Chapter 15

21.7K 1.2K 93
                                        

Naruko dan Kurama duduk di kursi ruang tunggu di depan UGD dengan tubuh lemas. Sejak tadi Naruko tak berhenti menangis dan ia bahkan tak sempat mengganti pakaiannya meskipun mama-chan sudha mengizinkannya untuk pulang lebih awal hari ini.

Tak hanya Naruko, Kurama juga diam-diam meneteskan air mata sambil menundukan kepala. Ia merasa sangat menyesal atas perlakuannya kepada Naruto. Ia bahkan segera pergi ke rumah sakit setelah pulang kerja dan menerima pesan singkat dari Kurama.

Kurama telah mendengarkan penjelasan dari Naruko yang diucapkan dengan suara terbata-bata dan diiringi isakan tangis. Kini Naruko tak lagi meneteskan air mata dan hanya mampu menyandarkan tubuhnya di kursi tanpa mempedulikan tatapan orang yang melihatnya dengan wajah kusut dan mata merah meskipun riasan wajah masih tetap melekat di wajahnya.

Sasuke berjalan menuju ruang tunggu dengan tubuh lemas tak bertenaga. Ia menyesal tak berangkat bersama Naruto demi menyelesaikan pekerjaan dan Naruto sudah tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah-darah ketika ia tiba di kelab itu dan Naruko yang menangis sambil menjelaskan padanya ketika ia bertanya.

"Bagaimana keadaan Naruto?" tanya Sasuke pada Kurama dan Naruko.

Kedua anak itu menggeleng dan Kurama memberanikan diri untuk menjawab, "Dokter masih belum keluar dari ruangan."

"Hn. Bagaimana jika kalian berdua pulang saja? Aku akan mengantarkan kalian."

"Tidak apa-apa, Sasuke-san. Lagipula kami tinggal di rumah yang berbeda dengan Naruto-nii."

"Hn? Bukankah setahuku kalian tinggal di rumah yang sama? Sekarang dimana kalian tinggal? Aku tidak bisa mengantar kalian jika kalian tidak memberitahuku," ucap Sasuke dengan nada lembut hingga ia sendiri terkejut dengan suara yang keluar dari bibir nya.

"Tidak apa-apa. Kami tidak akan pulang malam ini," ucap Kurama dengan suara bergetar akibat menangis.

Sasuke memandang sekeliling dan tersadar jika beberapa perawat yang berkunjung ke ruang UGD tampak memperhatikan Naruko. Jantung Naruko berdebar keras ketika ia menyadari Sasuke menatapnya dengan penampilan seperti ini.

"Naruko, apakah kau membawa pakaian ganti?" ujar Sasuke dengan suara pelan pada Naruko. Ia sedikit khawatir karena beberapa orang yang menunggu keluarga mereka di ruang UGD lain juga memperhatikan Naruko.

"Ya. Aku akan berganti pakaian."

Naruko segera bangkit berdiri dan membawa tas nya serta berjalan menuju kamar mandi. Ia tak mempedulikan tatapan orang-orang yang menatap penampilannya dengan heran.

Kini Sasuke duduk disamping Kurama yang menundukkan kepala. Terlihat jelas bekas air mata di wajah Kurama yang diusapnya dengan asal. Seharusnya Sasuke tidak perlu mengacuhkan hal yang bukan urusannya, namun hal itu malah mengusik hati nya. Sepertinya Naruto bahkan telah menularkan kepribadiannya yang peduli pada siapapun pada Sasuke.

Sasuke meletakkan tangan di pundak Kurama dan menepuknya beberapa kali. Anak itu terkejut dan menatap Sasuke dengan iris zaffre nya.

Terlihat jelas jika Kurama sangat gugup dan merasa sungkan. Namun Sasuke tetap menepuk pundak Kurama tanpa peduli dengan reaksi Kurama.

Naruko kembali dengan wajah tanpa sentuhan kosmetik sedikitpun dan mengenakan t-shirt abu-abu dengan celana panjang dan hitam. Sasuke melirik Naruko dan agak terkejut saat menyadari gadis itu benar-benar mirip dengan sang kekasih.

"Kalian sudah makan? Bagaimana jika kita makan malam di lantai dasar saja?"

"Tidak apa-apa, Sasuke-san. Kami tidak ingin merepotkanmu," ujar Naruko sambil menggelengkan kepala.

May I Love You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang