Part 3

43.7K 2.5K 24
                                    

Savior POV

Damn! Pria itu benar-benar membuatku dan Ben emosi. Secepat kilat aku pergi melesat kehadapan mereka. Aku sudah tidak tahan lagi, Ben di kepalaku sudah meraung-meraung kesal. 'Cih sialan lelaki ini, Bahkan dia tidak lebih tampan dari ku.' gumamku dalam hati .

"Lepaskan gadisku!." menggunakan Alpha toneku yang membuat siapa saja akan menunduk patuh.

"Siapa kau? Siapa yang kau sebut gadismu?." Jawab pria itu.

"Dia, dia ini gadisku. Jangan pernah menyentuhnya." kataku mengintimidasi sambil menunjuk mateku.

"Apa maksudmu menyebutnya gadismu? Hey Appro apa kau kenal dengan dia?." Ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Hah? Tidak, aku tidak mengenalnya sama sekali Jerr, bertemu saja baru tadi." jawab gadisku dengan polosnya membuatku sedikit menggeram.

"Dasar orang gila. sudah ayo kita pulang Appro." kata pria itu dan menarik tangan gadisku untuk menjauh.

Ck sial kau pikir semudah itu lepas dariku? Tidak! Kita lihat nanti .

----

Eints POV

Ah, aku sangat kaget melihat pria itu tiba-tiba ada di depanku dan Jerry. Apakah dia superhero yang memiliki kekuatan super dan bisa berpindah tempat secepat itu?.

"Lepaskan gadisku!." Kata pria itu.

Tunggu? Gadisku? Siapa maksudnya? Aku? Orang gila, kapan aku menjadi kekasihnya?.

"Siapa kau? Siapa yang kau sebut gadismu?." Jerry bertanya dengan menahan marah ku rasa.

"Dia, dia ini gadisku. Jangan pernah kau mencoba untuk menyentuhnya."

Kata pria itu sambil menunjuk ke arahku. Tunggu siapa sih orang ini, seenaknya saja bilang aku gadisnya.

"Apa maksudmu menyebutnya gadismu? Hey Appro apa kau kenal dengan dia?." Tanya Jerry kepadaku.

"Hah? Tidak aku tidak mengenalnya sama sekali Jerr, bertemu saja baru tadi." jawabku tersadar dari lamunan.

"Dasar orang gila. sudah ayo kita pulang Appro." Jerry menarik tanganku dan membawaku pulang, aku melihat tatapan pria itu sendu bercampur kesal dan sepertinya ia menggeram?.

----

Akhirnya aku sampai di apartemenku yang sederhana ini. Aku langsung menuju kamar mandi dan merendam tubuhku di dalam bathup dengan air hangat dan tidak lupa dengan sabun cair beraroma anggrek yang sangat aku sukai.

Tiga puluh menit sudah aku berendam, aku membilas badanku dan keluar dengan lilitan handuk di tubuhku.

Aku mengambil baju tidur berwarna hijau muda. Hari ini sangat melelahkan, apalagi tadi bertemu dengan lelaki tidak jelas itu. Membuatku semakin lelah, tetapi dia tampan dengan mata coklat legamnya dan... err bibirnya yang sexy? Uhh membuatku... ah apa yang kau pikirkan Eints. Lebih baik aku tidur karna besok juga aku ada matakuliah Mr.Renzzy aku tidak mau di hukum karena terlambat.

Sudahlah lebaik aku memejamkan mataku sekarang dan melupakan masalah yang terjadi tadi siang.

.

.

.

.

.

Sementara di kediaman Savior

"YOSEEEP!!!!." Teriakku memanggil yosep betaku.

"Iya ada apa Alpha?." Jawabnya dengan sopan.

"Carikan aku data mateku yang lengkap!. Einsten Appro Lousie namanya." Titahku dan langsung di jawab dengan anggukkan oleh Yosep.

"Baik Alpha saya permisi" katanya sambil menunduk hormat.

"Silahkan" kataku .

.

.

.

.

.

"Kau harus membawanya kesini secepat mungkin Sav!." Kata ben di dalam pikiranku .

"Iyaaa ben kau harus sabar, aku juga sedang berusaha mendapatkannya dan menjadikan ia mate kita sepenuhnya." jawabku kepada ben.

"Baiklah jika kau tidak membawanya, aku akan menghancurkan tubuh ini." ancam ben mengingatkanku.

"Sudahlah diam Ben, aku ingin menenangkan diriku dulu." ucapku dan langsung memutuskan mindlink ku dengan Ben.

Apa yang harus ku lakukan untuk membawa mateku kesini. Apa aku harus meminta bantuan Renzzy? Sepertinya hanya dia yang bisa membantuku saat ini.

"Renzzy bisa kau ke ruanganku sekarang?."

"Baik Sav, lima menit lagi aku sampai."

"Aku tunggu, aku ingin membicarakan hal penting denganmu."

"Tentang mate mu?."

"Iya, cepat dan jangan membuatku menunggu."

"Tidak usah cerewet."

Renzzy memutuskan mindlink kami secara sepihak, dasar anak itu benar-benar menyebalkan.

-----

Aku sudah menunggu lebih dari lima menit dan Renzzy belum datang?, Anak itu memang suka mengulur waktu membuatku kesal.

Tok tok tok

Pasti itu dia, "Masuk." titahku .

"Ada apa kau memanggilku? Ada hal penting apa tentang mate mu?."

Tanyanya dengan muka polos tidak ada rasa bersalah. Jika saja dia bukan adikku, kupastikan dia sudah kehilangan tangan kanannya karena sudah membuatku menunggu.

"Kau bisa membantuku mendekatkan ku dengan mateku?." Kata ku sedikit memohon padanya.

"Apa? Kau ini kan Alpha masa begini saja kau meminta bantuanku? Kau ini lelaki Savior." katanya dengan tegas.

Sialan adikku ini, aku meminta bantuannya saja dia tidak mau.

"Aku bingung bagaimana cara mendekatkannya padaku Ren." ucapku frustasi.

"Kau tinggal berpurapura menjadi mahasiswa di kampus dan mendekatinya seperti lelaki pada umumnya Sav, lagi pula kau tidak terlalu kelihatan tua." katanya memberikan saran. Ini mah mengejek bukan memberi saran.

"Hm.. baiklah boleh juga saranmu, aku akan berpura-pura. Mulai besok misi ini akan berjalan. Terimakasih Ren." ucapku kepada adikku ini.

"Selalu Alpha." ucapnya sambil membungkuk.

Aku tau dia menggodaku dasar bocah kurang ajar. Dia langsung pergi meninggalkan ruanganku ketika ia lihat aku sudah menatapnya tajam.

'Baiklah nona cantik besok kita akan menjadi sepasang kekasih.' gumamku.









Haihaihaihaaaiiiii . Trimakasih telah mau membaca cerita gw . Jangan lupa vote dan comment yaaa . Gw butuh masukkan kalian sumpah :(((((

-pluse

The Posesive Alpha And The Little Luna [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang