Chapter 18

9.1K 550 29
                                    

Aku hanya menggunakan sepasang sendal jepit dan pakaian terusan spesial ibu hamil, aku duduk tepat disebelah Alex yang belum sadar .. Panasnya sungguh luar biasa.. dokter terpaksa menginfusnya, sesekali aku melihat kearah pintu kamar Super VIP Alex memastikan keluarganya datang, sebelum kerumah sakit, aku menelfon Mama Alex dan mengabarkanya soal kondisi Alex, tentu mamanya terkejut dan menyalahkanku atas hal ini.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit mewah yang mamang sudah menjadi langganan Alex jadi meraka tau betul kalau Alex Parker harus diletakan dikamar super VIP.

"Oh my God Oh my God Alexx......!!"
Mama Alex datang menerobos pintu sambil mnangis, aku benar benar merasa bersalah...

Prakkkkk ...

Tiba tiba tanpa kusadari mamanya menamparku dengan sangat keras kearah pipiku.. aku terhempas ke dinding, aku tak membalas baik dari segi aksi maupun segi kata kata, aku selalu menghargai orang tuanya walau mereka tak menyukaiku

"Ini gara gara kamu kan wanita brengsek?"katanya dengan nada suara yang tinggi

"Jangan diam aja ... Ngomong !! Kamu pikir saya gak tau? Kamu tu sering marah marah sama dia atas alasan yang gak jelas.. kamu sering tuduh tuduh dia selingkuh! Heh kamu kira kamu tu siapa dasar jalang"

Aku hanya tunduk kebawah ... Menahan tangisku yang hampir pecah aku tetap menahanya

"Alex... Sayang.. bangun mama disini, dokter anak saya bagaimana keadaanya?"

"Semua akan baik baik saja Bu.. demamnya sudah turun" kata doker paruh baya yang sudah profesional yang tiba tiba datang menghampiri mama Alex.

"Kamu kenapa masih berdiri disini? Sana pergi... Kamu yang menyebabkan ini semua... Seharusnya kamu tu berterimakasih sama Alex, Alex berikan apapun, gak tau diri kamu, jangan kamu kira saya diam aja ya!"

Emosi mama Alex tampak meledak ledak, orang yang sedang lalu lalang tampak sesekali menoleh kearah kamar.

"Maaa..." Dengan tatapan yang lemah dan mata yang sayu, ya... Akhirnya Alex sadar.

"Alex, Alex kamu baik baik aja kan sayang, mama disini Alex"

"Iya aku baik baik aja ma"

Aku senang Alex sembuh, tapi aku juga tak bisa berbuat banyak, aku hanya bisa berdiri jauh dari tempat tidurnya

"Mit, sini" Panggil Alex sambil melihat kearahku

"Kamu kenapa sih Alex, dia yang buat kamu jadi begini nak" kata mamanya dengan emosi yang memuncak

"Ma lagian aku sakit bukan karna dia"

"Sampe kapan sih kamu bohong, kamu gak kayak Alex yang dulu, sekarang kok ngalah terus walaupun dibodoh bodohi sama dia, tolonglah Alex jangan begitu, harusnya kamu tau diri dong jadi perempuan, sementang anak saya itu ngasih apapun terus seenaknya kamu aja, kamu jangan buat saya emosi ya"

Pandangan mama Alex tajam kearahku, aku tak meminta apapun pada Alex, yang ada dipikiran keluarga Alex adalah aku peloriti uang Alex.

"Tapi saya tidak pernah merugikan Alex dari segi materi tante" jawabku dengan suara yang pelan, aku sungguh takut bahkan untuk menjawab ataupun menatap mamanya, aku menghargai setiap orang tua dan itulah yang tertanam didiriku.

"Berani kamu menjawab saya ya, kamu jangan pancing emosi saya"

"Ma udah .. dia kan jawabnya sopan bahkan sangat sopan, lagian dia gak pernah minta minta uang" kata Alex sambil memegang kepalanya berharap pertengkaran ini segera selesai

"Kita belum selesai ya Mit, saya mau ngomong serius sama kamu setelah Alex sembuh, Alex mama keluar dulu, papa kamu katanya mau kemari"
Kata mamanya bergegas meninggalkan ruangan dan meninggalkan tatapan sinis padaku sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.

Kini aku berdua diruangan dengan Alex, aku menatapnya tajam, mataku sudah berkaca kaca sejak tadi saat akan menjawab pertanyaan mama Alex.

"Sini" kata Alex melihat kearahku yang berdiri agak jauh dari tempat tidurnya

"Udah jangan takut, mamaku baik kok" katanya sambil tersenyum lembut kearahku

Aku berjalan menuju ketempat tidurnya, dia memegang tanganku sambil melihat wajahku dengan tatapan yang sayang

"Aku boleh gak minta satu hal Mit?"

"Apa?"

"Kalau kamu lagi marah bisa gak gak ngucapi kata cerai atau pisah?"

"Kamu tuh mikir gak? Aku tuh bosan, aku iri sama semua teman-temanku mereka semua hidup sesuai harapan mereka, ah udahlah toh kamupun gak bisa ngerti, aku udah capek jelasinya, karena kamu gak ngerasai"
Aku menarik tanganku dari genggamanya.

"Aku ngerti bahkan sangat ngerti, aku selalu coba buat kamu bahagia, tapi kamu gak pernah ngasih kesempatan samaku"

"Selalu coba gimanaaaa Alex... Toh kamu kalau pulang suka-suka hati kamu mau jam berapa, kamu diluar selalu have fun sementara aku dirumah sendiri gak bersosialisasi. Hidup kita serasa beda, kamu masih bisa nutupi semua yang telah terjadi dengan tetap have fun diluar seolah olah kamu masih single seperti dulu kala, kalau aku? Aku bisa? Kemana mana harus bawa bayi dalam perut, aku benar-benar tak bersosialisasi"

"Kamu suka nuduh, dan tuduhan kamu semuanya salah"

"Aku tuh juga pengen have fun pengen bahagia pengen punya teman kayak dulu, pengen hidup kayak dulu, bisa kamu kasih itu? Enggak kan?"

"Teman temanku bisa jadi teman kamu juga, mereka bersedia kapanpun dibutuhkan"

"Temen temenmu yang cowok cowok itu? yang dulu ikutan ngerencanai taruhan sampai aku kayak gini? Mareka tu kumpulan cowok cowok jahat bandel kayak kamu, udahlah gak usah dibahas, dibahaspun emang kamu bisanya apa"

"Yaudah terserah kamu mau bilang apa, tapi yang dulu gak bisa disamain dengan yang sekarang Mit" katanya meraih tanganku dengan lembut

VOTE YANG BANYAK YAH DAN JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW AKUN INI. TERIMAKASIH BUAT PARA PEMBACA <3


Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang