Chapter 5 : Do The Mission

97 9 3
                                    

Gue pingin gak sekolah hari ini, karena gue harus ngelanggar janji gue sama Vania. Buat ndeketin dia sama Farnan.

Tapi...Farnan lebih penting

Segera gue bersiap-siap. Aku lebih suka tampil seadanya

Of course, kalau ke sekolah hanya boleh pakai seragam

Gue udah tiba di sekolah. Dan lihat siapa yang sudah datang. Tentu saja, si ayam kepagian.

"Hei Al, come here now!" panggilnya

Entah kenapa, tapi aku senang sekali saat dia memanggil namaku.

"We will do the mission today? She was chat me and say... Ah, read it by yourself" dengan gaya sok inggris dia memberikan BB nya padaku.

"Hahaha" tawaku menggelegar saat membaca chat mereka.

Vania berkata "gue bakal jemput lo di depan kelas lo. Jangan ninggal gue"

"Jahat lu Al, orang lagi susah malah diketawain" geramnya.

"So, what is your plan?" tanyaku sembari duduk di sebelahnya

"This is the plan........" bisiknya padaku.

-

"Go, go, go, dia masih di kelas. Gue bakal pura-pura pulang sendiri. Faster!" bisikku dengan penuh penekanan

Farnan mengangguk dan berlari keluar sekolah.

Gue? Ya jalan biasa lah.

"Al, lo liat Farnan gak?" tanya Vania padaku

"Gak, setahu gue dia tadi masih di perpus atau di kelas ya? Gue lupa" jawabku ngawur

"Oh, ya udah. Lo pulang sendiri? Gak sama Farnan?" tanyanya lagi

Ya sama dia lah, gak mungkin enggak. "Gak, gue sendirian" jawabku.

"Oh ya udah, thanks for your info" ujar Vania meninggalkanku

Dengan tergesa-gesa gue lari keluar sekolah dan menemui Farnan yang udah nunggu gue

"Gimana?" tanya Farnan begitu gue dateng

"Success" jawabku senang.

"Thanks for help me" ucap Farnan

"No problem" balasku singkat

"Al, kalo gue minta tolong lagi gimana?"

"Boleh aja"

"Gak jadi deh" urungnya kembali menatap ke depan

"Lo jahat, bikin kepo aja"

"Wait until tomorrow" balasnya

"Oke" Anjiir, gue yakin gue bakal gak bisa tidur.

--

Paginya, gue semangat berangkat ke sekolah. Ya iyalah, Farnan mau cerita yang kemarin dia ucapin tapi gak jadi itu.

"Pagi!" sapaku semangat setibanya di sekolah.

"Hem" balas Farnan hanya menengokku sekilas.

"Pagi Al" balas Derry

"Tumben lo balas sapaan gue" jawab gue sinis

"Ya udah, lain kali gue kacang lo ah" balas Derry cuek

"Jangan jangan. Makasih Derry yang banyak omong" balasku alay pake banget

"Iya iya" sahut Derry udah sibuk sama hapenya

Gue duduk di sebelahnya Farnan dan suasana hening banget

"Pagi!" sapa Teo

"Pagi" balasku

"Al, bantuin gue dong. Fisika, demi tuhan gue blank" ujar Teo alay

"Soal yang mana?" tanyaku

Selanjutnya gue sibuk sama Teo, Derry, Rere, Netta, dan lain-lain. Kecuali. Farnan

Pelajaran udah dimulai, gue baru berani ngomong sama dia

"Lo kenapa diem aja sih?" tanyaku to the point

"Gue pingin pindah tempat duduk" jawabnya cuek

JLEB! "Eh, kenapa?" heranku polos

"Gak apa, capek gue. Dibully anak-anak terus" jawabnya

"Gue juga. Gimana kalo pindah sekarang. Gue sama Netta lo sama..."

"Sama Onni?! Lo gila" ujarnya shock sambil nahan teriak

"Ya iyalah, mau sama siapa lagi?" balasku

"Jangan dulu deh Al. Lo sama gue aja dulu ya" pintanya

"Gak apa, gue pindah sekarang aja kalo lo bosen sama gue" frontalku

"Gue gak bosen sama lo kok"

DEG DEG!

"Gue cuma capek dibully anak-anak sama lo" ujarnya

"Oh" balasku. Singkat. Padat. Jelas.

"Nanti lo pulang naik angkot kan?" tanyanya

"Ya iyalah" balasku

"Oke deh, jangan ninggal ya"

DEG DEG

"Yang ada, nanti kita piket tau" ucapku

"Wah, nanti gak bisa kabur dari Vania dong"

"Bisa, be positive"

"Lo bantu gue kan?"

"Iya Nan, lo bawel banget sih" geramku sambil nyubit tangannya

"Aduh, sakit" erangnya

Lo my bestie, batinku

***
Gimana? Hancur yaa, sorry. Imajinasiku lagi gak jalan, jadinya ya gini deh. Ancur.
Perkiraan sih cuma sampe chapter 9 tapi gak tahu lagi.

Thanks buat yang udah vote :3

The New PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang