Chapter 8

558 49 0
                                    

Beberapa hari ini Yoojung merasa hidupnya tidak tenang. Bagaimana tidak, setiap hari bahkan setiap jam dia mendapatkan panggilan dari private number. Kejadian aneh ini mulai terjadi padanya setelah tersebar gosip antara dia dan D.O. Gosip itu mungkin sudah tidak terdengar lagi di internet, tetapi terror tetap menghantuinya. Memang ini bukan pertama kalinya dia mengalami hal yang sama, namun dia tetap saja cemas.

Ditengah lamunannya, tiba-tiba ponsel Yoojung bordering kembali. Dengan segera dia menerima panggilan itu.

"Yaaa!!! Kau pikir aku takut dengan terormu ini. Kau..." belum sempat Yoojung menyelesaikan amarahnya. Sebuah suara dari seberang sana terdengar sangat familiar baginya. Dengan segera dia melihat nama yang ada di layar ponselnya. Kyungsoo Oppa.

"Jungie, ada apa?" tanya Kyungsoo dengan nada yang sedikit khawatir.

"Oppa, tidak ada apa-apa. Aku pikir kau orang yang sering meneleponku tiap hari." Jawab Yoojung diikuti dengan kekehan yang sedikit dipaksakan.

"Orang siapa? Kau sering mendapatkan panggilang dari private number?" tanya Kyungsoo lagi. Dia tahu pasti itu para sasaeng.

"Ne, Oppa. Tapi tenang saja, aku baik-baik. Mereka tidak melakukan apa-apa, hanya sedikit berisik." Ucap Yoojung.

Tidak ada jawaban dari Kyungsoo.

Lihat. Apa yang sudah dia perbuat. Dia sudah memberikan masalah pada oranga lain. Namun, apa yang dia bisa lakukan untuk Yoojung? Tidak ada, dia hanya bisa terdiam.

"Oppa, apakah kau masih di sana?" tanya Yoojung kembali.

"Ne. Mmmm... Jungie, apakah kau ada waktu luang sekarang?"

"Aku tidak ada jadwal hari ini. Ada apa, Oppa?"

"Aku ingin membawamu pergi ke suatu tempat. Apakah kau mau?"

"Apakah Oppa ingin menculikku?"

"Ne. Bolehkah aku menculikmu seharian ini?"

"Tentu saja boleh. Siapa yang tidak mau diculik oleh member EXO yang tampan ini?"

Yoojung tertawa dan begitu juga dengan Kyungsoo.

**

Kyungsoo menghentikan mobilnya. Dia menatap keluar. Di depan matanya terlihat hamparan pasir pantai yang dibasahi oleh gulungan ombak yang bergantian datang. Setelah puas melihat pemandangan yang disuguhkan, dia menolehkan pandangannya ke arah seorang gadis yang berada di sampingnya. Gadis itu terlihat damai dalam tidurnya. Dengan perlahan, Kyungsoo menyingkap rambut yang menutupi wajah gadis tersebut. Bak seorang sleeping beauty, gadis itu terlihat manis meskipun saat tertidur. Hal ini membuat Kyungsoo tersenyum tanpa mengetahui apa arti dari senyumannya itu tadi.

'Yoojung-ah, sebenarnya apa yang aku rasakan ini? Melihatmu seperti ini saja membuatku... Entahlah, aku sendiri tidak bisa mendeskripsikannya. Semuanya terlalu kompleks.' Ucap Kyungsoo dalam hati.

"Jungie, kita sudah sampai." Suara Kyungsoo yang lembut ternyata cukup membuat Yoojung terusik.

"Kita ada di mana, Oppa?" tanya Yoojung mencoba mengumpulkan kesadarannya.

"Ayo kita keluar!"

"Apakah tidak apa-apa jika kita keluar?" pertanyaan Yoojung membuat Kyungsoo menghentikan langkahnya untuk keluar mobil.

"Tenang saja. Di sini hanya ada kita." Jawabnya pasti.

Yoojung akhirnya keluar mengikuti Kyungsoo dengan langkah yang gontai. Ternyata kesadarannya masih terkumpul setengah. Dia sekarang berdiri di samping Kyungsoo yang sedang menghirup udara segar, tidak, udara dingin tepatnya.

"Hey, anak kecil. Apakah kau masih mengantuk? Ayo buka matamu." Kyungsoo mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Yoojung. Yoojung sedikit terkejut saat melihat wajah Kyungsoo yang begitu dengannya. Untuk ke sekian kalinya mata mereka bertemu. Sebuah senyuman yang diberikan Kyungsoo, menyadarkan Yoojung.

"Yaaa, Oppa! Kau mengagetkanku!" teriak Yoojung salah tingkah. Kyungsoo pun tertawa.

"Lihatlah! Wajahmu memerah." Seru Kyungsoo.

"Benarkah?" tanya Yoojung polos.

"Jangan-jangan kau diam-diam menyukaiku." Ledek Kyungsoo dengan nada dan diikuti ekspresi wajah yang menggoda. Seketika wajah Yoojung yang awalnya memang sedikit merah, sekarang menjadi semakin merah.

"Aaaa, Oppa! Berani-beraninya kau meledekku." Seru Yoojung yang sekarang sedang mengejar Kyungsoo mencoba berlari menghindari Yoojung.

Setelah lelah berlari, Kyungsoo dan Yoojung sekarang duduk berdampingan di atas pasir sambil melihat ke arah laut lepas. Untuk sementara waktu, mereka hanya saling berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing.

"Jungie, apakah benci padaku?" tanya Kyungsoo tiba-tiba.

"Apa yang Oppa bicarakan? Mana mungkin aku membenci Oppa." Jawab Yoojung pasti, menolehkan pandangannya ke arah Kyungsoo yang masih menatap ke arah depan

"Setelah aku memberimu banyak masalah, aku berpikir bahwa kau mungkin akan membenciku."

"Kenapa kau selalu seperti itu, Oppa?" Sekarang Yoojung sedikit meninggkikan suaranya. "Aku..."

"Aku hanya takut kehilanganmu." Belum sempat Yoojung meneruskan kata-katanya, Kyungsoo sudah memotongnya

"Aku ingin selalu bersamamu." Tambah Kyungsoo lirih sambil menatap Yoojung yang sekarang diam seribu bahasa. Terlihat mata Yoojung berkaca-kaca. Entah, dia mengerti arti dari ucapan Kyungsoo atau tidak. Yang dia rasakan hanya desiran darah yang mengalir begitu cepat. Bahkan, dia tidak merasakan desiran angin dingin yang mulai menusuk kulitnya.

Sampai Kyungsoo melihat bibir Yoojung menjadi pucat karena kedinginan. Dia melepaskan jaktenya, dan menutup Yoojung dengan jaket itu. Saat itu juga, Yoojung tersadar. Dia melihat Kyungsoo menahan dingin. Dengan sedikit ragu Yoojung lebih mendekatkan dirinya di samping Kyungsoo. Dia membagi jaketnya dengan Kyungsoo.

"Dasar bodoh. Bagaimana Oppa melakukannya pada orang lain, sedangkan Oppa sendiri juga kedinginan." Ucap Yoojung lirih.

Kyungsoo menatap Yoojung sambil tersenyum, kemudian dia mengeratkan jaketnya. Sekarang ini jarak mereka begitu dekat satu sama lain. Mereka saling membagi kehangatan dengan cara mereka sendiri. Mereka habiskan sore ini dengan menikmati pemandangan pantai yang dihiasi oleh matahari yang hampir terbenam.

"Oppa." Panggil Yoojung memecahkan keheningan diantara mereka.

"Apa maksud ucapan Oppa tadi?" tambah Yoojung membuat Kyungsoo menoleh.

Kyungsoo menatap mata Yoojung, membuat gadis itu tak bisa berkutik lagi dengan tatapan Kyungsoo. Kyungsoo mendekatkan wajahnya. Saat ini mungkin wajah mereka hanya berjarak 5 cm. Mereka dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain yang semakin tak teratur. Entah apa yang ada dipikiran Yoojung saat ini, dia perlahan menutup matanya. Beberapa detik kemudian, dia merasakan kehangatan di bibirnya. Ya, tepat saat itu Kyungsoo menempelkan bibirnya di bibir Yoojung. Yoojung meremas jaketnya. Dia merasakan ada getaran pada dirinya, begitupun dengan Kyungsoo.

'Aku menyukaimu' ucap Kyungsoo dalam hati.

What is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang