Escape (Gangsta life)

3.7K 457 20
                                    

TINGGAL VOTE APA SUSAHNYA??? :(

MASA PER CHAPTER YG VOTE CUMA 50 :(

KALO KALIAN MAU NEXT , 60++ VOTES PLS

SILENT READERS HARGAIN GW YANG UDA MIKIR ALUR SEDEMIKIAN RUPA AND NGETIK PANJANG2, THANKS YANG UDA NGERTIIN :")

*Rosella Douglas*

Bibirnya masih berada dibibirku, menjalarkan kehangatan ditengah musim dingin yang mulai datang.

*BRAK*

Tiba-tiba dapat kudengar suara keributan dari luar stasiun polisi, pecahan kaca bahkan suara tembakan yang membuatku takut.

"Just?"

"Tenanglah, itu pasti Cody dan Harry" ujarnya begitu santai, seolah dia tahu siapa yang telah berbuat kericuhan ini.

"Rose, kau siap?"

Sedetik kemudian tanpa aba-aba Justin langsung menarik tanganku untuk ikut berlari bersamanya. Jantungku memompa darah 2 kali lebih  cepat,  ada apa ini sebenarnya?

*DOR*

Suara tembakan terus terdengar dari luar, begitu juga didalam. Justin mengeluarkan pistol dari balik jacket hitamnya dan menembaki seluruh officer polisi itu tanpa ampun.

Ini gila! Aku tak pernah melihat Justin seserius itu, matanya menjadi gelap dengan wajah marahnya benar-benar membuatku ketakutan.

"Just! Come on!"

Benar, kulihat Harry sudah siap didepan kemudi mobil menunggu Justin dan Cody masuk, kita pun masuk kedalam mobil hitam yang cukup tua itu dan melaju sekencang yang kita bisa. Meninggalkan beberapa mayat polisi diatas lantai.

"Ohhh fucking yeah! Sudah lama kita tidak beraksi seperti ini!" Celetuk Harry begitu gembira, dia terus tertawa lebar padahal ia sedang menyetir mobil.

"Ya, kita harus sering-sering melakukan ini! Sudah lama kita bersembunyi!" Imbuh Cody yang tak kalah bangga.

Dan yang dapat kupikirkan, apa mereka masih waras? Mereka menginginkan kehidupan kasar ini?

"Babe, are you okay?" Tanya Justin yang masih menggenggam tanganku erat.

Tanpa kusadari air mata mulai menuruni pipiku, aku takut akan Justin yang berubah seperti tadi.

"No no no, don't cry please I'm here and you'll be alright"

Aku hanya mengangguk-angguk ketika Justin berusaha menenangkanku, pikiran aneh itu harus kubuang jauh-jauh. Tapi tangisanku terus saja tak mau berhenti, aku terlihat sangat cengeng.

*DOR*

"Oh fuck!"

Tiba-tiba sirine mobil polisi terdengar mengejar kita, bahkan beberapa tembakan mengenai bagian belakang mobil.

Semua orang pun terkejut membuat Justin dan Cody mengeluarkan pistolnya kembali dan menembaki mobil polisi itu lewat cendela mobil.

"Rgh fuck off from here!" Erang Justin marah.

"Oh no guys! Fuck! Fuck! Fuck!"

Seketika laju mobil tak terkendali, ke kanan dan ke kiri tak bisa dikemudikan. Sial, sepertinya tembakan tadi membuat ban mobil kita menjadi pecah.

*BRAK*

Mobil kita pun berakhir dengan menabrak tiang lampu dipinggir jalan dengan keras, untung saja tak ada yang terluka. Dengan cepat kita pun keluar.

"Go go go!"

"Come on,Rose!" Teriak Justin padaku. Aku meraih tangannya cepat dan keluar dari mobil yang telah rusak. Beberapa meter lagi dan mobil polisi itu akan menangkap kita.

*DOR*

Tak ada henti-hentinya tembakan terus melesat, membuatku semakin ketakutan.

"Harry!!!"

Dengan refleks kutoleh suara Cody yang berteriak, dan yang lebih mengejutkan adalah

Harry tertembak!

"Fukin cops!!" Umpat Justin yang langsung berlari menolong Harry.

"Oh god" desisku, kini ketakutanku sudah mencapai 99%. Tahan tangisanmu Rose.

Mereka berlari bersembunyi disebuah gang kecil membuatku juga mengkutinya. Harry yang terluka pun disandarkan kedinding dengan darah yang terus mengucur dari perutnya.

"I'm fine guys" elak Harry yang masih ingin ikut melawan polisi.

Justin berjalan kearahku dengan ragu, beberapa luka goresan juga melukai wajah dan tangannya. Aku pegang wajahnya lembut, takut mengenai lukanya.

"Rose, please believe me tonight, aku akan mengurus polisi itu bersama Cody dan kau tetap disini bersama Harry"

Aku tak mau berkata-kata, ku tatap Justin dan Cody yang berharap padaku. Dan aku pun mengangguk menerimanya.

"Promise me you'll be right back, I won't lose you" bisikku ditelinganya.

"Aku berjanji padamu" balasnya sambil mencium bibirku sekejap. Rasanya asin, jadi kubersihkan darah dibibirnya dengan ciumanku sekaligus.

Justin tersenyum  lalu berlari keluar dari gang bersama Cody. Dia ambil pistol dari jaketnya dan mulai menembaki beberapa orang lagi.

"Harry"

Aku segera menemaninya, kupegang tangannya yang berlumuran darah itu dengan erat.

Justin bilang Harry dan Cody sudah seperti keluarganya, jadi biarkan mereka menjadi keluargaku juga.

"Ro-o-se"

Nafasnya semakin tak beraturan, bahkan dia terbata-bata saat memanggil namaku.

"Please, stay with me har, I promise you'll be safe" ujarku gemetaran.

Senyuman dan lengkungan pipinya terukir jelas saat dia berusaha tampak tenang, padahal aku tahu dia begitu kesakitan.

✨sorry gw gagal action :( - xo megan

Gangsta » jb/zmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang