***
Kalvyn's POV.Hari ini adalah hari senin, dan aku mulai bersekolah lagi karena waktu libur sudah habis.
Aku telah tiba di sekolahanku. Keaadan masih sepi karena sekarang masih sangat pagi. Setelah turun dari motor, aku ingin merapikan rambutku yang berantakan karena helm.
"Gausah dirapiin! Gantengan gitu!" Aku terlonjak kaget mendengar suara melengking perempuan.
"Apaan sih," ucapku menghiraukan perkataannya lalu merapikan rambutku.
"Pasti lo itu cowok yang suka pake pomade kan. Kalo Keenan kan rambutnya selalu sengaja diacak-acakin dan menurut gue dia ganteng kalo rambutnya digituin. Beda banget sama lo ya." Aku menaikkan satu alisku.
"Gausah sok kenal deh."
"Kalvyn! Kita kan udah kenal bego, lo udah tau nama gue juga kan? Terus kita kemaren ngobrolnya kayak lama banget, seakan-akan udah kenal lama gitu," ucap perempuan itu cengengesan. Tau namanya? Aku saja lupa namanya siapa.
"Bodo, gue gatau nama lo juga," ucapku lalu pergi dari hadapannya.
"KALVYN!" Teriak seorang perempuan dengan berlari menghampiriku, karena merasa sedikit kasihan aku pun menghentikan langkahku.
"Hm?" Gumamku membalas panggilannya.
"Masa lo lupa nama gue sih? Terus kenapa lo kemaren bisa ngobrol lama banget sama gue tapi lo lupa nama gue?" Aku menghela nafas karna ucapannya terlalu panjang dan memusingkan.
"Lo sokap?" Ucapku datar.
"Akhirnya untuk kedua kalinya lo nanya nama gue! Gue Shakila! Shakila Florence Dixon!"
"Dasar aneh," ucapku cuek lalu meninggalkannya lagi.
Saat sampai di kelas, ternyata di kelasku sudah ada yang sampai lebih dulu dariku, dia perempuan dan tentunya aku tidak mengenalnya. Walaupun dia sekelas denganku, aku tidak perduli dengannya. Hampir dengan semuanya.
Aku pun memilih untuk duduk di bangku ku dan mendengarkan musik dari ipodku dengan earphone. Hobbyku satu ini turun dari Bundaku, dia sangat senang mendengarkan musik dari ipod.
Saat sedang mendengarkan lagu milik Taylor Swift - Bad Blood, aku merasakan ada yang menepuk punggungku. Dengan malas aku pun menoleh kearah orang yang dengan tidak sopannya menganggu waktu santaiku.
Ternyata perempuan tadi.
"Hm?" Tanyaku datar."Lo Kalvyn kan? Kenalin nama gue Caitlin Gianetta Mackenzy, gue sekretaris 1 di sini," ucapnya mengulurkan tangannya, aku tidak membalas uluran tangannya dan hanya mengangguk.
"Tujuan?" Tanyaku singkat.
"Tujuan maksudnya?"
"Lo ke sini," ucapku singkat.
"Oh tujuan gue ke sini?" Aku hanya mengangguk pelan.
"Gue ke sini pengen kenal lebih dekat sama lo aja, kita kan satu kelas seenggaknya lo tau nama gue kan?"ucapnya tersenyum, aku hanya mengedikkan bahu lalu mengangguk.
"Udah kan?"
"Belum sih, sebenarnya gue pengen ngobrol sama lo tapi kayaknya lo lagi sibuk banget ya?"
"Hm sepertinya."
"Yaudah, gue keluar dulu ya, Vyn. Bye."
"Hmmm." Setelah Caitlin Caitlin itu pergi, aku pun melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda tadi.
**
Sekarang jam istirahat, aku dan Dante berjalan menuju kantin. Sepanjang perjalananku menuju kantin, banyak sekali yang berbisik-bisik seperti membicarakanku dan tentunya aku tidak perduli.Saat hampir sampai di kantin, ada gerombolan perempuan yang menghadang jalanku.
"Kalvyn, kenalin nama gue Queensia! Gue anak dari pemilik perusahaan Wiraputra grup dan bokap gue penyumbang dana terbesar kedua setelah bokap lo!" Aku menghela nafas lalu mengangguk.
"Gue mau jalan."
"Lo mau jalan sama gue?!" Ucap perempuan itu teriak dan membuatku pusing.
"Ke kantin, misi," ucapku lalu menobros para perempuan yang menurutku sangat aneh itu.
Lalu, aku dan Dante pun menemukan tempat yang cocok untuk makan dan tentunya Dante yang memesan makanan.
"Gila lo, Vyn! Baru sekolah di sini sekitar dua minggu tapi udah banyak idola! Lo tau gak cewek tadi itu siapa? Dia Queensia! Dia anak kelas 12 dan dia termasuk primadona di sekolah ini dan tentunya setelah Sevanya." Aku memutar bola mataku. Sekarang aku lagi makan dan dia menganggu aku lagi.
"Gue gak peduli sama Queen Qwen itu, gue gak peduli dia mau primadona atau bukan. Dia aneh dan menurut gue menganggu. Ohya satu lagi, Sevanya gak mungkin jadi primadona di sini, itu sangat tidak memungkinkan," ucapku menggeleng-gelengkan kepala.
"Astaga, Kalvyn! Sevanya itu mantan ketua OSIS, dia kemaren ketua cheers di sini. Mantannya si Jacob ketua tim basket di sekolah ini, masa lo gak tau sih pacar kakak lo sendiri." Ya, aku tau kalau Sevanya memiliki mantan namanya Jacob dan kali ini aku sangat perduli dengan hal itu.
"Sampe bosan gue liat tampangnya di rumah gue," ucapku tersenyum tipis.
"Lo masa gak perduli sama Sevanya? Dia kan satu-satunya kakak perempuan lo." Aku memutar bola mataku, Dante sangat tahu kalau aku sebenarnya sangat peduli dengan Sevanya, tetapi kenapa dia masih menanyakan hal itu?
"Lo udah tau, tapi kenapa lo selalu pura-pura gak tau?" Ucapku kesal.
"Cuma mau mastiin," ucapnya lalu cengengesan.
"Kalvyn!" Teriak seorang wanita lalu berlari ke arahku dan bergelayut di tanganku. Siapa lagi kalau bukan Denissa?
"Vyn, bantuin gue bikin si Bily cemburu dong," ucapnya dengan manja. Aku tersenyum lebar karena tahu sepupuku yang satu ini sedang dekat dengan kakak kelasku.
"Emang Bily nya lagi di sini?" Tanyaku dengan lembut.
"Iya, Vyn! Makanya gue pengen liat dia cemburu dan dia gak diemin gue lagi."
"Sasa, gakusah sama Bily. Sama gue aja," ucap Dante cengengesan, aku pun menoyor kepalanya.
"Yaudah lo duduk sini bareng gue sama Dante." Denissa mengangguk lalu duduk di sebelahku.
"Eh Vyn, udah denger gosip baru gak?" Ucap Denissa setengah berbisik, aku menaikkan alisku karena bingung dengan arah pembicaraan Denissa.
"Kita digosipin pacaran! Gila bego banget ya anak sekolahan kita pada percaya sama gosip gituan, padahalkan mereka tau kalo gue lagi deket sama Bily." Jangan bilang ...
"Kan kata mereka lo pernah bilang kayak gini 'karna dia sayang gue dan begitu sebaliknya gue sayang dia' yaampun kamu cocwit anget sih!" Ucap Denissa mencubit pipiku. Sudah kuduga kalau cewek aneh itu yang menyebar gosip aneh ini.
"Duh, sakit bego!" Ucapku mengusap pipiku.
"Hahaha muka lo ucul banget gila, kalo gue foto terus post di Instagram pasti pada heboh."
"Halah, dasar anak sosmed."
"Makanya Vyn bikin sosmed kayak Keenan dong! Gue pusing banyak yang nanyain tentang lo di Instagram, Ask.fm sama Twitter."
"Gue punya socmed kok."
"Iya! Kalvyn punya kok." Celetuk Dante.
"Socmed apaan? Jangan bilang Facebook! Astaga kenapa sepupu gue katrok amat sih, Ya Allah!"
"Gaklah, gue cuma punya snapchat sama vines."
"Halah narsis juga lo ternyata!"
"Gue pake cuma buat nyanyi."
"Eh udah bel ini, Vyn," ucap Dante, aku mengangguk lalu pamit kepada Denissa.
***
Hai! Update nih hehe,vote+comment dong!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The coldest boy & the bad girl
Novela Juvenil"Hidupku berubah ketika harus menjadi guru privatenya. Bagaimana aku bisa tahan dengan seorang wanita agresif dan sangat berisik? Tetapi ternyata dia juga sangat misterius. Ah, aku jadi penasaran tentang dia yang sebenarnya." - Jeremy Sergioza Kalvy...