***
Kalvyn's POV.Selama perjalanan menuju kelas, aku selalu mengucapkan sumpah serapah untuk Shakila. Karna dia, karna dia jam bebasku harus aku relakan hanya untuk mengajarinya.
Enak juga yang aku ajarkan cewek anggun, cantik, sopan dan sexy. Tapi nyatanya? Dia begitu bertolak belakang dengan yang aku harapkan.
"Holaa! Jeremy Sergioza Kalvyn Darke!" Aku memutar bola mataku mendengar gadis itu memanggil namaku.
"Vyn... Kata Pak Hery hari ini lo udah bisa jadi guru les private gue," ucapnya yang mencoba menyamai langkah kakiku, aku berhenti dan menatap sinis kearahnya.
"Lo kira gue mau?"
"Oh tentu. I know you so well, Kalvyn. Lo pasti gak bisa nolak hal yang berhubungan dengan kewajiban apalagi kalo udah disuruh guru." Aku mengedikkan bahuku.
"You don't know anything about me."
"I know everything about you."
"Not, you're not."
"Whatever, pokoknya sepulang sekolah nanti kita ke cafe dan tentunya gue nebeng sama lo." Aku menaikkan satu alisku.
"Lu kira gue tukang GoJek?!" Ucapku kesal.
"Gue gak ngomong gitu, lo sendiri yang menyimpulkannya. See you later, B."
"Najis." Gumamku lalu cepat-cepat menuju kelasku, aku menggeram kesal karena kelasku yang berada di lantai tiga.
Tok.. Tok.. Tok..
Aku mengetuk pintu kelasku, aku berharap Bu Rita tidak marah kepadaku dan merelakan aku segera duduk dengan manis.
Lagi-lagi aku menggeram kesal karena tidak ada suara dalam kelasku. Dengan kesal aku pun membuka pintu kelasku.
Aku melongo saat melihat kelasku yang tidak ada gurunya.
"Jiahhhh Kalvyn! Komuk lo lucu banget anjing!" Aku menatap Dante yang sekarang sedang tertawa terbahak-bahak.Sialnya seluruh anak kelasku menertawaiku.
"Bu Rita ngga masuk, Vyn. Dia cuma nitip tugas," ucap Caitlin menjelaskan kepadaku. Aku hanya bergumam sebagai jawaban dan berjalan menuju kursiku."Anjing, lo kenapa terlambat hari ini?" Ucap Dante duduk dikursinya.
"Keenan."
"Dikerjain lagi?" Aku mengangguk pelan.
"Ya kerjain balik lah, Vyn! Lo tuh bego ato goblok sih?!" Aku mendelik kesal melihatnya yang menghinaku.
"Gak dua-duanya tuh."
"Kalo dikerjain ya kerjain balik lah!"
"Gue bukan lo."
"Jangan terlalu baik, baik boleh sih tapi lo harus cerdik."
"I don't know what you say. Just shut up, okay?"
"I can't. Btw, gue tadi lewat ruang bk. Lo dihukum ya? Tapi kok ngga bersihkan apa gitu, perpus ato lari." Aku menghela nafas.
"Gue dihukum, lebih parah malah."
"Dihukum apaan? Bersihkan wc? Ah udah mainstream, nyapu taman belakang sekolahan? Ah udah mainstream juga. Atau nyari semut sampe bersih?"
"Shut the fuck up!" Ucapku kesal.
"Hehe, makanya kasih tau dong. Gak usah sok misterius gitu." Aku menatap sinis kearahnya.
"Gue disuruh jadi guru private Shakila," ucapku pelan tapi tegas.
"Oh cuma gitu doang ..." Dante terdiam lalu menggebrak meja." WHAT?! YOU DON'T SAY?! LO DISURUH JADI GURU PRIVATE SHAKILA?!" Ucapnya histeris. Aku memutar bola mataku karena seluruh mata dikelas ini menatap aku dan laki-laki tengil ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The coldest boy & the bad girl
Fiksi Remaja"Hidupku berubah ketika harus menjadi guru privatenya. Bagaimana aku bisa tahan dengan seorang wanita agresif dan sangat berisik? Tetapi ternyata dia juga sangat misterius. Ah, aku jadi penasaran tentang dia yang sebenarnya." - Jeremy Sergioza Kalvy...