Untuk merayakan 1K readers ku. Alysha mau bagi cerita tambahan waks.
***
"HBD Mel" ucap anak-anak termasuk aku.
"Eh, Al" Rere menyikutku.
"Hem"
"Besok ultahnya siapa yaa?" ujarnya tersenyum simpul.
"Ssttt" balasku heboh. "Diem yaa"
"Hahaha. Anak-anak juga udah banyak yang tau kali. Lo kan cerewet, mereka pasti ngerti lah kalo lo besok ul.."
"Sstttt" potongku menutup mulut Rere yang mulai tertawa usil.
"Iya iya, alay banget" Rere hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kenapa Rere menjadi orang yang sangat menyebalkan, huh. Atau mungkin aku yang berlebihan", batinku
***
Tet...tet...
"Yeay pulang!" ucapku senang.
"Iyaa. Gak sabar besok" Rere memberi tatapan mencurigakan padaku.
"Huft"
"Ayo pulang" ajak Tama.
Oh iya, aku lupa cerita. Setelah agak lama. Akhirnya menjadi suatu kebiasaan aku pulang bareng sama Tama, tentu saja bareng Farnan juga.
"Oke" balasku singkat kemudia meraih tasku.
Setelah agak jauh, Farnan mulai membuka mulut.
"Eh, hari ini Melin kan ulang tahun nih. Kalo lo kapan Al?"
Eh,? "Apaan?"
"Lo ultah kapan?" Tama mengulang pertanyaan Farnan.
Aku gak tuli oke. "Hah? Gak tau"
"Gak mungkin lah lo gak tau ultah lo kapan" Farnan memberikan senyuman mencurigakan.
"Ya gak mungkin lupa lah. Tapi males ngomong" tepisku.
"Ayolah, kapan?" paksa Farnan.
"Cari tau sendiri aja lah. Di edmodo kan juga ada" takisku. Lagi.
-Edmodo adalah web pembelajaran yang diberikan oleh guru ku. Dan dalam web tersebut tiap anak memberikan data pribadinya. Termasuk tempat, tanggal lahir.-
Farnan kali ini hanya melempar tawa aneh yang amat, amat, amat. Huft, mencurigakan.
Aku mulai merasa, kenapa jalan menuju perempatan ini jauuuuuhhh sekali.
"Duluan ya" Tama mengarah ke rumahnya.
Aku hanya bisa mengangguk dan berharap Farnan berhenti mengajukan pertanyaan yang saa...
"Ultah lo kapan Al?"
Huft, belum selesai gue mikir. Oke.
"Apaan?" tepisku lagi.
"Ultah lo kapan? Lo lagi tuli ya"
"Enggak"
"Jadi, kapan?" Farnan mengulang pertanyaannya. Lagi. Lagi.
"Oh angkot. Gue duluan yaa, bye" ujarku berlari menuju angkot yang ku tuju.
"Huft, bye" balasnya sembari menunjukkan wajah sebalnya.
Mungkin aku sendiri bakal sebel kalo lawan bicara nya bertingkah seperti aku tadi.
***
Rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Page
Ficção AdolescenteTiap kali aku menengadah, menatap langit penuh bintang disana. Yang terbayang hanyalah dirimu. A new person who fill my new life.