Part 17

12K 729 127
                                    

***
Kalvyn's POV.

Aku terus mengikuti kemana motor ninja berwarna hitam itu membawa Shakila pergi. Aku melajukan motor dengan kecepatan standar agar tidak mencurigakan mereka kalau aku diam-diam mengikuti dari belakang.

Aku terus meruntuk ketika tiba-tiba saja motor ninja hitam itu hilang, dan dengan berat hati aku harus meningkatkan kecepatan laju motorku ini.

Motor ninja hitam yang memboncengi  Shakila berhenti di salah satu rumah elite. Aku menaikkan satu alisku ketika melihat mereka turun dari motor dan memasuki rumah tersebut.

Oh, urusan penting ini ya yang dimaksud dia.

Aku langsung memilih untuk meninggalkan tempat itu dan pulang ke rumah.

Tepat saat aku tiba di rumah, Sevanya turun dari mobilnya juga. Dia turun dengan menampilkan wajah yang kusam.

Bahkan, dia melewatiku tanpa menyapaku seperti biasanya. Mempercepat langkah, aku pun bisa mensejajarkan langkahku dan Sevanya.

"Lo kenapa lagi?" Tanyaku penasaran. Sevanya meliriku sebentar lalu membuang muka.

Aku berdecak kesal melihat dia yang mengacuhkanku.

"Ck, Leon, heh?" Tebakku, Sevanya menghentikan langkahnya lalu memelukku.

"Hiks... Leon ja... Leon jahat... Hiks...," ucap Sevanya terbata-bata. Aku membalas pelukannya lalu mengusap rambutnya dengan lembut.

"Dia ngapain lo? Apa perlu gue tonjok dia sekarang juga?" ucapku tegas namun lembut. Sevanya melepaskan pelukan lalu menghapus air matanya.

"Non non! Gue gak mau lo sakitin cowok yang gue cintai," ucapnya menatap mataku. Aku mendengus kasar mendengar ucapannya.

Aku memegang bahunya dengan kedua tanganku, "Tapi dia udah ngebuat lo nangis, Sevanya. Bahkan lo bilang kalau dia udah jahat. Salahkah gue cuma mau ngelindungin orang yang gue sayang setelah Bunda?"

Mata Sevanya berbinar, aku rasa sebentar lagi dia akan menangis kembali.

Sevanya lagi-lagi memelukku, "Gue merasa beruntung banget punya sodara kayak lo sama Keenan, gue merasa beruntung banget, Vyn." Aku tersenyum tipis mendengar ucapannya.

Aku memilih melepaskan pelukan kami berdua, "Udah ah, hapus air mata lo, ganti baju, kita bakalan hangout keluar," ucapku tersenyum tipis.

"Aye-aye siap, captain! Gue ke kamar bentar ya!" Ucap Sevanya lalu berjalan menaiki tangga. Aku menggeleng-gelengkan kepala lalu ikut untuk menaiki tangga.

Aku menghandle pintu kamarku dan meletakkan tasku di sembarang tempat. Aku memilih untuk tiduran sebentar lalu membuka lemari untuk mencari baju yang cocok aku pakai untuk hangout bersama Sevanya.

Aku memutuskan menggunakan kaos polo berwarna hitam dengan dilapisi jaket berwarna merah maroon, serta aku menggunakan jeans hitam panjang.

Aku memilih mandi juga karena ini memang sudah sore. Sepertinya kami berdua juga akan pulang malam.

"Ready," ucapku setelah mengganti pakaianku.

"Ready," ucapku setelah mengganti pakaianku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The coldest boy & the bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang