai sadar jika Sasuke telah berusaha keras agar mendapat perhatian sang ayah.

Jika dibandingkan dengan Itachi, kinerja Sasuke di perusahaan tak kalah baik. Bahkan dapat dikatakan lebih baik karena kini Itachi tak lagi bersedia merelakan waktu pribadi nya demi pekerjaan. Sementara Sasuke mendedikasikan waktu dan hidupnya demi pekerjaan hingga tak pernah memiliki hubungan romansa di usia dua puluhan.

"Maafkan aku jika terkesan lancang, namun menurutku sebaiknya otou-san menemui Sasuke. Terkadang ia masih menanyakan keadaan perusahaan ataupun keluarga, kurasa ia sendiri sebetulnya ingin berbaikan."

Fugaku berpikir sejenak. Ia tak tahu apakah Itachi sedang berbohong atau tidak. Ia bahkan tak tahu seperti apa kepribadian Sasuke. Ia hanya tahu jika Sasuke yang dulu merupakan anak yang polos dan sering tersenyum kini berubah menjadi dingin, sinis,dan jarang bicara.

"Tolong katakan pada Sasuke jika aku ingin menemuinya di restaurant favoritku pukul enam sore minggu depan."

"Hn."

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang