Chapter 4

623 64 0
                                    

"Oppa, ini kan bukan jalan ke rumah?" tanya Yoojung tiba-tiba saat mengetahui jalan yang mereka lalui bukanlah jalan menuju rumahnya.

"Aku akan membawamu ke suatu tempat." Balas Kyungsoo.

"Kemana?" Yoojung mengerutkan dahinya. Kyungsoo hanya tersenyum.

Mobil kyungsoo memasuki sebuah perkampungan yang begitu sepi. Entahlah, bisa dibilang perkampungan atau tidak. Pasalnya, rumah penduduk sangat jarang, yang hanya adalah padang ilalang. Dan semakin jauh, yang ada hanyalah perkebunan yang sunyi dan gelap. Hal ini membuat Yoojung bergidik sendiri. Apakah Kyungsoo akan berniat jahat kepadanya? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.

Tak lama kemudian, mobil mereka akhirnya berhenti di sebuah bukit. Perasaan gelisah Yoojung sekarang tergantikan oleh rasa kagum dengan pemandangan yang dia lihat saat ini. Dari atas bukit, dia dapat menikmati pemandangan kota pada malam hari yang dihiasi oleh cahaya lampu.

"Bagaimana? Apakah kau pikir aku akan berniat jahat kepadamu?" tanya Kyungsoo diikuti tawanya.

"Anio, Oppa. Bagaimana mungkin aku berpikiran jelek terhadapmu?" elak Yoojung. Namun, dalam hatinya Yoojung berpikir bagaimana Kyungsoo bisa mengerti isi pikirannya saat itu.

"Ayo kita keluar." ajak Kyungsoo.

"Apakah tidak apa-apa, Oppa? Bagaimana jika ada orang yang melihat kita?"

"Bagaimana mungkin di tempat seperti ini ada orang yang berkeliaran? Tenang saja. Tidak aka nada orang, aku sudah sering kemari." Jelas Kyungsoo kemudian turun dari mobil.

Kyungsoo menyenderkan badannya di depan mobil. Sementara Yoojung ikut keluar dari mobil dan berdiri di samping Kyungsoo. Untuk saat ini tidak ada percakapan diantara mereka. Yoojung dan Kyungsoo masih sama-sama menikmati pemandangan yang disuguhkan di depan mereka sambil merasakah desiran angin yang begitu menenangkan.

"Kau lihat? Dari sini kau juga bisa melihat bintang-bintang. Sungguh indah bukan?" Ucap Kyungsoo menoleh ke Yoojung

Yeoja itu langsung menengadahkan kepalanya. "Iya, Oppa. Tempat ini benar-benar sempurna."

"Apakah Oppa sering kesini?" tanya Yoojung.

"Aku selalu kesini sendirian saat aku merasa jenuh." Jawab Kyungsoo. "Di sini aku merasakan ketenangan. Jauh dari keramaian kota, jauh dari kejaran fans dan paparazzi, dan jauh dari segala aktivitas yang membuatku pusing. Disinilah tempat yang paling pas untuk lari sejenak dari semua kenyataan ini."

"Kau tahu, Yoojung? Kadang aku merasa lelah dengan semua ini. Aku menyadari menjadi idol group dan actor tidaklah mudah. Namun, aku selalu memikirkan keluarga dan orang-orang yang menyayangiku, yang telah memberikan dukungan sepenuhnya padaku, terutama untuk semua fans. Mereka yang selalu menguatkanku. Dan, aku harus benar-benar memperjuangkan cita-citaku dari kecil untuk menjadi penyanyi terkenal." Tambah Kyungsoo diikuti oleh senyuman dibibirnya.

Yoojung mendengarkan dan menyimak curhatan Kyungsoo dengan seksama. Tak sedetik pun dia menoleh, matanya hanya tertuju pada Kyungsoo

"Aku tahu, Oppa. Aku juga sering merasakan hal itu. Tetapi, aku selalu merasa bahwa apa yang aku lakukan selama ini masih belum cukup. Kita masih muda, dan masih banyak yang kita dapat lakukan lebih baik. Dan memang benar, keluarga adalah satu-satunya yang membuatku bertahan sampai saat ini." Ucap Yoojung.

Yoojung tanpa sadar memegang tangan Kyungsoo perlahan. Seketika Kyungsoo menolehkan pandangannya ke arah Yoojung. Mata mereka bertemu. Perasaan itu muncul lagi. Perasaan yang sampai sekarang mereka tidak tahu itu perasaan apa. Kyungsoo merasa ingin selalu di samping Yoojung, dia ingin sekali melindungi yeoja itu. Sementara Yoojung, baru kali ini dia bisa merasa nyaman saat berada di samping namja selain kakaknya sendiri. Mereka selalu berpikir bahwa perasaan yang mereka miliki hanyalah perasaan wajar antara kakak dan adik.

Yoojung sadar dengan lamunannya, kemudian melepaskan genggamannya. Suasana menjadi canggung. Yoojung ingin mengakhiri kecanggungan ini, namun di bingung harus berkata atau berbuat apa.

"Oppa, lain kali kalau kau ke sini, kau juga harus mengajakku. Kadang, sendirian itu tidak baik. Kau harus membawa seseorang untuk menemanimu. Jadi, kau bisa membagi keluhanmu dengan orang lain. Mungkin saja aku bisa membantu." Ucap Yoojung.

Kyungsoo langsung tertawa dan malah membuat Yoojung bingung.

"Ternyata dongsaengku satu ini, bijak sekali." Balas Kyungsoo yang tidak berhenti tertawa.

Yoojung memajukan bibirnya. "Apakah Oppa meremehkan aku? Iya, aku tahu aku masih berumur 16 tahun."

"Aisshhh, apakah kau marah padaku, Jungie? Maafkan, Oppamu ini. Aku kan hanya bercanda."

Kyungsoo memperlihatkan wajah melasnya di depan Yoojung. Melihat wajah Kyungsoo, Yoojung tak bisa menahan tawanya. Akhirnya mereka tertawa bersama.

**

Mobil Kyungsoo berhenti tepat di depan rumah Yoojung. Dengan memakai topi dan kacamatan hitamnya, Kyungsoo mengikuti Yoojung masuk ke rumah Yoojung.

"Annyeonghaseyo, eommonim. Saya Do Kyungsoo." Sapa Kyungsoo pada ibu Yoojung/Mrs. Kim sambil membungkukan badannya .

"Apakah kau anggota EXO?" tanya Mrs. Kim tiba-tiba. Dia begitu terkejut dengan kedatang Kyungsoo.

"Ne eommonim. Ternyata anda mengenali saya." Jawab Kyungsoo.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengenali idol group paling terkenal di Korea Selatan. Yoojung, sejak kapan kau berteman dengan anggota EXO?" Ucap Mrs. Kim

Yoojung dan Kyungsoo hanya tersenyum menanggapi perkataan Mrs. Kim.

"Apakah kau tidak mau mampir ke dalam, Kyungsoo?" tambah Mrs. Kim

"Saya ingin sekali, eommonim. Tetapi, saya harus segera pulang karena besok pagi harus terbang ke Jepang untuk konser hari Sabtu ini." Jelas Kyungsoo.

"Ahh, aku tahu kau sangat sibuk sekali. Mungkin lain kali kau harus mampir dan ikut kita makan malam." Kata Mrs. Kim

"Ne eommonim. Maafkan aku membawa Yoojung pulang malam." Kyungsoo membungkukkan badannya.

Kyungsoo segera berpamitan dengan Yoojung dan ibunya. Yoojung mengantar Kyungsoo sampai ke mobilnya.

"Hati-hati, Oppa! Sukses untuk konsermu." Ucap Yoojung sebelum Kyungsoo masuk ke dalam mobilnya.

"Terimakasih, Jungie. Aku janji kalau aku ada waktu, nanti aku sempatkan mampir ke rumahmu lagi." Jawab Kyungsoo. Kemudian dia masuk ke dalam mobilnya. Dia menyalakan mobilnya dan membuka kaca mobilnya.

"Oh ya, lain kali juga maukah kau keluar bersamaku lagi?" tanya Kyungsoo lagi.

"Tentu, Oppa. Kau boleh cerita apapun padaku. Aku sebagai dongsaengmu yang baik hati, akan selalu siap menemani dan mendengarkan keluh kesahmu, Oppa." Jawab Yoojung diikuti oleh tawa dari keduanya.

Saat ini, Kyungsoo harus benar-benar meninggalkan Yoojung, meskipun sebenarnya dia masih merasa berat untuk meninggalkan dongsaeng barunya itu. Dia sangat merasa nyaman ada di dekat yeoja itu. Dengan berat hati dia menutup kaca mobilnya dan melambaikan tangannya pada Yoojung.

Mobil Kyungsoo mulai melaju meninggalkan Yoojung yang masih berdiri sendirian di depan rumahnya. Dia terus melambaikan tangannya sampai mobil Kyungsoo sudah tak terlihat lagi, dan akhirnya dia masuk ke dalam rumah dengan senyuman yang terus terukir di bibirnya.

**

What is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang