Langit mulai meredup, matahari yang kini tengah berangsur pulang, sepoian angin sore membuat daun-daun pohon mangga di depan rumahku melambai lembut.
"Assalamualaikum!" Ucapnya mengagetkanku
"Walaikum salam!" Jantungku seperti tersentak saat aku tahu Ka Halim lah yang datang
"Silahkan duduk ka!" Ucapku gagu
"Ini, ka halim mau memberikan ini!"Ucapnya ketika telah duduk dan menyerahkan sebuah kertas putih yang terlipat rapi
"Apa ini?"
"Itu undangan menjadi panitia Isra Mi'raj. Ba'da isya nanti datang ya ke musholla."
"InsyaAllah"
"Ya sudah ka halim pergi dulu, masih banyak undangan yang belum tersebar. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Ada dua hal yang bergejolak dalam hatiku datang atau tidak ke tempat itu.Ternyata pertemuan dua hari yang lalu merupakan awal dari pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Tak aku kira kisahku dengannya tak berhenti justru kini akan berjalan kembali. Entah apa yang terjadi nanti, aku berharap inilah kisah terbaik untukku.Mengapa rasa yang dulu telah terkubur jauh, terkubur Oleh jarak dan hampir saat pergi kini justri datang kembali hanya karena pertemuan beberapa detik itu. Akankah hatiku merasa kecewa kembali? Seperti saat pertama kali aku mencintainya, akankah sekarang kisahku sama. Mencintainya dalam diam adalah hal terbaik namun menyakitkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar CintaNya
SpiritualEntah berapa kali aku jatuh cinta dan berapa kali juga cinta itu harus bertepuk sebelah tangan. sudah biasa memang, setiap saat harus menata hati. Membuang dan berusaha move on. Tak seperti biasanya, kali ini aku sangat sulit untuk move on. pertemua...