Oh goodness, dia marah Al. Lo harus gimana?, pikirku sambil jalan kayak setrika
Marah balik Al, lo pinter!, batinku langsung meraih hape
Al Alysha : Ya udah kalo lo marah, terserah lo mau maafin kapan. Gue bisa apa
Gefarnan Deraka : Ya
Eh, kok dia marah beneran. Anjiir, batinku frustasi
Masa bodoh, sekarang gue sibuk ngerjain tugas. Walau sama-sama stress, pelajaran lebih berguna
-esoknya di sekolah-
"What?! Lo baikan dan dia sekarang marah ke elo" respon Rere saat mendengar ceritaku.
Sudah ku duga responnya bakal kayak gini jadi gue tarik dulu dia dari kelas. Biar aman.
"Iya Re, dan bodohnya g..."
"Lo udah ngaku kan" tebak Rere tersenyum senang
"Kok lo tau aja sih, gak asik ah" erangku mendengar tebakannya tepat
Kadang lo pasti frustasi kalo punya temen pekanya kayak paranormal yang bisa baca pikiran lo.
"Hahaha, Rere gitu. Tapi kan Al, ini jadi cinta bertepuk sebelah tangan. Dia gak suka sama lo" ujar Rere mengingatkan
"I know, my love story never happy ending Re. Ini udah jadi hal biasa bagi gue" ungkapku
"Ya udah Al, balik ke kelas yuk. Habis ini ada kegiatan pagi" ajak Rere
"Ayo" sahutku kemudia berjalan serempak ke kelas
-saat pelajaran Bu Henny, guru Fisika-
"Sudah paham anak-anak?" tanya Bu Henny setelah menjelaskan panjang kali lebar
"Sudah bu" jawab anak-anak tidak serentak
"Kalau begitu kerjakan buku siswa halaman 67 sampai 75"
"Bu, semuanya?!" tanya Dhamar -lama gak nyebut namanya- kaget melihat banyaknya soal
"Ya semuanya"
"Kelompok ya Bu" tawar Erna, cecan di kelas.
"Lho individu toh" jawab Bu Henny solae tidak tau anak-anak keberatan
"Aahhh..." erang anak-anak kecewa
"Al, nomer 1 gih" tanya Teo sambil menusuk-nusuk punggungku denga pulpen
"Apaan sih, lo nomer 1 udah tanya. Soalnya 50 Yo" geramku terganggu
"Males ngitung"
"Teo...gak ada alasan yaa, nanti kamu saya tambah lho" sindir Bu Henny sembari tetap menulis membuat anak sekelas tertawa, kecuali Teo.
"Tuh dengerin Yo, hush, gue sibuk"
Suasan kelas awalnya hening, kemudian...
"Oh iya anak-anak saya ingin ke ruang guru dulu, ada tamu. Nanti kalau saya tidak kembali, ketua kelas mengumpulkan tugas lalu taruh di meja ya"Hanya dibalas keheningan oleh anak-anak
Setelah Bu Henny keluar, kelas langsung seperti pasar besar. Rameee bangeett.
"Woi liat nomer 7"
"Gue butuh nomer 15 siapa yang udah?"
"Nomer 9 hee nomer 9"
Dan ocehan lain dari anak-anak sambil lari kocar kacir cari temen yang udah duluan.
"Al, liat nomer 27" pinta Farnan
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Page
Teen FictionTiap kali aku menengadah, menatap langit penuh bintang disana. Yang terbayang hanyalah dirimu. A new person who fill my new life.