Pernikahan

2.9K 131 0
                                    

Hari ini aku menggunakan gamis tosca muda dengan kerudung panjang warna senada. aku langkahkan kaki menuju tempat yang sudah dihias sedemikian rupa. janur kuning melengkung menyambut undangan yang datang . Raut gembira terlihat jelas disetiap wajah yang hadir di tempat itu. Pandanganku langsung tertuju pada sepasang insan yang kini telah sah dipersatukan oleh Sang ilahi. Ah kebahagiaan meluap dari senyum yang tak pernah putus melayani setiap tamu itu. Kedatanganku disambut oleh para rekan remaja musholla dan masjid. Pelukan hangat mereka suguhkan. tapi ini untuk akhwat looh. Ah aku rindu sekali dengan mereka empat tahun sudah aku tak bertemu mereka. Ternyata mereka masih mengingatku. setelah lama bercengkrama aku memutuskan untuk menemui sepasang insan yang sedari tadi menarik perhatianku.

"Selamat ya ka, semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawadah dan Warrahmah. " Ucapku saat menyalami kedua pengantin
"Iya sama-sama rai, kapan nyusul?"
"InsyaAllah kalau Allah sudah datangkan jodoh untukku."

Setelah menyalami kedua pengantin aku kembali kepada sekelompok muda-mudi yang sangat aku rindukan. Empat tahun berhasil sudah aku lupakan dan buang sampai keakar-akarnya perasaanku pada ka Halim. Buktinya aku ikut bahagia dengan pernikahan ka Halim. Ya hari ini aku berada di pesta pernikahan ka Halim dengan seseorang yang belum aku kenal.

Ternyata ka Halim memang bukan jodohku. Aku ikhlas, karena aku yakin seseorang terbaik tengah dipersipkannya untukku.
" Waah ini anak siapa?" Tanyaku pada gadis mungil yang sangat menggemaskan itu
"Itu anaknya mba Lisa mba"Jawab Mu'minah
"MasyaAllah, cantik sekali. mana mamahnya?"
"Mamah tuh sama ayah." Gadis itu menunjuk pada sesorang yang tengah berbincang dengan dua laki-laki. yang satu ka Harfan suaminya dan yang satu lagi ka Husein. Aku menyesal sangat menyesal saat pernikahan sahabatku aku tak bisa datang. Ah rupanya gadis mungil ini hasil dari pernikahan itu.

Aku segera melangkahkan kaki menemui mba lisa, rasa rinduku begitu besar pada sosok yang selama dua tahun menemani dan harus terpisah selama empat tahun .
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."Jawab mereka kompak
"Syirai? ini syrai?" Tanya mba lisa terkejut saat melihatku. Aku hanya jawab dengan anggukan. ah aku langsung memeluknya dan air mata pun tak bisa aku bendung. Aku terlalu rindu dengan mba Lisa
"Mbaa aku kangen sama mba"Ucapku
"Mba juga kangen sama kamu"
"Mas " Sapaku dengan melengkupkan tangan di dadaku
"Ka Husein" Hal yang sama aku lakukan pada ka husein
"Weeeh ini Syrai?" Tanya ka Husein heboh. Ka husein memang orang yang humoris. Dulu kehadirannya begitu penting untuk menciptakan suasana yang seru di setiap pertemuan remaja musholla. Dia tidak begitu berubah. tetap sama. namun hanya saja lebih berwibawa.
" Iya ka "
"Apa kabar?"
"Alhamdulillah baik ka."

Mengejar CintaNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang