Main casts from left to right : Do Kyung Soo as Park Ryeon, Kim Seol Hyun as Kim Hyerin, Lee Hyun Woo as Lee Taejin.
OST for this chapter : IU - Knees
***
"Kau!" Hyerin berteriak kencang sekuat tenaga. Air matanya tak lagi dapat ia tahan. Ia pun luruh dalam kenyataan pahit bahwa kakaknya telah benar-benar berubah menjadi sosok keji tak berperasaan.
"Kenapa kau melakukan ini ... semua?! Kau membunuh mereka, Kak!" Hyerin tetap berteriak meski suaranya serak. Air matanya tetap luruh membasahi pipinya yang luka lebam.
Ia terduduk di atas tanah. Mengepalkan kedua tangannya erat di atas paha, terisak sekencang-kencangnya sebagai bukti bahwa ia terluka. Sungguh, ia tak percaya ia dapat melihat kakaknya melakukan hal sekeji ini. Sosok kakak yang ia banggakan, sosok kakak yang baik hati dan selalu ia jadi panutan, semua sirna dalam waktu tak lebih dari dua puluh empat jam.
"Kupikir kau mengingatku ... mengingat kita," lirih Hyerin, "namun nampaknya kau tidak."
"Berhenti berceloteh, Hyerin! Kau bahkan bukan adikku, lagi!" Taejin berteriak dekat dengan telinganya, seakan mampu membuat Hyerin tuli saat itu juga. Namun bagaimana pun, telinganya memanglah sudah tuli. Ia tak lagi dapat mendengar suara gembira kakaknya saat mereka masih kecil ... atau ceramahan kakaknya ketika ia malas belajar.
Hyerin mendongak sepersekian detik, menatap manik mata Taejin dalam. Matanya merah dan bengkak karena menangis. Terlihat keputusasaan dan kekecewaan yang tergambar jelas di sana.
"Tapi kau tetap kakakku! Kau itu Katazura Ryuusei, bukan Lee Tae Jin!" teriak Hyerin penuh luka di depan wajah Taejin.
Pemuda itu membelalakkan mata birunya. Ia dapat melihat dengan jelas kedua mata biru samudera itu terluka parah. Kekecewaan tergambar jelas di sana, bahkan tak lagi terlihat kehidupan. Hanya ada luka.
"Kak, ayo kita ke taman itu! Bukankah taman itu baru dibuka?" seorang gadis kecil mengamit tangan seorang anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya. Gadis itu terlihat sangat imut dengan mata birunya yang cerah dan rambut hitam panjang yang tergerai. Sedangkan anak laki-laki yang disebutnya kakak tampak diam melihat tempat itu.
"Tidak bisa, Azu! Kita harus belajar," sang kakak menolak permintaan gadis kecil itu, membuatnya mengkerucutkan bibir lucu.
"Ayolah, hanya satu kali ini!" pintanya dengan wajah memelas. Belum sempat kakaknya menjawab, ia langsung berlari ke taman bermain itu dan duduk di atas sebuah ayunan.
Si kakak hanya menghela napas berat, lalu menatap senja yang mewarnai langit kali ini. Setelahnya, ia memutuskan untuk mengikuti adiknya ke taman bermain yang sepi itu.
Taejin berjalan menjauh. Matanya yang tadinya terlihat dingin, kini berganti dengan sorot pertanyaan sekaligus kaget. Ia melihat bayangan masa lalunya bersama Hyerin, atau adik kandungnya. Azusa.
"Sampai kapanpun, Kak. Sampai kapanpun, kau tetap ... kakakku."
"Argh!" Taejin memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Hyerin langsung meredakan isakannya dan menoleh ke Taejin dengan pandangan bingung.
"Meski kau berubah sekali pun, aku akan tetap menyayangimu, Kak Ryuusei ...."
"Hentikan!" Taejin memejamkan mata untuk menahan rasa sakit yang terus mendera kepalanya. Lalu setelahnya, ia meraih pistol yang tergeletak di lantai.
"Kau ... harus mati, Azusa. Aku telah menonaktifkan chip pembaca di otakmu, sehingga aku yakin kau takkan pernah dengar apa yang aku pikirkan tentangmu," ucap Taejin seraya menyeringai, lalu menodongkan pistolnya tepat di kepala Hyerin.
"Jadi ..., itu sebabnya aku tak mendengar apapun?" Hyerin bertanya pelan, menatap kakaknya nanar dan takut.
"Tentu saja," Taejin bersiap untuk menarik pelatuk, "bahan eksperimen sepertimu sekarang pantas untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini, Azuー"
"Jauhkan tangan kotormu dari dia."
Kedua manusia itu menoleh kaget. Suara dingin seorang pria menginterupsi mereka, memotong ucapan Taejin.
"Ren!" seru Hyerin dengan nada sangat lega, "akhirnya!"
Taejin berdecih. Sesaat kemudian, ia menjauhkan pistolnya dari Hyerin dan malah menodongkannya ke hadapan Ren.
Belum sempat Taejin menarik pelatuk, tangannya dikibas Ren keras sehingga pistol yang ia genggam terlempar ke tanah. Setelahnya, Ren menarik kerah bajunya lalu memukul wajah tampan itu.
"Sekarang aku tahu siapa yang seharusnya bertanggungjawab atas kematian orangtuaku," desis Ren sebentar sebelum ia kembali melayangkan pukulan keras di pipi kiri Taejin, "tapi aku harus menghabisimu karena tindakanmu membunuh!"
Taejin terjembab ke tanah. Ia menggertakkan gigi, wajahnya kini penuh lebam. Kedua alisnya menyatu, memberikan mimik membunuh.
Hyerin hanya dapat menatap kedua pemuda itu nanar dari pojok ruangan. Cahaya remang-remang tanpa adanya jendela ataupun ventilasi membuat keduanya tampak begitu menyeramkan. Meskipun begitu, Hyerin sedikit lega karena ada Ren yang menyelamatkannya.
Kemenangan Ren rupanya tak lama. Taejin kembali bangkit, meski dalam keadaan tertatih-tatih. Ia menatap Ren tajam, lalu meninju perut pemuda itu tanpa ampun. Setelahnya, ia menarik kerah kemeja Ren dan menghabisi wajahnya.
"Kau pikir kau siapa ikut campur urusan aku dan adikku?" Taejin berdecih tepat di depan wajah Ren, "urusanmu hanya mencari tahu soal Dongjin, ya 'kan? Ia sudah mati!"
Baik Ren dan Hyerin terbelalak. Keduanya menatap sosok yang berbicara itu tak percaya.
"A-apa katamu?"
Taejin menyeringai. "Dan kau tahu siapa yang membunuhnya? Aku! Aku, Park Ryeon! Berapa pasal lagi yang kau butuhkan agar bisa menuntutku di pengadilan?" Ia melayangkan sejumlah pukulan lagi ke wajah Ren, "tapi aku takkan membiarkanmu melakukannya. Kau akan mati lebih dulu bahkan sebelum kau menjebloskanku, Park Ryeon."
Ia menghempaskan tubuh Ren yang tak berdaya, lalu meraih pistolnya yang tadi terhempas. Ia mengarahnya pistol itu tepat ke tubuh Ren, dan langsung menarik pelatuknya.
Ren belum sadar akan hal itu karena ia berada di ambang batas kesadaran. Wajahnya berdenyut hebat, kepalanya pusing, dan perutnya benar-benar terasa nyeri.
Namun tak lama setelah itu, seseorang meneriakkan namanya penuh pilu. Dan ia merasa tubuhnya direngkuh seseorang.
"H-Hyerin ...?"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/44540460-288-k721188.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Chapters in Mystery
Mystery / ThrillerDalam sepuluh bab, penulis akan menceritakan kisah Park Ryeon, seorang agen mata-mata Korea Selatan yang ditugaskan untuk mencari mafia buronan seluruh dunia; Lee Dong Jin. Lewat perantara Kim Hye Rin, ia berusaha keras mengorek informasi soal mafia...