Chapter 4

17.7K 956 11
                                    

Dengan berat hati Alex mengIYAkan permintaanku untuk ikut denganya dikampus
"Kamu mau tunggu di mobil atau dimana?" tanya Alex melepas sabuk pengamanya bergegas akan keluar mobil.
"Aku tunggu di di cafee itu aja" pintaku menunjuk cafee yang terlihat serba putih di sebrang dari kampus Alex, cafee dengan nuansa santai dengan menu potongan kue kue tar yang indah, Alex mengantarku menuju cafee itu, aku duduk tepat disebelah jendela pojok yang langsung tampak jalan raya, cafee ini tak terlalu ramai, cocok buatku untuk menikmati pagiku
"Kamu sendiri berani disini? Kalau kelas udah selesai aku langsung kemari" katanya sambil memegang lembut kepalaku
"Iya" jawabku singkat
Dia berjalan menjauh menuju kampusnya, aku duduk menikmati kapucino ku dengan bentuk muka kucing yang imut diatasnya, melihat keluar jendela, dimana sedikit transportasi lalu lalang.

Aku melihat kekanan dan kekiri, sepertinya tak hanya aku yang sedang duduk termenung sendiri, beberapa orang terlihat bahkan sedikit putus asa dari wajah mereka, aku pikir tidak hanya aku yang mempunyai masalah, dan pandanganku mulai keluar jendela dan stuck disatu pandangan, dimana aku melihat seorang pria yang pernah mengisi hari hariku dengan sangat indah ... Dia adalah Andi..mantan pacarku, aku menoleh pandanganku dengan cepat tetapi sepertinya dia telah menangkapku, aku melihat lurus kedepan seolah olah tak melihatnya, aku menoleh lagi memastikan dia masih disana tetapi salah,dia sudah pergi, aku menoleh pandanganku kedepan dengan raut yang sedih dan.... Tar... Andi sudah berada didepanku berdiri memandangiku dengan mata yang berkaca kaca.

"Apakabar Mit?" sapanya menjulurkan tanganya yang dengan spontan kusambut, aku tak sadar saat ini mataku sedikit digenangi air mata yang langsung ku hapus dengan cepat

"Kabar aku baik, kamu gimana?"

"Aku baik, boleh aku duduk?" pintanya dengan sangat sopan

"Silahkan ndi" jawabku sambil melihat perubahan yang ada didirinya yang sudah 4 bulan kami tak bertemu lagi..

Beberapa detik kami saling diam, aku sesekali melihat kearahnya, tubuhnya yang lumayan kekar, oke tentu tidak sekekar dan setinggi Alex membuatnya terlihat sehat dari sebelumnya, mungkin dia lebih bahagia tanpa ku

"Gimana kandungan kamu?" tanyanya melihat kearahku

"Baik" jawabku singkat

"Hubungan kamu dengan Alex?" tanyanya lagi, pertanyaan yang mengarah pada kesensitivan menurutku

"Kenapa tanya itu?" tanyaku yang langsung membuatnya menatapku serius

"Apalagi yang musti aku tanya?"

"Yang lain.. Selain Alex"

"Tapi aku ingin tau" tanyanya balik, aku bisa melihat raut wajahnya yang sedikit kesal mengingat yang lalu

"ANdi...." kataku sambil menarik nafasku dalam dalam, aku pikir aku harus mengatakan maaf karena dulu aku tak sempat minta maaf padanya

"Kenapa Mit?"

"Aku minta maaf soal yang lalu...aku gak memegang janji kita yang dulu" rasa bersalahku amat besar, aku selingkuh darinya dengan mengikuti apa yang diinginkan Alex dulu, dan game gila nya bersama teman temanya yang membuatku harus menanggung segalanya

"Sudahlah toh kamu sekarang sudah jadi istri orang, apa gunanya maaf" suaranya yang sedikit keras membuatnya kembali merasa jengkel .. Aku tau aku salah, paling gak aku meminta maaf

"Alex kan orang kaya pasti kamu bahagia, gak kekurangan uang?" katanya dengan expresi menahan kekesalanya

"Terserah kamu mau bilang apa, kalo waktu bisa diputar aku juga gak mau diposisiku saat ini"

"Sudahlah, gak usah dibahas, kamu ngapai disini Mit? Nunggu Alex? Dia kuliah d sini kan?"

"Aku bosan dirumah jadi aku kesini, kamu kuliah disini juga?" kataku mengelakan kata kata yang berhubungan dengan Alex

"Gak lah Mit, aku mana ada biaya kuliah disini, ini mah kuliah anak orang kaya semua, aku disana tuh kuliah, standart standart doang" katanya sambil menyeduh kopinya yang naru diantar

"Kamu gak boleh ngomong gitu, yang terpenting kamu kuliah"
Sepertinya percakapan kami mulai baik dan aku sangat merindukan masa masa ini

"Dulu kamu pengen kuliah, masi ada keinginan itu Mita?" tanyanya mengingatkanku pada impianku dulu

"Rencana setelah lahiran aku kuliah ndri"

"Anak kamu cewek atau cowok?"

"Aku gak tau"

"Gak diperiksa?"

"Gak"

"Kenapa?"

"Aku gak mau" jawabku sedikit jengkel, bertanya soal kehamilan membuatku sedikit sensitiv karena mungkin ini berhubungan dengan Alex, pria yang masih ku benci yang statusnya adalah suamiku

"Mit......" panggil Andi sambil meletakan sendok kapucinonya dan mulai memandangku tajam

"Apa ndi.."

"Mit... Kamu tau? Hatiku hancur karena semua ini"
Sudah beberapa menit dia baru bilang kejujuran yang menimpa dirinya

"Melihat kamu dan Alex dan sekarang sedang mengandung anak Alex.. "
Air matanya spontan keluar, yang spontan membuatku juga menangis

"Aku masih cinta sama kamu Mit" katanya lagi sambil memegang kedua tanganku dengan lembut

"Apa yang harus aku lakukan Ndi... Maafin aku" aku menarik tanganku dari sentuhanya

"Aku gak berharap banyak Mit, paling gak kita tetap saling kabar kabari, tapi nomor kamu bahkan tidak aktif lagi, aku tau kesempatanku kecil"

"Aku menghilang darimu agar kamu gak semakin sakit hati ndi"

"Kamu salah, aku semakin sakit Mit, menghilang bukan pilihan yang tepat. Sini Hp kamu"

Aku menyerahkan Hpku, dia meletakan nomornya dan mengambil nomorku, aku harap Alex tak mengetahuinya atau aku gak tau apa yang akan terjadi.

"Aku akan menghubungimu Mit" ...

JANGAN LUPA DI LIKE YA... AGAR PENULIS SEMAKIN SEMANGAT MENULIS KELANJUTANYA, KALAU TIDAK MAU BERI LIKE, PENULIS JADI TIDAK SEMANGAT, TERIMA KASIH

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang