Chapter One

14.3K 1.3K 43
                                    

Sebelum mulai membaca Tolong dengarkan ocehan Sherry yang tidak jelas ini. Tolong baca keseluruhan cerita jangan hanya mulai bawah happy reading dan kemudian anda bertanya ini dan itu tentang sesuatu yang sudah aku tulis dengan baik dan jelas, jika masih belum paham tolong baca chap sebelumnya.

Sudah aku tulis title genre ( banyak genre yang semua bakal ada di cerita) rate pemain umur dan lain lain rermasuk WARNING. Aku harap kalian membaca bagian yang menurut kalian tidak penting terlebih dahulu dan lebih jelas sebelum melanjutkan membaca agar membuat anda semua nyaman saat membaca cerita berikutnya.
Untuk misteri(?) cerita di setiap FF semua bakal terjawab dan itu ada waktu tersendiri yang tidak akan di jabarkan dalam satu chap. Di mohon untuk mengerti. Bisa jadi bahkan di chap terakhir ~lirik THE GIFT~

*Bow* Terimakasih sudah memberi komentar masukan dan vote.

Aku sangat senang ada yang membaca coretan ceker ayam yang tidak jelas ini.

.....................

CATCH ME. If You Wanna

Sherry Kim

Happy Reading...!

Jaejoong 17 th

Kim Jaejoong mengigit bibir bawahnya gemas. Bagaimana mungkin dirinya semalang Hiro yang ia tinggal setiap hari ke sekolah, selamban kura kura dan semengenaskan hiu terdampar di padang pasir.

Hah... lupakan! Sepertinya ada yang salah dengan syaraf pada otak yang sering ia katakan otak cerdas sampai ia berpikir yang tidak tidak. Atau otak gadis cantik itu yang bermasalah sampai membuatnya berpikir yang tidak tidak. Bagaimanapun yang ia inginkan yang iya iya, bukanya yang tidak tidak.

Menepuk kedua wajahnya keras. Ia merasa pipinya semakin merona karena malu. Lihatlah di cermin.

Seunghyun mengatakan dirinya sekurus ikan teri dengan kedua pipi sesemok gajah serta secantik bidadari. Demi seluruh bidadari di seluruh jagat raya ia tidak memiliki perpaduan seaneh itu bukan?

Lagi. Ia menghela napas lelah untuk entah yang keberapa kali dalam tiga puluh menit terakhir.

Kim Jaejoong pemuda sempurna, itu yang di katakan kakak kakaknya. Cerdas serba bisa dengan tubuh tak kalah tinggi dan menarik. Meskipun tidak semacho Choi sialan itu tetapi ia memiliki wajah yang cukup tampan. Meskipun terkadang orang lain salah menyebut dirinya dengan kata menggemaskan, imut dan yang paling Jaejoong benci adalah kata Cantik. Demi Jiji ia tampan bukanlah cantik!

Haruskah ia menyalahkan otak pintarnya, karena terlalu pindar dalam pelajaran sampai membuatnya lamban dalam urusan asmara karena sering belajar. Tetapi seingatnya ia tidak membuka buku pelajaran kecuali pada jam pelajaran di sekolahan. Jaejoong lebih menyukai membuat ulah bersama Changmin dan berkeliling kota jika ada waktu.

"Sampai kapan kau akan berdiri di situ gajah centil."

See. Bahkan sahabat baiknya juga memanggilnya dengan sebutan aneh bin ajaib yang Jaejoong benci.

Doe Jaejoong menyipit galak kearah Shim Changmin yang berkacak pinggang di belakang. "Kalau kau tidak juga masuk kita akan kehabisan waktu dan terlambat untuk kembali ke sekolah."

"Beri aku waktu lima menit." Jaejoong menunduk untuk memperhatikan kaki berbalut sepatu putih mahal miliknya.

"Lima menit untuk yang ke tiga kali. Tidak! Masuklah atau aku akan menendang pantatmu itu." Changmin memutar tubuh Jaejoong, mendelik kearah sahabat baiknya hanya untuk mendapatkan delikan Jaejoong yang mendelik marah dengan bibir mungil pemuda itu komat kamit tidak jelas dan kembali berputar membelakangi Shim Changmin sebelum memasuki gedung Moldir yang berlantai empat puluh satu.

Catch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang