Chapter Twenty

9.3K 1K 48
                                    

※Sherry Kim※
.

Lirikan sadis Changmin sekali lagi membuat Jaejoong mendesah dramatis. Pemuda itu merajuk sejak siang tadi hanya karena masalah sepele yang tidak seharusnya di permasalahkan.

"Ya, ya, kau memang lupa padaku. Pergilah kencan dengan Paman tua itu dan jangan pernah menemuiku lagi." Menarik tas punggungnya kasar, Changmin meninggalkan Jaejoong di belakang.

"Haruskah kau merajuk seperti seorang gadis?"

Changmin berputar cepat hanya untuk mendelik kepada Jaejoong. "Gadis?" pekiknya.

"Ya!" Jaejoong membentak. "Kau seperti gadis yang sedang merajuk."

Mengedikkan bahu Changmin berkata. "Terserah kau saja. Toh kita berdua tahu siapa di antara kita yang sering kali bersikap layaknya gadis manja." Pemuda itu kembali berputar dan melangkah cepat menuju gerbang di mana mobil beserta sopir sudah menunggu.

"Aku tidak seperti gadis!" seru Jaejoong. Pemuda itu berlari mengejar Changmin yang sudah bersiap masuk ke mobil. "Tunggu." ia menahan lengan Changmin.

"Apa lagi?"

"Rencana ini akan lucu jika kau ikut serta. Siwon benar, Yunho tidak akan percaya jika aku dalam bahaya jika kau bersama mereka menyanderaku."

"Tetap saja aku tidak ikut serta dalam rencana kalian. Bahkan saat aku menawarkan diri sebagai sandera kedua, kalian pun menolak."

"Tidak akan romantis jika kau ikut serta jadi sandera." jelas Jaejoong gemas. Kedua kaki pemuda itu menghentak kesal.

Keduanya bertatapan sama keras kepalanya. Baik Changmim maupun Jaejoong tidak ada yang mau mengalah meski hanya untuk sesaat

Siang tadi mereka sudah merencanakan penculikan pura pura terhadap Jaejoong yang di dalangi Siwon cs. "Untuk menguji berapa besar Yunho mencintaimu. Kita akan meminta tebusan yang sangat besar nantinya." Itulah yang Siwon katakan

"Bagaimana jika ada polisi?" protes Jaejoong.

"Kita akan memintanya datang sendiri. Tanpa polisi atau kau akan kami sakiti."

Jaejoong merinding ngeri sebelumnya. Sampai mereka meyakinkan Jaejoong bahwa tidak ada yang akan terluka dengan jaminan teman teman mereka lah yang menculik Jaejoong.

"Jongie tidak mau penculik Jongie jelek," tawar Jaejoong. "Harus tampan dan tidak boleh lebih pendek dari Jongie. Tidak lucu kan kalau Jongie kalah oleh penculik cebol. Mau di taruh mana wajah Jongie yang tampan ini nantinya."

"Demi Tuhan." saat itulah Changmin menggeram marah. "Kau adalah calon korban yang paling menyebalkan. Jangankan pria tampan, gelandangan sekalipun tidak sudi menculik pemuda cerewet sepertimu."

"Jongie juga tidak mau di culik oleh gelandangan. Mereka bau dan jorok," ujar Jaejoong polos tanpa menyadari kemarahan Changmin. Dengan ngeri pemuda manis itu menambahkan. "Bagaimana jika Jongie di sekap di rumahnya yang kotor dan banyak kecoa juga tikus." detik itu juga Changmin menempeleng kepala Jaejoong penuh semangat. Pemuda itu tidak menyesal setelahnya mendengar pekikan kesakitan Jaejoong yang memang seperti gadis.

Akhirnya Changmin mendesah kalah, ia memalingkan muka. Tidak ada gunanya ikut serta dalam rencana mereka jika Jaejoomg sensidi tidak ingin ia ikut.

Catch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang