Chapter 9

14.1K 1.1K 135
                                    

Naruko dan Kurama menatap Naruto yang tersungkur di lantai, pria itu bahkan tak bergerak. Mereka berdua hanya menatap Naruto, mengira bila pria itu sedang berusaha meminta maaf dan tak akan bangkit berdiri hingga dimaafkan.

"Bangunlah. Kau membuatku semakin kesal bila terus berlutut seperti itu." Ujar Naruko dengan sinis.

Tak ada jawaban maupun reaksi dari Naruto dan Kurama melirik Naruto yang masih berlutut di lantai. Kurama mendekati tubuh Naruto dan berjongkok serta menepuk punggung Naruto.

"Bangunlah, Naruto-nii."

Masih tak reaksi dan Naruko mendekati tubuh Naruto serta mengangkat kepala pria itu. Mereka berdua terkejut melihat mata Naruto yang telah terpejam.

"Naruto-nii, bangunglah. Jangan tertidur disini." Kurama mengeraskan suara nya dan mengguncang tubuh Naruto.

"Kurasa dia pingsan. Cepat luruskan tubuh nya." Ujar Naruko sambil menyentuh kaki Naruto dan Kurama memegang badan Naruto serta meluruskan tubuh Naruto.

Naruko tersentak saat ia tanpa sengaja melirik kaki Naruto yang terdapat sebuah luka yang sepertinya belum benar-benar sembuh. Ia memberanikan diri menyentuh luka itu dan mengernyitkan dahi. Kapan dan mengapa pria itu terluka?

Kurama mengeluarkan ponsel nya dan memanggil ambulance agar datang ke apartment mereka. Kurama menyingkap pakaian Naruto tanpa sengaja dan luka-luka maupun bekas luka di tubuh Naruto terlihat.

"Naruto-nii berkelahi dengan orang?" Gumam Kurama dengan suara yang cukup keras untuk dapat didengar Naruto.

"Mungkin tidak. Setahuku dia bukan tipe orang yang suka berkelahi."

"Mengapa dia tidak pernah mengatakan apapun pada kita mengenai pekerjaan nya?"

Naruko mengangkat bahu nya dengan jengkel. Ia sedang kesal dengan sang kakak dan begitu kecewa setelah pria itu menipu nya selama bertahun-tahun. Ia begitu marah, kesal dan jijik pada Naruto. Ia tak mengira bila kakak nya adalah seorang pelacur, pria panggilan murahan tanpa harga diri.

"Mana kutahu. Aku muak padanya. Kurasa dia hanya menjadikan kita berdua sebagai alasan agar ia dapat menjual diri dan mendapat banyak uang. Dia berpura-pura menjadi kakak yang baik. Sungguh munafik."

Naruko mengungkapkan kekesalan nya dengan umpatan. Suasana hati nya sangat buruk hari ini, ia kehilangan kekasih nya dan 'ilusi' dari sang kakak yang dibanggakan nya di saat yang sama. Ia benar-benar terpuruk saat ini.

"Kurasa kau benar, Naruko-nee. Aku tak tahu apa alasan nya, namun ia tak seharusnya mempermalukan kita seperti ini."

Kurama menatap iris sapphire Naruko dan mengungkapkan ide nya. Ia sendiri juga merasakan kekesalan dan kekecewaan yang sama dengan Naruko, bahkan mungkin lebih sejak ia begitu mengagumi Naruto.

"Bagaimana bila kita berdua pergi saja dari rumah ini? Kita bisa bekerja sambilan dan sementara menggunakan uang tabungan kita serta menjual sedikit emas milik okaa-san." Usul Kurama.

Naruko berpikir sejenak, ia ingin menerima usulan Kurama. Namun ia tak ingin menjual sedikit perhiasan milik okaa-san nya. Bagi nya prhiasan itu adalah kenangan akan orang tua nya dan ia lebih memilih hidup miskin dibandingkan hidup nyaman untuk sementara dengan uang hasil penjualan perhiasan itu.

"Aku setuju, namun aku tak ingin menjual perhiasan. Untuk sementara kita tinggal di asrama dan kembali ke rumah lama kita. Kuharap 'dia' tidak menjualnya."

"Kita mempersiapkan barang dan pergi sekarang, Naruko-nee?"

Naruko menggelengkan kepala. Bagaimanapun Naruto pernah menjadi kakak yang baik untuk mereka. Pria itu pernah tidak tidur semalaman ketika Naruko dan Kurama sedang sakit. Maka kali ini ia akan berusaha mengembalikan kebaikan pria itu dengan mengantar pria itu ke rumah sakit dan pergi setelahnya.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang