Chapter 7 : Should I Tell Him?

80 9 0
                                    

Gefarnan Deraka : Siapa Al, jangan di-read doang.

Al Alysha : Bukan siapa-siapa, lo kepo banget

Gefarnan Deraka : Ya, gue kepo. Lo harus cerita. Lo deket sama siapa lagi? Jangan-jangan Teo, Derry, atau Dean.

Al Alysha : Ngawur aja.

Gefarnan Deraka : Terus siapa? Gue gak tahu lo deket sama siapa kecuali anak-anak sekelas

Al Alysha : Terserah gue lah, hidup hidup gue apa peduli lo

Gefarnan Deraka : Lo harus cerita. Titik. Lo deket sama siapa? Kejebak friendzone sama siapa? Gue hafal, lo kalo lagi nulis sesuatu yang diluar pelajaran, itu pasti berhubungan dengan apa yang lo rasain

Sehafal itukah?, batinku

Al Alysha : Sama temen gue lah, gue suka dia. Tapi gue jaga jarak sama dia, gue gakau dibilang suka sama dia. Karena gue takut bakal nikung temen gue yang lain lagi. Puas?

Gefarnan Deraka : Belum, dan siapa temen lo itu? Give me a clue

Al Alysha : Nope

Gefarnan Deraka : Siapa Al? Gue bakal ngehantui lo dengan pertanyaan gue, until you answered it

Oh shit, batinku sembari meletakkan hape dan segera mengambil piring untuk makan

Mati gue, gue harus gimana nih?, pikirku sambil makan

Anjiir, bahkan biasanya gue lupa semuanya saat makan

He really disturb me with that question

Besok gue harus minta saran dari Rere. Titik, tekadku bulat

-esoknya di sekolah-

"Pagi Al" sapa Rere baru masuk kelas.

"Oh God, Thanks, sini cepet gue mau ngomong" balasku pada Rere yang keliatan bingung.

"It's about variabel" ujarku

Rere mengangguk paham dan segera mencari posisi untuk mendengarkan.

"Dia chat aku, ngomel-ngomel karena gak sengaja liat aku nulis 'friendzone' di tanganku. Terus dia...." jelasku panjang lebar sambil berbisik

"Really? Gue gak pernah tahu dia kayak gitu. Lo yakin itu Farnan?" tanya Rere tak percaya

"Sure, 100%. Aku aja kaget liat gelagatnya" ungkapku.

"I think, there was something different. Sikapnya" pikir Rere

"Gue bingung kadang..." sambung Rere

"Bingung kenapa?" tanyaku

"Yaa, kalian berdua itu. Aneh" ungkap Rere membuatku bergidik geli.

"Then, what I have to do? Should I tell him?" tanyaku kebingungan

"If that's needed, I think yes" balas Rere santai

"Kalau dia gak suka aku? Mati lah aku, GR banget coba. Kalau dia suka aku? Jadi apa aku nanti. Kalau dia antara suka dan gak suka?" ungkapku lirih

"Don't make it hard, beb. Keep calm, everything will be alright" sahut Rere sembari berlagak mengipasiku.

"I can't be calm in this situation, Re" elakku

-selang beberapa menit dalam hening-

"Re, Emma beneran move on?"

"I'm not sure, Al. Why are you ask about that?"

"Aku gak mau nikung temen lagi" ungkapku

"Lagi?! Tell me" ujar Rere semangat mendengarkan cerita masa lalu ku.

--flashback--

"Al, lo itu mau nya apa? Sok sok an"

"Lo kok tiba-tiba marah sih? Duduk dulu jelasin semua, gu.."

"Gak usah belagu deh, sok alim segala. Ngaku aja lah, lo suka dia kan?"

"Eng..."

"Jangan bilang enggak lo! Gelagat lo itu keliatan, dasar sok polos! Tukang tikung! Gebetan gue lo hajar seenaknya aja"

"Emang kalo gue suka dia kenapa?! Lo cemburu? Atau lo merasa kalah karena gue lebih deket sama dia hah?!"

"Dasar lo! Jauhi dia!!"

"Tenang gue bakal jauhi dia, toh, dia yang ngejar gue"

"Mati lo!" sergap Qila menarik-narik pakaianku hingga sobek

"Anjrit!" teriak gue membalasnya

Pertarungan sengit itu terjadi hingga....

"Stop lo berdua!" gertak suara tenor di ujung lorong sepi ini

"Agra" ucap kita kompak

"Kalian gila apa?! Tengkar cuma karena gue, denger yaa. Gue gak suka satu pun dari kalian, gue udah punya. So kalian gak guna tengkar kek gini" omel Agra tak kalah menakutkan.

"Tapi Gra..." potongku

"Al, gue percaya sama lo. Lo sahabat gue yang paling gue sayang, kita udah bareng mulai SD. So I knew it will be happened...." ujar Agra lembut

"Get 'move on' from me. Forgot your feeling to me" sambung Agra

--back now--

"Gue gak yakin, walau gue udah pacaran sama orang lain, deket sama orang lain, bahkan suka sama orang lain. Tapi gue gak bisa buang rasa cinta gue dari Agra, dan..."

"Lo takut Farnan juga sama dengan yang lain?" potong Rere

"You're right" ungkapku lalu menelungkupkan wajahku di balik tangan dan menangis pelan

Walau hanya menangis setetes, rasa sakitnya lebih dari itu. Rere hanya bisa memandangku iba.

"Al, lo kenapa?" tanya Farnan tiba-tiba dari dekatku.

"Hah? Eng-enggak, cuma habis inget nlvel yang kemaren. Sedih banget" jawabku ngawur

"Udah lo sana pergi, ganggu suasana tau gak" usir Rere

"Gue cuma tanya apa salahnya sih?" omel Farnan pergi menjauh

"So did you have decided?" tanya Rere memastikan

"Yes..." ucapku sambil menghapus air mata yang tersisa

"Em?" tanya Rere lagi

"I am not tell him" jawabku yakin

***

Flashback nya anjiir banget, thanks buat yang udah vote yaa. Aku sayang kalian. Imajinasi lagi lancar nih :3

The New PageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang