Rain . 15

30 3 0
                                    

"Hanya hujan,tuhan dan aku yang tahu."

[Sad,sad and sad]

¤¤¤¤

Nita pov

'Kayaknya mau hujan lebat nih,langit mendung banget soalnya' gumamku lirih sedikit melirik langit yang gelap gulita padahal jam masing menunjuk sore hari.Tak terlalu lama di jendela kamar,aku bergegas menutup jendela. Tiba-tiba angin mengencang,hujan rintik pun datang. Dengan segera aku melompat masuk dalam selimut tebal kasurku. Dan jika saja hujan datang aku selalu berdoa "Agar pilihanku tak akan mengecewakan untuk kedepannya,amin". Lalu aku mendekapkan pada guling kesayanganku. Sebelum aku terpejam,aku sedikit mendengar suara gemuruh sorakan air yang turun dengan cepat di atas genting rumahku. Kemudian semuanya gelap. Aku terlelap,menunggu permintaan doa ku pada tuhan melewati derasnya hujan hari ini. Kalian tahu kan jika 3 hal mempercepat terkabulnya doa? Salah satunya 'Berdoa pada waktu hujan datang' Insya Allah,degan izin-Nya,doa kalian akan terkabul di keesokan hari. Amin.

¤¤¤¤

"Aku dimana? Waah indah sekali" ucapku dalam mimpi ku,kali ini. Aku melihat ladang yang sangat hijau nan luas,sejuk,tenang dan damai. Tak terdengar 1 orang pun berbicara,apa lagi bernafas. Aku pikir aku sedang di alam luar,tapi tidak! Aku melihat gadis kecil. Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat gadis kecil itu? Tapi di mana ya? Pikirku keras seakan aku pernah bertemu dengan anak itu--sebelumnya. Aku berjalan mendekati gadis itu,seakan dia tau keberadaan ku ia menoleh dengan cepat. Lalu ia tersenyum lebar,aku hanya membalas senyumannya itu dengan hati ragu.

"Hai ka,kita ketemu lagi ya" ujar polos gadis itu seakan dia bisa membava pikiranku. Aku hanya mengangguk dan..

"Ehh iya,tapi dimana ya..? Eum..?" Seolah aku berfikir dengan sok keras.

"Di masa lalu" jawab cepat gadis itu. Aku hanya menyipit. Masa lalu? Apa maksudnya?

"Ohh ya ampun,kaka benar benar lupa ya?" Ucapnya lagi dengan memetik bunga dan memainkan bunga yang sudah ada di tangannya tersebut.

"Waktu kaka ngalamin depresi hebat" jawabnya lagi,kali ini ia menjawab dengan enteng. Tunggu,tunggu..? Apa katanya? Waktu aku depresi? Oh my! Dia yang waktu itu toh.. aku ingat dia,tapi lupa namanya.

"Owalah kamu si de.. De siapa ya?" Aku seakan mencari nama gadis tersebut di dalam otak ku,namun nihil. Aku tak bisa mengingatnya.

"Desyana ka,kaka kenapa kesini lagi?" Tanyanya polos.

"Euum,kaka juga gak tau. Kaka bingung sekarang" jawabku lesu.

"Pasti kaka bingung memilih antara kaka yang cerewet tapi jaim sama kaka yang perhatian tapi protektif ya?" Sudah kuduga. Dia bisa membaca pikiranku.

"Emm,iya" jawabku dengan melihat mata hijaunya itu,indah. Aku terus menunggu jawaban dari gadis itu. Tapi ia hanya tertawa kecil,lalu ia berjalan memunggungi aku.

"Mau kemana?" Pertanyaan bodoh!

"Kaka tidak bodoh,aku mau menuju taman di sini ka. Kaka mau ikut? Nanti biar aku tunjukkan" ucapnya tanpa menoleh padaku. Tidak sopan.

"Emm,oke" jawabku simple.

"Masalah yang tadi,kaka harus meyakinkan mana yang akan terbaik buat kaka. Kaka tau kan kaka harus berbuat apa?" Sekarang ia menoleh padaku yang sudah menyamai jalannya. Aku hanya mengangguk lemah. Lalu ia berhembus.

"Jangan salah pilih ya ka,seakan orang yang dulu kaka tangisi itu adalah orang yang akan membahagiakan kaka dan orang yang kaka benci dari dulu sampai sekarang. Dan orang yang sekarang mencintai kaka seakan bisa membahagiakan kaka walau sesaat adalah orang yang kaka kagumi bukan yang di cintai kaka. Kaka harus bisa memilih dua pernyataan tersebut. Jangan salah pilih ya ka,coba pikirin baik-baik. Teliti..! Kuncinya itu" ucap panjang lebar gadis itu dengan memposisikan diri dan menutup kedua matanya,dalam. Aku mencerna kata kata itu. Aku sedikit tak paham apa maksud gadis itu,sungguh. Kepalaku mencoba menangkap kata kata itu,tapi tidak! Tiba-tiba suara nyaring lah yang masuk dalam telingaku hingga menimbulkan dengungan. Aku meringis! Aku kesakitan,aku memejamkan mataku sebentar kemudian membuka mata. Tapi aku heran,mengapa aku tak menemukan desyana di depanku? Padahal baru beberapa menit yang lalu ia menasihatiku. Kemana dia pergi? Atau jangan-jangan..?

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang