Chapter 6

510 54 0
                                    

Yoojung sangat menikmati konser EXO pertamanya ini. Meskipun hanya beberapa lagu saja yang dia tahu, dia tetap ikut bernyanyi bersama EXO-L lainnya. 3 jam berlalu begitu cepat. Para penonton sudah mulai berhamburan keluar dari dome. Yoojung sengaja menunggu di dalam dome terlebih dahulu sampai jalan keluar tidak terlalu ramai. Dia membuka ponselnya dan melihat foto-foto yang dia ambil selama konser. Sesekali dia juga mengambil fotonya sendiri. Sampai akhirnya dia memiliki rencana untuk menemui anggota EXO di belakang panggung.

Awalnya Yoojung merasa tidak yakin diperbolehkan untuk bertemu dengan EXO, sedangkan dia tidak memiliki kartu identitas atau apapun yang menjadi tiket masuk ke backstage EXO. Namun akhirnya dia memberanikan diri untuk menuju backstage. Seandainya tidak diperbolehkan, dia juga tidak akan memaksa dan memutuskan untuk pulang. Pikir Yoojung saat itu.

Saat ini, Yoojung berhenti tepat di depan pintu yang dijaga oleh dua staff. Dia tersenyum dan memberi salam kepada staff yang berjaga di sana.

"Apakah ada yang bisa saya bantu Nona?" tanya salah satu staff.

"Maaf, apakah aku diperbolehkan untuk masuk dan menemui EXO?" ucap Yoojung dengan sangat hati-hati.

"Maaf. Tidak semua orang bisa masuk ke sini. Ada perlu apa Anda kesini? Apakah Anda mempunyai kartu identitas staff?"

"Mmm... tidak ada. Saya hanya ingin bertemu dengan EXO. Saya teman mereka." Jawab Yoojung mencoba mencari alasan. Namun sepertinya alasan yang dia lontarkan sia-sia. Fans juga bisa berpura-pura jadi teman mereka. Jadi tidak semudah itu bisa membohongi dua staff itu.

"Maaf Nona, sebaiknya Anda pulang saja. Kalau memang Anda tidak memiliki kartu staff, Anda tidak diperbolehkan masuk. Ini sudah malam juga, tidak baik seorang gadis pulang terlalu larut malam." Kata sang staff sambil mempersilahkan Yoojung untuk meninggalkan mereka. Sepertinya, staff tersebut sudah ahli dalam menghadapi para sesaeng.

Yoojung sudah tidak mau berdebat. Dia membalikkan badan dan tepat saat itu dia bertabrakkan dengan seseorang. Dia segera meminta maaf, begitupun dengan orang yang bertabrakan dengannya. Yoojung memicingkan matanya saat melihat siapa yang ditabraknya, dia merasa kenal dengan orang itu.

"Ah.. Ahjussi!" sapa Yoojung sambil membuka masker dan topinya. "Saya Kim Yoojung! Apakah anda masih mengenali saya?"

"Yoojung-ssi? Bagaimana bisa ada di sini? Apakah kamu melihat konser EXO tadi?" tanya ahjussi yang ternyata adalah manager EXO, tepatnya orang yang menemani Kyungsoo saat pemotretan dengan Yoojung beberapa minggu yang lalu. Maka dari itu, mereka saling kenal.

"Ye, Ahjussi." Jawab Yoojung.

"Terimakasih Yoojung-ssi sudah datang! Lalu, kenapa ada di sini? Apakah kau ingin bertemu dengan Kyungsoo?"

"Mmm.. sebenarnya aku berencana untuk menemui mereka semua, bukan hanya Kyungsoo Oppa. Tetapi, tadi aku diperbolehkan masuk. Untung saja ada Ahjussi, apakah aku bisa masuk?" jelas Yoojung dengan sedikit malu.

"Tentu saja, Yoojung-ssi. Ayo ikut aku!"

Yoojung mengikuti manager EXO dengan sumringah. Dia langsung menuju ruangan yang ditunjunkkan oleh sang manager. Saat tepat di depan pintu, dia menjulurkan kepalanya masuk.

"Permisi." Ucapnya lirih. Namun ternyata ruangan itu kosong. Yoojung melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan sambil terus mengucapkan kata 'permisi'.

"Apakah aku salah ruangan? Atau mereka sudah pulang? Tetapi manager tadi bilang kalau mereka sedang istirahat di ruang ini. Aishh.." gerutu Yoojung.

"Hey!" sebuah suara dari belakang Yoojung membuatnya terkejut dan tiba-tiba keseimbangannya goyah. Dia hampir saja jatuh, namun seseorang yang berada di belakangnya langsung sigap menangkap tubuhnya.

Yoojung merasakah sebuah tangan seorang namja mendekapnya. Dia perlahan membuka matanya. Saat itu juga, matanya bertemu dengan mata namja yang mendekapnya itu. Beberapa detik, mata mereka terkunci satu sama lain. Namun kemudian Yoojung langsung tersadar dan melepaskan diri dari dekapan namja itu. Yoojung segera meminta maaf meskipun sesaat setelah kejadian tersebusuasana menjadi sedikit canggung.

"Maafkan, aku Oppa." Ucap Yoojung lagi.

"Hey, bagaimana kau bisa ada di sini Yoojung-ssi?" tanya namja itu mencoba memecahkan kecanggungan diantara mereka.

"Aishh.. kenapa kita selalu dipertemukan di saat yang tidak tepat seperti ini." Tambah namja itu sambil memakai jaketnya. Ya, saat itu dia hanya memakai kaos dalam.

"Mmm.. maafkan aku. Seharusnya aku tidak langsung masuk tadi." Jawab Yoojung dengan muka yang sedikit memerah. Dia masih menundukkan wajahnya, tak berani menatap namja yang ada di depannya.

"Jung-ie!" sebuah suara memecahkan keheningan. Yoojung dan namja itu langsung menolehkan pandangan mereka ke arah datangnya suara.

"Kyungsoo Oppa." Ucap Yoojung lirih, namun masih terdengar.

"Aku mendengar dari manager hyung kalau kau ada di sini dan melihat konser kami." Kata Kyungsoo sambil menghampiri Yoojung dan namja yang tak lain adalah si jangkung, Chanyeol.

"Ye, Oppa. Aku datang kesini untuk memberi selamat pada kalian bahwa konser tadi sangat sukses dan menyenangkan." Balas Yoojung diikuti oleh senyumannya.

"Hey, kau ke sini untuk bertemu kami atau hanya untuk Kyungsoo?" ejek Chanyeol membuat pipi Yoojung kembali memerah kedua kalinya. Dan, hal ini juga membuat Kyungsoo menjadi salah tingkah sendiri.

"Yaa, Chanyeol! Tak bisakah kau sehari saja tidak menganggu kehidupan orang!" ucap Kyungsoo.

"Hey Kyungsoo, kau saja merasa terganggu. Lihat wajah Yoojung. Sekarang dia malah tersenyum manis. Iya kan Yoojung-ssi?" Ucap Chanyeol sambil merangkul pundak Yoojung. Yoojung sempat terkejut, namun dia berusaha untuk tetap santai.

"Ah, ye, Oppa. Kau itu harus sering-sering tertawa seperti Chanyeol Oppa. Karena dengan tertawa, semua bebanmu akan hilang."

Yoojung melangkahkan kakinya mendekati Kyungsoo. Dia menarik sudut bibir Kyungsoo ke atas dengan kedua tangannya untuk membuat Kyungsoo tersenyum. Kyungsoo menatap Yoojung penuh arti. Manik kembar mereka bertemu untuk ke sekian kalinya. Tanpa Kyungsoo sadari, gadis itu perlahan telah mengusik hatinya.

Chanyeol terdiam melihat kejadian yang ada di depannya saat. Tak ada ekspresi yang bisa digambarkan di wajahnya. Terlalu datar. Entah, apa yang ada dipikirannya saat ini. Yang pasti, ada gejolak di batinnya, yang membuat dirinya sendiri bingung harus mengekpresikannya dengan apa.


What is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang