Chapter Eleven

11.4K 1.1K 86
                                    

@YJskpresent.
Sherry Kim

。。* 。。


Isakan Jaejoong tertahan oleh jemari yang membungkam mulutnya sendiri. Persetan jika ada orang lain yang mendengarnya menangis atau melihatnya menangis. Yang ia inginkan saat ini adalah menangis sepuasnya. Setelah ini ia berjanji untuk tidak akan menyia-nyiakan air matanya meski hanya setetes untuk Jung Yunho.

Ajushi menyebalkan itu, Jaejoong bersumpah akan membalas sakit hati yang ia rasakan. Bukan Kim Jaejoong namanya kalau ia hanya berdiam diri setelah di permainkan oleh seseorang.

Ponsel miliknya, atau tepatnya ponsel yang di belikan Yunho telah masuk ke kolam renang. Beberapa saat lalu Jaejoong melempar ponsel itu lewat jendela kamarnya saat benda itu berdering tanpa henti oleh panggilan dari Yunho seorang. Boneka pakaian serta cincin yang di belikan Yunho juga telah ia kumpulkan. Jaejoong akan meminta Changmin mengembalikan benda itu besok pagi kepada pemiliknya beserta bonus serpihan hati Jaejoong di dalamnya.

Lelah melanda Jaejoong, kelopak matanya mulai terpejam dengan isakan di bibir mulai menghilang. Tidak butuh waktu lama baginya berlayar ke alam mimpi di atas ranjang.

Song Ji Hyo berdiri di balik pintu kamar Jaejoong yang tertutup. Putranya itu kembali dalam keadaan marah sampai membentak seorang pelayan baru yang malang. Tidak biasanya Jaejoong berkata kasar bahkan sampai menyakiti seseorang meski hanya dengan kata kata. Ji Hyo tahu bahwa sesuatu telah terjadi, namun ke enam putrinya tidak tahu kenapa Jaejoong marah. Mereka mengatakan Jaejoong menghilang bersama Taeyeon. Dan dari sanalah ia tahu gerangan apa yang membuat putranya sedih. Jung Yunho. Ji Hyo sudah menghawatirkan hal ini sebelumnya. Gosip tentang pertunangan Yunho dengan putri Mr. Choi, Ahra memang benar adanya.

Putranya yang malang. Untuk pertama kalinya putranya itu jatuh cinta terhadap orang yang salah.

Dengan gerakan perlahan, Ji Hyo memutar handle pintu. Mata bulat wanita itu mendelik melihat kamar putranya yang biasanya terlihat rapi berantakan seperti kapal yang baru saja di terjang badai.

Selimut di lantai, bantal boneka bahkan buku juga menjadi penghuni baru lantai. Wanita itu melangkah masuk dengan tenang. Mata bulatnya hanya melihat satu benda yang masih berada di meja belajar putranya itu. Foto Kim Ji Young.

Rasa nyeri itu muncul di dada Ji Hyo melihat foto wanita yang di nikahi suaminya bahkan sebelum mereka menikah. Ia menggeleng. Semuanya sudah berlalu dan kini ia memiliki segalanya dengan kebahagiaan yang berlebih kecuali satu hal. Putra yang telah ia besarkan dan cinta putranya.

"Jaejoongie... "

"Sttt," Ji Hyo berputar cepat sambil menaruh jari telunjuk di atas bibir.

Jeesica berhenti di ambang pintu kamar Jaejoong dengan pandangan ngeri. Saudaranya yang lain berdiri mematung di belakangnya. Bahkan Sunny menjatuhkan belanjaan mereka ke lantai. "Mama apa yang kau lakukan kepada Jongie?"

Tuduhan itu menohok Mrs. Song. Namun dengan mudah pula ia halau. "Masuk ke kamar kalian." Salah seorang putrinya berniat menyahut dan Ji Hyo berkata tegas. "Pergilah."

Meski tidak rela. Mereka berpencar dengan cepat. Ji Hyo menghela napas lelah. Ya Tuhan. Bahkan putrinya menuduh suatu hal yang tidak akan pernah ia lakukan. Siapa yang bisa menyalahkan mereka ketika menemukan ibu mereka di kamar adik kesayangan mereka dalam keadaan berantakan.

Catch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang