***
Kalvyn's POV.Setelah dia menceritakan phobia dia kepadaku itu, sepanjang perjalanan menuju Bandung, aku dan dia selalu adu mulut. Ntah itu karena dia yang berisik, ntah itu karena dia yang selalu berbicara hal penting dan karena aku yang tidak terlalu meladeninya.
"Vyn! Lo tuh gak boleh bersikap seperti itu ke gue, kita ini satu tim, kita itu harus kompak," nasihatnya saat kami telah tiba di tempat camping.
"Halah gayaan lu," ucapku berdelik kesal.
"Vyn! Vyn! Lihat deh, si Keenan jalan berdua sama Azzalea! Temen sekelasnya si Keenan!" Ucap Shakila menunjuk kesuatu arah, aku pun mengikuti arah yang ditunjuk oleh Shakila.
Ternyata benar saja, Azzalea sedang jalan berdua dengan Keenan. Tapi dapat kulihat kalau Azzalea tidak terlalu senang jalan berdua dengan Keenan. Itu terlihat dari wajahnya yang datar sedangkan Keenan sangat excited.
Poor you my twin.
"Azzalea itu orangnya cuek, dia itu pendiem, sukanya baca buku doang. Tapi kalo ngga suka sama orang, dia bakalan nyindir habis-habisan, dia juga gak takut apapun. Dia pemberani walaupun dia pendiam."
"Kok lo tau semua tentang dia?" Tanyaku bingung, Shakila sekarang tersenyum errrrr pedih?
"Dia dulu sahabat gue," ucapnya lalu menghela nafas.
"Dulu? Sekarang?" Ucapku tambah bingung.
"Gue dulu satu SMP sama dia, gue deket banget sama dia, kita deket malahan dari SD. Tapi ada masalah yang ngebuat dia tertutup dan tidak tersentuh. Bahkan dia ngga mau deket ke siapapun, Vyn," lirih Shakila.
"Lo sama dia berbanding terbalik."
"Emang! Dia itu emang dari dulu cuek sama pendiem, ngomong hal yang penting-penting aja. Tapi kalo sama orang yang dia sayang, pasti dia bakalan banyak ngomong."
"Kalo ke Keenan gimana ya?" Gumamku pelan.
"Keenan pasti bisa bikin Azzalea bahagia, Keenan kelihatan banget serius sama Azzalea, tuh lihat deh, Azzalea udah mulai kelihatan ngomelin dia," ucap Shakila sambil menunjuk, aku melihat kembali ke arah Keenan dan Azzalea.
Azzalea tampak sedang memberi sumpah serapah karena Keenan tidak henti-hentinya menarik rambut Azzalea. Akupun tersenyum tipis.
"Azzalea beruntung," gumamku.
"Keenan yang lebih beruntung, Vyn." Aku menoleh kearah Shakila lalu mengedikkan bahu dan pergi menjauh darinya.
"Vyn! Lo mau kemana?!"
"Berisik!" Ucapku lalu pergi semakin jauh.
"Kok gue bisa ngobrol lama sama dia sih?" Gumamku pelan.
"Padahal dia itu bukan siapa-siapa gue. Temen aja bukan," gerutuku.
"Vyn tunggu! Lo mau kemana?"
"Shit," ucapku lalu berhenti di tempat.
"For god sake! Jalan lo cepet banget anjir," ucap Shakila, aku menoleh ke arahnya yang sedang mengambil nafas. Kelihatan sekali kalau dia habis berlari.
"Siapa nyuruh ngejar gue," ucapku dingin.
"Gue kan satu tim sama lo, Vyn. Kata Pak Hadi, sekarang kita mesti ngumpul sama tim masing-masing, yang lainnya udah ngumpul kecuali lo doang." Aku mendengus kasar lalu jalan mendahuluinya.
"Vyn! Hobby banget sih ninggalin!"
**
"Anak-anak diharapkan segera berbaris menurut tim masing-masing," ucap Pak Hadi dengan memakai toa. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku, aku pun menoleh ke arah orang tersebut.Aku memutar bola mata saat tahu siapa yang berani-beraninya menarik tanganku. "Nah! Kita baris disini!" Ucapnya lalu melepaskan tanganku, aku hanya membuang muka dan berbaris di belakangnya.
"Oke, semuanya sepertinya telah berkumpul. Jadi, sekarang kalian silahkan membangun tenda tempat kalian tidur nanti. Masing-masing tim bikin 2 tenda, satu untuk tenda cowok dan satu untuk tenda cewek. Mengerti?"
"Ya, Pak!" Teriak para anak sekolahanku.
"Okey, di tim ini yang menjadi ketuanya adalah gue seperti kemauan kalian. Jadi, sekarang yang cowok buat tenda terlebih dahulu, terus setelah selesai baru buat tenda untuk cewek," ucap Keenan, aku tersenyum tipis mendengar ucapan kembaran ku itu.
"Ayo!" Timku ini berisikan 10 orang, 5 cewek dan 5 cowok. Di ketuakan oleh Keenan si kembaranku, lalu anggotanya adalah aku, Shakila, Azzalea, Aldi anak kelas 10 IPS 2, Teguh anak kelas 10 IPA 5, Yudha anak kelas 10 IPS 4, dan yang cewek lainnya aku tidak tahu namanya.
Aku dan keempat teman timku pun membuat tenda untuk kami. Setelah selesai, sesuai ucapan Keenan tadi, kami akan membuat tenda untuk anak cewek di tim kami.
"Hey, Vyn! Kenalin nama gue Tiara Faradilla Putri, gue anak kelas 10 IPA 4, gue satu tim sama lo," ucapnya sambil mengulurukan tangannya.
"Hmmmm ..." Gumamku tanpa membalas jabatan tangannya.
"Kalo gue, nama gue Jean Kinanti, gue sekelas sama Shakila." Jean mengulurkan tangannya juga tetapi aku tidak menjabatnya juga. Aku melirik Shakila, Shakila sekarang seperti tidak memperdulikan keadaan sekitar.
"Hmmm ..."
"Kalo gue, nama gue Friska Melani Tobing, gue anak kelas 10 IPA 3. Salam kenal." Aku hanya mengangguk.
"Bisa dimulai?" Ucapku risih karena yang berkenalan denganku tadi terus menatapku.
"Tiara, Jean, Friska. Stop ngeliatin Kalvyn terus, dia itu ke sini pengen bikin tenda bukan diliatin gitu." Aku terkesima mendengar suara itu, dapat aku lihat sekarang Shakila memasang wajah jengkel.
"Sirik aja lo!" Ucap Jean.
"Gue ngomong sesuai fakta kok, lo gak lihat kalo Kalvyn tadi kelihatan gak tertarik kenalan sama lo?" Ucap Shakila dengan senyum penuh kemenangan.
"Jaga omongan lo ya!" Ucap Jean ingin melayangkan tangannya untuk menampar Shakila, tapi ditangkap duluan dengan Aldi.
"Shakila, stop." Aku melirik kearah Azzalea yang sekarang menatap Shakila dengan wajah dingin, Shakila tampak tertunduk mendengar ucapan Azzalea.
Segitu dekatnya kah mereka? Sampe Azzalea ngomong dua kata aja Shakila langsung diem.
"Udah udah dong, mending kita langsung bikin tenda buat mereka," ucap Keenan melerai. Aku, Keenan, Aldi, Teguh dan Yudha pun langsung membuat tenda untuk mereka.
"Oke, malam ini kita bagi tugas ya. Karna malam ini setiap tim akan lomba memasak, so gue memutuskan untuk Tiara, Jean sama Friska untuk memasak. Karena gue denger-denger kalian jago memasak."
"Iya, Keenan! Gue, Jean sama Friska suka masak kok!" Ucap Tiara excited, aku melihat Keenan yang sepertinya tidak suka dengan Tiara.
"Oke, Aldi, Teguh sama Yudha cari sayur-sayuran sama air ya. Gue, Azzalea, Kalvyn sama Shakila nyari kayu bakar."
"Lah?! Kok Shakila bareng kalian juga?!" Protes Tiara. Aku dapat melihat Shakila yang mendelik kesal.
"Shakila ngga bisa masak, so pembagiannya selesai kan? Kalian bisa istirahat terlebih dahulu terus jam 3 nanti kumpul lagi." Mereka mengangguk lalu ke tenda masing-masing.
***
Hai semua! Gue udah buat cerita tentang Sevanya ya, judulnya "Cotton Candy Girl" dan Keenan sepertinya sebentar lagi akan dibuat.Vote+comment guys!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The coldest boy & the bad girl
Teen Fiction"Hidupku berubah ketika harus menjadi guru privatenya. Bagaimana aku bisa tahan dengan seorang wanita agresif dan sangat berisik? Tetapi ternyata dia juga sangat misterius. Ah, aku jadi penasaran tentang dia yang sebenarnya." - Jeremy Sergioza Kalvy...