Rain · 2

133 8 0
                                    

"Semua hanya ada di tangan Tuhan. Kita hanya sebagai pemeran skenario-Nya"

[Rain,nita,dan tuhan]

¤¤¤¤

Aku dan evelyn saling memandang? Dia seperti berbicara 'ada yang tidak beres' dan aku hanya mengangguk mengartikan setuju dengan pemikiran evelyn. Tapi hal apa yang tidak beres? Entah lah,aku juga tidak tahu..

"Ev?" Gumamku sedikit bersuara.

"Hmm? Knp?" Jawab evelyn singkat.

"Curiga?"

" Curiga ? Untuk apa?"

"Isshh,Riri lah ya-,-"

"Ahh iya maybe,elo?" Tanya balik evelyn padaku.

"Bangeeeeeet,ada apa ya sama ri.."

"Udah,positif thinking sayongg" ucap evelyn meyakinkanku. Aku hanya mengangguk pasrah dan tersenyum..

'Teng teng teng' bel pulang pun berbunyi.

"Pulang yok,ta.. Langsung ke mall aja ya?"  Uca evelyn yang langsung menarik tangan kananku.

"Iyo lyn iyo.. langsung cuss aja yee" jawabku pada evelyn..

Setibanya di mall ,tiba tiba iphone ku berdering. 'You are my destiny,you are'.. tak lama aku langsung mengangkat telefon itu,tidak tidak! Itu suara skype ku.

'Klik'

"Iya? Ada apa ra?"

"Ngeeh anu ta,riri koma. Maaf belum bisa cerita.. Nanti di email gue bakal cerita. Doain buat riri ya?"

"Siapa ta? Rara? Dia ngomong ap.."

"Tapi ra? Elo harus ngomong sekarang! Gue tau lo lagi bohong sama gue. Tapi pliss ra. Kasih tau gue.. Sekarang pliss" aku penuh harap,semoga rara menjelaskannya sekarang.

"Elo lagi dimana? Sama evelyn?" Tanya rara mengalihkan pembicaraan.

"Stop ra! No ngalihin pembicaraan. Kasih tau sek.."

"Maaf ta,gue tutup dulu. Nanti gue bakal cerita,tapi gak sekarang" ucap rara yang langsung memutuskan sambungan.

Kenapa dengan muka rara? Oh no! Dia seperti nahan nangis. Dan? Dia mengakhiri skype? Shit!

'Ada apa?' Tatapan evelyn membuyarkanku.

'Ada sesuatu yang rara sembunyiin' tatapanku berkata seperti itu.

'Apa?' Aku hanya mengangkat kedua bahuku,tanda aku tak tahu.

"Oke,sekarang kita refreshing aja? Biar rara cerita di email" ujar evelyn semangat.

"No lyn,dia nyembunyiin satu hal. Insting gue bilang gitu" jawabku mengelak.

"Kita harus ngertiin sayang,kenapa? Karena kita gak mau dia terluka.." ohh sulit untuk mencerna kata kata evelyn sekarang.. dan Aku mulai paham dengan kata kata evelyn,tadi.

¤¤¤¤

Rara Pov

Aku mencoba dengan sedikit bergetar saat akan meng-skype nita. Aku takut jika dia marah padaku,argg.. aku harus berkata jujur pada mereka.

"Iya? Ada apa ra?" Aku mendengar nita sudah mengangkat skype nya.

"Ngeeh anu ta,riri koma. Maaf belum bisa cerita.. Nanti di email gue bakal cerita. Doain buat riri ya?" Jawabku sedikit bergetar.

"Siapa ta? Rara? Dia ngomong ap.." Aku mendengar suara evelyn,dia sedang bersamanya? Aku kira sedang sendiri.

"Tapi ra? Elo harus ngomong sekarang! Gue tau lo lagi bohong sama gue. Tapi pliss ra. Kasih tau gue.. Sekarang pliss" aku tau itu raut wajah nita,wajah yg seperti memohon agar aku menceritakannya. Tapi aku tidak bisa ta,maaf.-

"Elo lagi dimana? Sama evelyn?" Tanya ku yg mengalihkan pembicaraan.

"Stop ra! No ngalihin pembicaraan. Kasih tau sek.."

"Maaf ta,gue tutup dulu. Nanti gue bakal cerita,tapi gak sekarang"
Potongku saat nita berkata seperti itu,lalu aku menunduk.

Tidak! Rara harus kuat,rara cewe strong! tapi mengapa aku tidak bisa berkata jujur. Oh shit! Air mataku! Langsung ku tutup app skype ku. Apakah nita melihatku menangis? Semoga tidak!

¤¤¤¤

Nita Pov

Hari hari berlalu. Tapi aku tak dapat berita dari rara jika riri sedang ada sesuatu. Ada apa dengan riri? Riri kenapa? Pertanyaan itu selalu mengiang di memory kepalaku.. Ahh sudah nita,posting lahh.. gak boleh suuzon sama sahabat sendiri..

'Kling'

Tunggu,suara email masuk dari laptopku. Tapi siapa?
Dengan gerakan cepat,aku langsung membuka laptop ku,dan..

For : Nita

Maaf nit,aku tak bisa berkata jujur waktu itu. Dan baru mengabarimu hari ini. Sebenarnya,riri,riri memiliki penyakit kronis. Hiks:'( maaf ta,maaf sekali lagi.. Dia masih di rawat di rs sini. Tapi aku lusa akan ke sekolah. Janji,aku akan memberitahu semuanya dengan jelas. Aku,aku aku sungguh minta maaf ta. Hiks,maafkan aku pliss:(

From : Rara ( your besty)

Tes,tiba tiba aku menangis. Apa yang rara kirimkan? Jangan bilang ini mimpi! Tolong siapapun bangunkan aku dari mimpi bodoh ini! Sahabatku tidak mungkin koma,tambah lagi terkena penyakit kronis:( Tuhan,katakan jika ini mimpi..

Tak pikir panjang aku langsung meng skype evelyn..

"Hai,elo bisa ke rumah gue skrg?"

"Kenapa sama muka.. ohh oke"

"Gue tunggu"

Tak lama,evelyn pun datang..
Aku mengajak dia ke kamarku..

"Ada apa?" Tanya evelyn yang langsung duduk di sebelahku.

"Ini baca"

Selesai evelyn membaca email dari rara,dia hanya menaikan satu alis nya, tanda ia berkata 'apa maksud si rara?' Dengan cepat aku menggeleng pelan.
Evelyn langsung memelukku erat,sangat erat. Aku langsung menangis di pelukan dia.

"Udah,doain aja riri baik baik aja" ucap evelyn menenangkanku.

"Tapi lyn,tapi.. Kenapa rara harus berbohong.. hikss.. ke..napa lyn.. kenapa?" Suara tangisku semakin pecah.

"Cup cup,dia belum bisa menjelaskan sayang. Lusa? Dia udah janji sama kitaa. Udah jangan nangis. Kita beli pancake aja gimana? Durian?" Ajak evelyn padaku. Dia bisa saja menggoda ku dengan pancake,apa lagi rasanya durian. Mau tidak mau,aku mengangguk pelan. Lalu aku mengusap air mataku. Dan aku berganti baju..

¤¤¤¤

Maaf kalo ada salah nulis.. and,please jangan jadi pembaca gelap..  vote terus yaa guys:*
Itu pict evelyn ya..

Enjoy ♥♡♥

Nb : dilarang menjadi pembaca gelap jika ceritamu tak ingin mempunyai pembaca gelap.

-thx-

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang