Chapter 3

19.5K 717 5
                                    

Pagi menyapa, aku bergegas kedapur, aku sangat suka memasak, tapi berhubung aku sedang hamil, Alex telah memperkerjakan seorang untuk memasak sekalian bersih bersih rumah jadi aku hanya tinggal menikmati fasilitas. Sarapan pagi lengkap sudah siap diatas meja, tapi tak satupun membuatku selera, nafsu makanku yang buruk membuat postur tubuhku tetap langsing walaupun aku sedang hamil
"Pagi Mita..." Alex datang lengkap dengan ranselnya yang disandangnya di satu bahu menyapaku dan memegang lembut kepalaku sebelum akhirnya duduk tepat didepanku.
Aku sadar Alex memang pria tampan, gayanya simple namun berkelas, perpaduan jam tanganya yang sangat cocok denganya membuatnya semakin tampan, tubuhnya yang tegap dan postur badanya yang bagus mengingatkanku pada aktor favoritku Tylor Lutner. Aku memandangnya sedikit sebelum mengalihkan pandanganku ke sisi lain karena mungkin dia sedang memergokiku telah memandangnya.

"Kenapa Mit?" tanyanya sambil menyantap sarapanya

"Gak apa apa" jawabku santai

"Kamu gak makan?"

"Gak laper" jawabku sambil menikmati segelas susu

"Ada anak manusia diperut kamu, dia butuh makan, kalau kamu gak laper paling gak kamu kasih makan dia" katanya menatapku serius sambil mengambil piring dan meletakan sarapan pagi tepat didepanku.

Aku pikir dia benar, bayi ini juga butuh asupan gizi agar kelak dia memiliki berat tubuh normal saat dia akan keluar, aku mulai menyantap makanan yang dihidangkanya , Alex menatapku sambil tersenyum kecil.
Sarapan telah selesai, saatnya Alex harus jauh dariku, dan aku benci hal itu. Gila memang, aku merasa tak enak hati jika dia harus jauh, bukan cinta ..... Melainkan sesuatu hal efek dari faktor hamil dimana dulunya aku dekat dengan keluargaku dan tak pernah sendiri, sekarang, dialah yang hanya ada disampingku dan aku ingin dia, dan yang parahnya, aku menginginkan dia selalu dekat bahkan saat tidur, hanya saja aku belum mengatakanya. Alex mengerti aku tidak mencintainya, yang ku mau dia selalu dekat denganku, karena saat dia dekat denganku, ketakutanku yang terkadang tak aku mengerti membuatku menjadi terasa aman dan nyaman.

"Mit ... Aku mau pergi kuliah...bisa gak kamu gak marah pagi ini?" katanya dengan nada yang pelan

"Terus aku harus sendiri lagi?" jawabku sinis sambil meliriknya tajam

"Pasti marah lagi" jawabnya pasrah menunggu perang pagi ini meletus

Aku sadar aku salah, harusnya aku tak menghalanginya mnenuntut ilmu

"Aku ikut.." jawabku, spontan Alex terkejut dan memandangku bingung

"Memang hari ini hanya ada satu mata kuliah, tapi kamu pasti gak tahan nunggu lama, please jangan minta yang macam macam Mit" jawabnya dengab raut wajah yang bingung

"Pokoknya aku ikut !!"

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang