Part 13

7.9K 562 34
                                    

***
Kalvyn's POV.

Selama perjalanan menuju sekolahan, aku mengucapkan sumpah serapah untuk Keenan yang dengan sengaja mematikan jam wekerku tanpa membangunkanku.

Motorku telah tiba di depan gerbang sekolahan, tetapi terlambat pintu gerbang telah tertutup rapat dan itu artinya bel sudah berbunyi. Aku sangat kesal karena aku terlambat bangun juga karena aku terlalu cape sehabis camping.

"Mang Muklis, please bukain pintu gerbangnya dong. Shakila nan cantik dan imut ini hanya terlambat 5 menit doang."

"Waduh Neng Shakila, Mang Muklis minta maaf banget karna gak bisa bukain pintu gerbang."

"Yahhhh, kok gitu sih, Mang?" Aku memperhatikan Shakila yang sedang bernegosiasi dengan Mang Muklis aka satpam sekolahanku.

"Nanti Mang bakalan dimarahin kayak 1 minggu yang lalu Neng karena biarin Neng Shakila masuk."

"Yah Mang, waktu itu kan gue cuma terlambat setengah jam doang." Aku membulatkan mataku.

Setengah jam? Cuma doang. Aneh.

"Eh ada Mas Kalvyn, tumben terlambat Mas? Janjian sama Neng Shakila ya?" Aku menaikkan satu alisku.

"Ngga kok Mang, itu si Keenan ngerjain biasalah." Mang Muklis mengangguk-anggukan kepalanya sedangkan Shakila berjalan mendekatiku.

"Seorang Jeremy Sergioza Kalvyn Darke bisa telat juga, heh?" Ucapnya dengan seringaian.

"Berisik," ucapku dingin.

"Inget, kita temenan, Kalvyn. T E M E N A N."

"Mupeng lo."

"Okey! Gue tau kok pasti lo bakalan jawab iya," ucapnya lalu tersenyum lebar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkahnya.

"Mang, dibuka jam berapa?"

"Seperti biasa jam 8 Mas Kalvyn." Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. Jam 7 lewat 20 itu berarti aku diperbolehkan masuk sekitar 40 menit lagi.

"Guru yang piket hari ini siapa, Mang?" Itu bukan suara milikku melainkan milik Shakila.

"Guru yang piket hari ini itu Pak Hery, Neng." Aku menelan ludah mendengar pernyataan dari Mang Muklis.

"SERIUS LU NDRO? Eh salah SERIUS LU MANG?" Aku menutup telingaku mendengar Shakila yang berteriak.

"Yaelah Neng gak usah pake teriak-teriakan segala, ini itu sekolahan bukannya hutan."

"Not like that, Mang. I just Shocked."

"Ancur banget bahasa lu." Gumamku pelan.

"Yeeee ntar denger gue ngomong bahasa inggris dengan benar takutnya lo jadi pengagum rahasia gue. Ntar lo pura-pura ngasih cokelat di loker gue, bunga di laci gue. Kayak di novel-novel."

"Jones sih jadi gitu."

"Apa? Lo bilang gue jones? Seorang Shakila Florence JONES? HAHAHAHAHAHA emang iya, tau aja sih lu."

Lagi-lagi aku menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Shakila yang begitu aneh.

"Dasar aneh."

"Makanya Vyn, cariin gue pacar dong. Tapi mesti ganteng lah ya, pintar biar bisa ngajarin gue, cool cool pendiem gitu biar gue penasaran, yang bisa antar jemput gue, yang selalu bayarin gue makan, yang-"

"Stop! Kayak ada aja yang mau sama lu!"

"Hehe, kan harapan gue emang gitu Vyn, eh bukan itu aja sih, harus bawaannya ferrari yang baru itu loh dan mesti warna hitam. Sama pinter nyanyi, ngga gombal, gak sok ngatur gue, ngga-"

The coldest boy & the bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang