Sebuah Kenyataan Pahit

3.9K 169 2
                                    

Malam senin seluruh remaja musholla berkumpul untuk mendiskusikan  kegiatan bulan ramadhan yang tak lama lagi akan datang. Aku duduk bersama rombongan akhwat. antara laki-laki dan perempuan  duduk terpisah.

rasanya hampir tak percaya aku telah menjadi anggota remaja musholla, Alhamdulillah suatu hal yang sangat luar biasa. Satu jam sudah diskusi berjalan, dengan berbagai pendapat yang terlontar dari masing-masing anggota. Akhirnya menghasilkan tiga keputusan yaitu tadarrus setiap malam selama bulan ramadhan dan mengadakan buka puasa bersama setiap satu minggu sekali dan jadwal adzan serta bilal selama bulan ramadhan untuk remaja laki-laki.

Seusai rapat selesai, kami tidak langsung bubar melainkan berbincang sebentar. Mataku tak sengaja melihat Ka halim sedang bersama salah satu temanku. Mereka terlihat sangat seru dan temanku memegang hp ka Halim. Entah apa yang dilihatnya, sesekali mereka tertawa ketika temanku menunjukan penemuannya di hp Ka Halim. Ah ada apa dengan hatiku. Mengapa merasa sangat tidak nyaman melihat kedekatan mereka? Cemburu kah aku? Entah apapun rasa itu aku hanya ingin cepat-cepat pulang dan menenangkan hatiku.

Sekali lagi mungkin akan patah, sadar aku pun sadar sejak awal ketika memutuskan untuk mencintainya maka aku harus siap dengan segala konsekuensi apapun itu.

Tapi entah mengapa hatiku sulit untuk berpaling.

******
Disaat yang lain tengah tertawa bersama candaan mereka, aku hanya terdiam menikmati rasa yang tak nyaman. Tiba-tiba ka Halim duduk di sampingku dengan jarak yang cukup dijaga. bahkan dengan jarak seperti itu jantungku masih saja belum bisa bekerja dengan degupan yang normal. Berharap Ka Halim tak mendengar degupan itu.
"Hi, Rai"
"Halo , ka"Jawabku membalas sapaan dan senyumannya.
"Oh iya, kamu kerja ditempat itu?"
"Iya ka." Jawabku kaku
" Gimana bisa kerja disitu?"
"Itu loh ka dapet info dari ibu Ratna, tahu kan? Ya udah aku langsung ngajuin lamaran aja. Eh Alhamdulillah langsung diterima. Ka Halim sendiri ngapain waktu itu?"
"Oh Gitu, Kan kantor kamu sama kantornya kakak itu saling berhubungan. Jadi ya harus kesana deh."
"Oh gitu."
"Oh iya, kenal sama mba Sofia engga?"
"Oh iya kenal ka." Jawabku antusias
"Kakak tuh suka sama dia Rai, Cantik ya Orangnya?"
"Cieeee Iya ka, aku aja kagum sama dia. Cantik dan alim"Jawabku sambil meledek ka Halim, walau taulah bagaimana keadaan di dalam hatiku yang kecewa. Rasanya pengen nangis.
"Iya, tapi sayang dia mau nikah kan?"
"Oh iya ka, mau nikah sama anaknya salah satu pejabat gitu."
"Waduuuuh kakak patah hati, ditinggal nikah. hahaa" Ucap Ka halim setengah tertawa menertawakan nasibnya yang kurang beruntung
"Hahaaa sabar ka."

Aku rindu dengan suasana ini, rindu dengan senyumnya, tawanya yang sudah 2 tahun lebih tak aku lihat.

Seandainya kau tahu ka, di dalam sini ada aku yang menungumu.. aiiih

Mengejar CintaNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang